One smile, can start a friendship. One word, can end a fight. One look, can save a relationship. One person can change your life.
-;dzvr
____________________________
Aira mengedarkan pandangannya di sekitar gerbang. Sekolah sudah sepi, tinggal anak Klub Olimpiade yang setia di sekolah sampai magrib. Meskipun dirinya terhitung dalam Klub Olimpiade tetap, tapi bebas mau pulang jam berapa.
Aira ingat saat bel pulang tadi.
"Gue ke Lab duluan ya," Aira merapikan alat tulisnya dan menenteng buku setebal 500 lembar lantas meninggalkan kedua temannya.
Sheila dan Melody hanya mengangguk, setelah ungkapan-damai-dan-gak-akan-pernah-musuhan-karna-cowok mereka berjanji untuk saling bercerita tentang apapun.
Di depan pintu kelas, Aidan dan Langit menunggu. Mereka stay disitu lima menit sebelum bel berbunyi.
"Sheila sama Melody di dalam, gue duluan ya bye!" Aira tersenyum lalu meninggalkan mereka berdua.
Langit melambai. "Dadah Princess!"
Aidan datar saja, toh cowok itu dipertanyakan hidup dan matinya.
Aira mengedarkan pandang ke arah parkiran murid. Tersisa dua mobil dan dua motor yang artinya parkiran lagi berasa horor - horornya. Ia lantas memasuki mobilnya, mana ada orang yang betah di parkiran sepi gini.
Mengingat sekarang sudah hampir maghrib, dan Aira sedang lelah - lelahnya ia memutuskan untuk mampir sebentar ke Mall untuk refreshing. Hari ini ia membawa mobil, harusnya Melody dan Sheila pulang bersamanya namun otak jeniusnya bilang mereka harus mulai mendekatkan diri pada doi masing - masing. Jadilah ia pulang sendiri.
"Sad banget gue pulang sendiri. Keliatan banget jomlonya, haha." Gumam Aira sambil menyalakan mobil.
Perjalanan terasa sepi, biasanya Melody dan Sheila yang meramaikan mobilnya sekarang ia sendiri. Ah, kedua temannya mendadak Aira kangen mereka. Abis ini Aira bakal mampir ke rumah Sheila buat nagih cerita.
"Loh, seragamnya sama."
Aira melambatkan mobilnya saat melihat seorang cowok dengan seragam yang sama dengannya. Cowok itu berjalan terseok - seok dan kondisinya cukup memprihatinkan. Aira jadi kasihan, ia menghentikan mobilnya tepat disamping cowok itu.
Aira menurunkan kaca mobilnya kemudian berteriak. "Mas! Mau nebeng ngga?"
Cowok itu menolah dan memilih mengabaikan Aira.
Merasa dikacangi Aira keluar dari mobil dan menyeret cowok itu masuk.
"Gue tawarin baik - baik ngga diterima! Sekarang lo ikut gue!" Aira menarik lengan cowok itu.
Refleks cowok itu menghempaskan tangan Aira, ia meringis menahan sakit. "Gue gak kenal lo, jadi gak usah sok baik!" Cowok itu melanjutkan jalannya.
Aira yang tak terima kebaikannya ditolak, menarik paksa cowok itu masuk, menutup pintu, dan mulai menjalankan mobil.
Suasana terasa canggung. Aira sempat melirik cowok disampingnya, ia baru sadar kalau cowok yang diangkutnya lumayan tampan.
"Liat jalan jangan liatin gue." Cowok itu menatap Aira balik.
"E-eh, siapa juga yang liatin lo. Pede banget." Balas Aira, ia merasa cukup malu kepergok liatin cowok ganteng. Kalau Sheila dan Melody disini pasti sudah muji Aira pinter ngangkut cowok ganteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay True, Stay Different
Teen FictionMenurut Aira, ada lima tipe murid di sekolah. pertama, si jenius yang memanfaatkan otak kirinya. Kedua, si seniman yang memanfaatkan otak kanan. Ketiga, si calon atlet dengan fisiknya. Keempat si populer dengan teman segudang. Dan yang terakhir yang...