Typo everywhere....
Rena baru saja selesai mengunci pintunya dengan malas,ia sesekali menguap,rasanya hari ini ia ingin tidur seharian dengan selimutnya yang hangat.
Entah kenapa hari ini terasa sangat dingin,entahlah mungkin karena cuaca yang sedang mendung-mendungnya.
Tiba-tiba seruan seseorang menyadarkannya dari lamunan.
"Lama amat lo!keburu telat nih!" Rena membelalakkan matanya tak percaya.
"Lo ngapain deh kesini?" Rena menghampiri Alvin yang sudah duduk manis diatas motor sport nya,dengan hoodie dan helm yang berwarna hitam.
"Nggak usah banyak tanya,mending lo naik kemotor gue,terus berangkat." titah Alvin.
"Dih!ogah amat!apaan lo?mau modus?"
"Ck!yaudah sih kalo nggak mau,ntar kalo dihadang sama anak geng Tengkorak bukan urusan gue." ucap Alvin santai sambil menstater motornya.
"Emang beneran bakal dihadang gue?" tanya Rena ragu.
"Jelaslah,secara lo udah bikin mereka babak belur dan pastinya wajah lo udah keliatan sama mereka semua." jelas Alvin.
"Jadi gimana mau ikut nggak?mumpung baik nih gue!" lanjut Alvin sambil menyerahkan sebuah helm putih.
"Ck!iyadeh!" tanpa berpikir dua kali,Rena langsung menyambar helm itu dan menaiki motor Alvin.
"Pegangan!" titah Alvin.
"Ogah!paling lo mau modus!" sinis Rena yang membuat Alvin geleng-geleng kepala.
"Terserah sih!" Alvin pun langsung tancap gas menuju sekolah mereka.
******
Motor sport hitam Alvin terlihat memasuki parkiran sekolah seperti biasa,ia pasti menjadi pusat perhatian,tapi yang membuat semua mata terkaget adalah kehadiran sosok yang selama ini menjadi musuh abadi sang penarik perhatian,yaitu Rena.
"Lain kalo kalo mau ngajak mati jangan sama gue!" sinis Rena sambil melempar helm putihnya ke Alvin lalu bergegas masuk kedalam sekolah meninggalkan Alvin yang bahkan belum melepas helm nya.
"Dih marah!nyesel gue jemput tuh bocah!" Alvin bergerak melepas helmnya dan menuruni motor,tak lupa tangannya yang bergerak mengacak rambutnya membuat pesonanya bertambah.
Bahkan sepasang mata yang sedari tadi mengepalkan tangannya menahan amarah saat melihat Alvin dan Rena marah pun kembali meluluh,namun kemarahannya belum juga surut,siapa lagi orang itu kalau bukan Bianca.
******
Rena saat ini sedang duduk di salah satu bangku yang disediakan oleh pihak perpustakaan dengan sebuah komik ditangannya yang ia pinjam dari perpus.
"Rena." panggil seseorang membuat Rena menoleh kearah orang itu.
Adit tersenyum cerah kearah Rena,kaki panjangnya bergerak berlari kecil kearah gadis yang beberapa hari ini selalu hinggap dipikirannya.
"Apa?" tanya Rena singkat sambil mengalihkan matanya kembali kearah komik.
"Temenin aku yuk!" ucap Adit antusias.
"Kemana?"
"Ke...mall?mau beli sesuatu." Adit memegangi tengkuknya ragu.
"Ogah!" Rena menolaknya mentah-mentah.
Adit mendongak,menatap wajah rupawan Rena,"yah...kok nggak mau sih Ren?kan aku baru kali ini ke Jakarta." Adit masang wajah memelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tomboy Girl
Teen Fiction"Apaan sih njir,nanya melulu dari tadi!!" "Dih,kang siomay aja disensiin,pantes jomblo dari lahir." "Elu ngatain gue?ngaca nyet!emang situ nggak jomblo?" "Gue tuh bukannya jomblo,tapi gue terlalu indah untuk dimiliki." "Najis!" ini bukan hanya tenta...