Typo everywhere...
Srett!!!!
Bruk!1 detik...
2 detik...
3 detik...Dengan mata terpejam,Rena menunggu dirinya terjatuh mencium lantai,tapi kenapa ia tidak merasakan sakit apapun?yang ada justru sesuatu yang kenyal menempel di keningnya,apa yang terjadi?
Rena mulai membuka matanya perlahan,rasanya seperti mimpi saja,Alvin sedang mencium keningnya?
Dengan cepat Rena melepaskan diringa dari pelukan Alvin sambil memegangi keningnya yang tercium oleh Alvin,sementara Alvin hanya tersenyum miring.
"Kenapa dilepas?lo sengaja pengen gue cium kan?" tanya usil Alvin.
"A-apaan?ng-nggak kok!s-siapa juga y-yang mau dicium lo!pasti lo nya yang sengaja mau nyium g-gue!!" elak Rena,toh ia berkata jujur.
"Ren...Ren...lo tuh lucu ya kalo salting,bikin gue gemes aja." ucapnya sambil mencubit pipi Rena dan tertawa.
Sementara Rena hanya cemberut dan berlalu meninggalkan Alvin sambil masih memegangi keningnya dan tak lupa dengan kedua pipinya yang sedikit memerah.
Setelah melihat kepergian Rena,Alvin memerosotkan tubuhnya terduduk dilantai bersandar pada rak buku dibelakangnya sambil memgangi dadanya.
"Hah...untung nggak ketahuan kalo gue juga syok parah,duh mana jantung gue detaknya kenceng lagi,kedengeran nggak ya?ah...udahlah bodo amat!" racaunya sambil mengacak rambutnya,sedetik kemudian senyum tipis terbit diwajah tampannya.
Ia memegangi bibirnya,sambil sesekali tersenyum,entah kenapa hatinya seperti sedang berbunga-bunga dan enggan melepaskan pelukannya.
"Wah udah gila nih gue,ya kali gue suka sama mak lampir,tapi kok...rasanya nyaman juga deket dia..." gumamnya sambil melamun.
"Eit!!kok gue jadi mikirin si belagu sih?wah nggak beres nih otak gue!!" kesalnya saat sudah tersadar dari lamunan,dan melangkahkan kakinya meninggalkan perpustakaan,enggan berlama-lama diruangan itu,maklum dia paling anti dengan ruangan ini jika tidak sedang dalam keadaan kepepet.
******
Rena menatap dirinya dipantulan cermin kamar mandi sekolahnya,mengingat-ingat kejadian yang baru saja menimpanya.
Ia sesekali memegangi keningnya dengan pipi memerah.
"Wah nggak beres nih pikiran gue..." gumamnya.
"WHY HARUS ALVIN???" teriaknya frustasi.
"Kenapa nggak babang Yusuf tercintahhh???" rengeknya.
Ia membasuh mukanya tujuh kali dengan air,najis kali ye.
"Ck!kening gue udah nggak suci lagi kan?emang sialan tuh si Alvin." gumamnya sambil memandangi wajahnya dipantulan cermin kamar mandi,hingga seseorang mengejutkannya.
"Eh tenyata disini si pelakor?tumben banget nggak godain Alvin?" Rena hanya memutar matanya malas,ia tak mau melihat wajah orang itu sekarang.
"Kenapa diem?takut dimarahin sama bokap lo?apa takut sama gue?"
Rena tertawa geli,takut?dirinya?yang ada sekumpulan preman berlari terbirit-birit saat berhadapan dengannya yang sangat jago karate.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tomboy Girl
Teen Fiction"Apaan sih njir,nanya melulu dari tadi!!" "Dih,kang siomay aja disensiin,pantes jomblo dari lahir." "Elu ngatain gue?ngaca nyet!emang situ nggak jomblo?" "Gue tuh bukannya jomblo,tapi gue terlalu indah untuk dimiliki." "Najis!" ini bukan hanya tenta...