Typo bertebaran....
Pintu bercat putih itu terbuka diiringi suara khasnya,isi dari rumah itu tak ada perubahan,semua masih sama.
Rena memasuki rumah mendiang omanya dan bergegas menuju kamarnya dilantai dua.
Memang jika bukan permintaan dari mendiang omanya sendiri,ia tak mau meninggali rumah penuh kenangan ini.
Tapi ia tak punya pilihan lain,daripada ia harus tinggal bersama kakak dan papanya yang entah mengapa sangat membencinya.
"Hah...hidup gini amat perasaan." gumamnya sambil membaringkan dirinya diatas kasur kamarnya.
"Untung ada bi Inah yang bantu bersihin rumah,kalo nggak bisa patah nih tulang bersihin rumah segede ini." bi Inah adalah pembantu dirumah oma Rena yang sangat mengabdikan hidupnya dikeluarga Rena.
Sebenarnya hidup Rena nggak ngenes-ngenes amat,karena omanya meninggalkan harta kekayaannya untuk Rena dan juga ayahnya yang selalu mengiriminya uang,tapi buat apa harta berlimpah kalau ia hanya tinggal sendiri?untung masih ada bi Inah yang ikut tinggal dirumah ini.
Rena teringat akan satu hal,lalu dengan cepat ia bergegas keluar rumah.
"Bi,Rena pergi dulu ya." ijin Rena kepada bi Inah yang sedang menyirami tanaman dihalaman rumah oma.
"Iya non,hati-hati." balas bi Inah yang hanya disenyumi oleh Rena.
******
Rena keluar dari taksi,ia memandangi rumah megah yang ada dihadapannya.
Ada sedikit percikan kesedihan dihatinya memingat sang ayah yang tak pernah menganggapnya dan selalu membanggakan sang kakak,Revan yang lebih tua dua tahun dari Rena.
Sebenarnya ia malas melangkahkan kakinya memasuki rumah itu,tapi apaboleh buat,ia harus mengambil seseuatu miliknya.
Tangannya bergerak membuka pintu megah itu dan memasukinya,para pelayan yang dilewatinya menunduk hormat kepadanya tapi Rena hanya memasang wajah datar.
"Ren,kamu pulang?" ucap seorang pemuda melihat sang adik yang pulang kerumah setelah sekian lama pergi.
"Nggak usah sok peduli." ucap Rena dingin tanpa melihat kearah kakaknya dan bergegas memasuki kamarnya yang terletak disebelah kamar Revan.
Sedangkan Revan hanya memasang raut sedih melihat sikap dingin sang adik.
Rena membuka laci meja disebelah ranjangnya,ia mengambil salah satu kunci mobil disitu,ia memilih kunci mobil kesayangannya yang berjenis lamborghini aventador berwarna putih.
Setelah menemukan kuncinya,ia keluar dari mansion rumah itu menuju garasi rumah untuk mengambil mobilnya.
"Ren,kamu mau kemana lagi?" ucap Revan memegang tangan Rena saat Rena hendak memasuki mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tomboy Girl
Teen Fiction"Apaan sih njir,nanya melulu dari tadi!!" "Dih,kang siomay aja disensiin,pantes jomblo dari lahir." "Elu ngatain gue?ngaca nyet!emang situ nggak jomblo?" "Gue tuh bukannya jomblo,tapi gue terlalu indah untuk dimiliki." "Najis!" ini bukan hanya tenta...