• 𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐦𝐞𝐞𝐭 •

539 62 0
                                    

Every story has a lesson.
Every lesson changes a person.

dzvr






__________________________

Sheila merutuki dirinya yang ceroboh. Ia lupa sedang berada di perpustakaan. Secara nggak sadar gadis itu berjalan ke arah perpustakaan bukan kantin apalagi ruang musik. Serasa ada yang membawanya ke perpustakaan, padahal dia orangnya sangat anti pada buku. Tidak seperti Aira si gila baca.

Fix, Sheila kesurupan. Dia nggak sadar ada diperpustakaan

Sheila melangkahkan kakinya. Lantai dingin berkeramik menyambutnya. Kulitnya terasa sejuk terkena terpaan AC. Biar dia bercerita sedikit kenapa tiba - tiba ada disitu. Tadi, setelah ulangan Sheila menaruh kertas jawabannya asal lalu nyelonong keluar setelah Bu Aya menyuruh Aira mengumpulkan lembar jawaban.

Kebetulan kelas Sheila berhadapan langsung dengan lapangan basket. Jadi, para gadis genit bisa leluasa melihat anak basket latihan. Dan disaat baru berbelok koridor, Sheila tak sengaja melihat si doi lewat. Gadis kuker itu ngikutin si doi, dan berakhir di Perpustakaan. Selesai.

Sheila tersenyum simpul pada penjaga perpustakaan. Terakhir kalinya dia kesini gadis itu menyebabkan sedikit keributan dengan mengundang para gadis genit yang bermulut comel. Saat itu dia masih kelas sepuluh, jangan membayangkan Sheila yang polos dan tidak berulah. Sheila tetap Sheila. Dimanapun dia akan tetap berulah, itu hobinya.

Sejujurnya Sheila bingung mau ngapain di perpustakaan. Dia alergi buku tua, percayalah dulu Aira pernah meminjamkannya buku pelajaran yang sudah tua, kusam, dan bau. Saat akan menerimanya Sheila langsung bersin - bersin dan hidungnya memerah. Sejak saat itu dia tidak pernah memegang buku tua, paling hanya buku catatan dan LKS itu pun kalau ada tugas.

Sheila memutari perpustakaan pura - pura mencari buku padahal niatnya kan hanya modusin doi. Sesekali gadis berambut panjang menggosok hidungnya yang gatal mencium aroma buku.

'Ugh, kalo nggak demi doi. Gue nggak bakal masuk ke tempat terkutuk ini.' Batinnya. 'Keluar aja kali ya. Doi, maaf gue harus pergi.' Lalu dia melangkah keluar perpustakaan. Diluar dia langsung bersin - bersin.

"Hachuuuu,"

"Nih," doi nyodorin tisu ke Sheila. Gadis itu menerimanya dengan ragu. Rasanya dag-dig-dug-serr digituin. Shei pengin terbang tolong pegangin biar nggak jatuh.

Sheila berhenti bersin saat menerima tisu dari doi. Eh, segitu ngefeknya ya doi?

"Makasih." Gumam Sheila. Gadis berambut panjang itu menunduk malu.

Si doi cuma bergumam nggak jelas sebagai jawaban. Sheila baru inget, kapan Si doi ada disini, didepannya terus nyodorin tisu?

Hanya Tuhan, doi, dan orang yang nggak sengaja lewat yang tau.

Sheila mengangkat kepalanya. Doi udah pergi meninggalkan Sheila seorang diri didepan lorong perpus yang kian sepi.

'Nggak sia - sia gue masuk perpus. Liat doi, plus dikasih tisu lagi. Belum kotor tisunya simpen aja deh. Buat kenangan.'

Biarkan Shei norak, cewek populer itu masih kepikiran doi.

'Koridor memorable lo harus masuk album gue.' Cewek itu mengeluarkan ponsel berwarna rose gold-nya dan membuka aplikasi kamera.

And krek, she got the memorable place.











::::

Sengaja pendek.

☆☆☆

DIBUKA LOWONGAN PEKERJAAN BERUPA

SARAN DAN KRITIK

SERTA

VOTE DAN KOMEN

SYARAT :
1. PEMBACA WATTPAD
2. TELAH MEMBACA CERITA STAY TRUE, STAY DIFFERENT
3. JOMBS (TAKEN GAPAPA KOK)
4. TIDAK MEMILIKI RIWAYAT PENYAKIT BAPER AKUT APALAGI KORBAN PHP
5. MEMILIKI TINGKAT KESABARAN DIATAS RATA - RATA APALAGI INI PUASA

Sekian.

Salam Queen Abstrak,

Kangstalk_♡

Stay True, Stay DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang