Tiada kata tanpa sebuah makna, begitupun tentang rasa dalam sebuah cerita, walau semua fana, tapi tetap itu adalah nyata dalam sebuah realita jiwa,
Arlin,-
_________________________
"Aira!"
Aku berbalik dan menemukan Langit tersenyum lebar padaku, pantes Melody bucin Langit garis keras. Senyumnya manis banget.
"Ra, lo pasti nyari gue kan? Hayo ngaku lo."
Aku terkekeh. "Pede banget! Belajar sana biar nilainya ngga dibagi - bagi."
Langit tertawa mendengarnya. "Iya deh, Princess Einstein." Cowok itu mengacak rambutku.
"Eh apaan sih ganjen banget."
"Pede banget jadi cewek!"
"Embat aja semuanya! Ganjen!"
What the hell, aku punya salah apa sama mereka sih?
"Kalian ngapain liatin dia?"
Itu bukan suara Langit, Leo muncul entah dari mana dengan suara dinginnya ia mengusir kerumunan yang terang - terangan gibahin aku.
"Ra, ikut gue."
Belum sempat kujawab Leo langsung menarikku ke dalam kelasnya dan menutup pintu.
"Gue mau ngomong."
"Gue mau ngomong."
Kok barengan sih?
"Lo duluan," Leo menyuruhku bicara duluan. Sementara dia duduk santai di meja.
"Kenapa gue bisa dapet gosip sama lo? Kita baru kenal kemarin dan pas gue sampai di sekolah gue disambut sama omongan jelek tentang gue. Gue doang yang dijelekin, padahal gosipnya sama lo!"
"Ok lo tenang dulu." Leo berdiri dan menarik bangku untukku dan dirinya. "Lo duduk dulu, gak enak diliatin."
Cowok itu melirik puluhan pasang mata yang seakan akan menerkamku gara - gara aku pacaran dengan bias mereka.
"Justru karna gak enak diliatin harusnya lo cepet jelasin ke mereka. Gue gak suka kena gosip apapun sama siapapun, gue mau masa SMA yang tenang, aman, damai. Bukan kena ghibah tiga angkatan yang gue bahkan ngga kenal sepersepuluhnya!"
Aku benar - benar ngga habis pikir sama Leo. Aku juga bingung dia siapa sih?! Kok orang - orang kesannya nyalahin aku mulu!
Leo masih diam dihadapanku, sementara waktu terus berjalan. Gara - gara orang yang motret aku sama Leo aku jadi harus merelakan waktu istirahat untuk memarahi cowok didepanku.
"Sorry ya, gara - gara gue lo kena gosip satu sekolah."
Ya! Mungkin sekarang perkumpulan kucing sekolah sedang menertawakan gosipku yang aku bahkan nggak paham itu apa.
Jadi sebenarnya percuma saja aku marah - marah gak jelas disini, dan cowok nggak tau diri yang kena gosip sama aku justru santai.
Ayriana Airish, yang sepanjang hidup seharusnya terbebas dari gosip sekarang malah kena gosip sama cowok yang baru dikenal kemarin. Kucing oren, ayo tertawakan aku.
Aku nyaris membanting kursi kalau tidak ingat ini bukan kelasku dan diluar sana banyak orang yang siap gosipin aku lebih dari ini. Jadi aku memilih keluar saja, toh Leo diam saja. Berarti dia terima atas gosip yang menimpaku.
Oke Aira, inhale
Exhale
Inhale
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay True, Stay Different
Fiksi RemajaMenurut Aira, ada lima tipe murid di sekolah. pertama, si jenius yang memanfaatkan otak kirinya. Kedua, si seniman yang memanfaatkan otak kanan. Ketiga, si calon atlet dengan fisiknya. Keempat si populer dengan teman segudang. Dan yang terakhir yang...