Selain belum pernah pingsan, belum pernah kesurupan, aku juga belum pernah dicintai dengan tulus.
-🌺 (Melody yang masih gegana, gelisah galau merana)
_________________________
Melody memberikan handuk bersih untuk Langit, doinya kini sedang duduk di kursi dapur sambil menggosokkan handuk ke rambut. Suasana mendadak awkward, Melody tidak memiliki bahan pembicaraan dan Langit tidak berniat memulai percakapan.
Nada sedang mandi dan mengeringkan seragamnya yang basah, Melody baru ingat Langit belum ganti baju!
“Lang, lo gue pinjemin bajunya Bang Juna ya? Besok seragamnya masih dipake.”
Langit menggeleng sambil menggosok rambutnya lagi. “Jangan, ngerepotin nanti. Gue bentar lagi pulang kok,”
Melody menyajikan coklat panas pada Langit. “Gak ngerepotin, rumah Aira tinggal nyebrang. Jangan kemana – mana, gue pinjem baju bentar. Coklatnya minum aja, yang satu buat Nada.”
Tanpa persetujuan Langit, Melody jalan menuju rumah Aira yang letaknya selisih dua rumah dari rumah seberang rumahnya.
“Kakak mana?” tanya Nada saat sampai dapur.
“Ke rumah Aira.”
“Ngapain?” Nada duduk diseberang Langit, ia sudah mandi dan mengeringkan seragam sekolahnya.
“Minjem baju Bang Juna.”
“Astaga gue lupa, baju lo basah juga. Sini gue keringin.”
Langit mendelik sambil meminum coklat panas buatan Melody. “Lo gak usah modus megang baju gue ya,”
Nada terkekeh. “Tau aja mau modus, haha.”
“Ganti baju sana, udah gue pinjemin baju Bang Juna.” Suara Melody menginterupsi tawa dua manusia itu. Melody muncul dengan rambut sedikit basah karna ia lupa menaruh payung dimana jadi ia lari ke rumah Aira.
“Rambutnya keringin dulu,”
Deg.
Tanpa aba – aba Langit meletakkan handuk di kepala Melody dan mulai menggosok pelan. Ini rambut yang di“Lusa proker lo, jangan sampai sakit. Nanti Aidan ngamuk,”
Melody terhipnotis oleh perlakuan Langit, jangan tanya gimana detak jantungnya. Jumpalitan euy! Kayak diajak dugem bareng Sheila.
“Keringin sendiri, jangan manja. Gue pinjem kamar mandi.” Langit menarik kresek berisi baju Juna dan membiarkan Melody mematung dengan handuk di kepalanya.
Nada menatap kakaknya curiga, selama ini ia memang tidak tau siapa yang ditaksir kakaknya. “Kak, coklatnya masih ada gak?”
“Hah?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay True, Stay Different
Genç KurguMenurut Aira, ada lima tipe murid di sekolah. pertama, si jenius yang memanfaatkan otak kirinya. Kedua, si seniman yang memanfaatkan otak kanan. Ketiga, si calon atlet dengan fisiknya. Keempat si populer dengan teman segudang. Dan yang terakhir yang...