Typo bertebaran...!!
"Wah wah...apa aku sama Bianca bakal jadi sodara?"
Sontak saja Rendra berdiri dari kursinya sambil menatap Rena tajam.
"Apa maksud dari perkataanmu Rena?"
Melihat ada pergulatan hebat diantara kedua orang itu,Tamara pun maju hendak menghampiri Rena.
"Ah Rena sayang...tante disini cuman-"
"Jangan ikut campur tante ular!dan jangan pernah deketin gue,gue paling jijik kalo dideketin benalu hidup kaya lo!"
"RENA JAGA UCAPANMU!!" Rendra menggebrak mejanya keras.
"Apa?salah?anda saja yang buta tuan Rendra!sampai-sampai seseorang yang hebat sepertimu berhasil ditipu ular seperti dia." Rena tertawa remeh tak lupa tatapan dinginnya yang mampu membekukan orang saat melihatnya.
"Cukup!!kata-katamu sudah keterlaluan nona Renata!tindakan kurang ajarmu sama saja seperti ibumu yang tak tau malu itu!"
"Beraninya lo menyebut ibu gue nggak tau malu...LALU ANDA APA?SI HEBAT YANG BUTA KARENA ULAR?"
"Kau sungguh membuat keluarga ini malu Rena."
"Sejak awal memang anda pernah menggap kehadiran saya ada?!saya janji tuan Rendra yang hebat,saya akan pergi jauh dari kalian setelah mengungkap kasus ini." Rena berbalik hendak keluar dari ruangan yang selalu membuatnya jijik itu.
Belum sempat Rena menyentuh gagang pintu,tangannya ditahan oleh Tamara,tentu saja wanita itu memasang wajah yang amat sedih agar semua orang yabg melihatnya iba,namun bukan Rena namanya kalau sampai luluh dengan wajah itu,justru malah membuatnya semakin jijik.
"Tolong maafkan tante Rena...tante nggak tau apa salah tante...hiks...tante juga sebagai korban disini...suami tante juga menghianati tante dengan berhubungan dengan ibumu..."
Rena tersenyum remeh,berani sekali dia menuduh ibunya dan menyentuh tangannya.
Plak!
"RENA!!"
Dengan cepat Rena menepis tangan Tamara dan menampar pipi wanita itu.
"Jangan berani lo nuduh nyokap gue ular!gue bakal selidiki kasus yang sudah lo susun rapi selama hampir 20 tahun ini!!dan gue pastiin lo bakal nyesal ular!" Rena keluar dari ruangan itu dengan keadaan yang penuh akan amarah.
Ia memilih untuk pergi kesekolah,yah meskipun sudah terlambat 30 menit,lantas apa?menurut gadis seperti Rena itu sudah biasa.
***
"Hai...maling,masih belum bisa mengungkap kejadian lusa ya?" Bianca menghampiri bangku Rena dan teman-temannya yang ada dikantin.
"Kenapa?masih belum ada bukti?kasihan ya,udah nggak dianggap,jadi pelakor,eh sekarang jadi maling,udah miskin kali ya." teman segeng Bianca ikut menertawakan Rena.
"Bisa diem nggak sih lo?bacot mulu!" Rosa yang tak tahan akan hinaan Bianca berdiri dari posisi duduknya.
"Kenapa?nggak terima lo?oh iya lupa,kan lo udah jadi pesuruhnya Rena kan?dibayar berapa?" Rosa hendak memberi pelajaran terhadap Bianca namun tangannya ditahan oleh Rena.
"Pul...lo kadang kalo ngatain suka nggak mirror sih!" Rena kini berdiri berhadapan dengan Bianca dengan tatapan remehnya.
"Maksud lo apa?"
"Lo pura-pura nggak tau apa emang nggak tau sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tomboy Girl
Teen Fiction"Apaan sih njir,nanya melulu dari tadi!!" "Dih,kang siomay aja disensiin,pantes jomblo dari lahir." "Elu ngatain gue?ngaca nyet!emang situ nggak jomblo?" "Gue tuh bukannya jomblo,tapi gue terlalu indah untuk dimiliki." "Najis!" ini bukan hanya tenta...