ღ mαntαn ღ

238 58 31
                                    

˙·٠•●♥ [ 𝓗 𝓸 𝔀  𝓘  𝓜 𝓮 𝓽  𝓜 𝔂  𝓑 𝓻 𝓲 𝓭 𝓮  ] ♥●•٠·˙

Benar. Gadis yang baru muncul di kantorku adalah Lee Hayi. Dia kembali. Dan, aku tidak mengerti kalo ternyata Jennie mengenal Hayi. Begitu mereka bertemu tanpa sengaja di kantorku, kini kami di sebuah restoran, di ruang VVIP. Hanya ada aku, Lee Hayi dan Jennie Kim. Keduanya duduk berhadapan denganku.

"Baiklah. Hanbin-ah, apa kabar?" celetuk Hayi memecah keheningan diantara kami bertiga.

Aku tersenyum padanya.
"Baik. Kau terlihat sehat, Hayi-ah. Kapan kau datang?" tanyaku.

"Kemarin. Jadi, boleh aku langsung memesan?" tanya gadis itu tanpa ragu, seolah tidak ada sesuatu yang membuatnya canggung.

"Silahkan," jawabku. 

Hayi tampak membolak-balik buku menu. Aku sendiri hanya mengamati gerak-gerik Hayi juga Jennie. Tentu saja aku tidak melupakan bahwa ada model satu itu yang ikut bergabung makan bersama.

Mari kuberitahu pada kalian, siapa Lee Hayi. Satu kata. Mantan.

Saat itu, dia dan aku masih di bangku sekolah tinggi tahun pertama. Berada di kelas yang sama tidak membuat kami benar-benar saling mengenal. Sampai kami bertemu di klub musik. Dari kelasku, hanya ada aku dan dia yang bergabung di klub itu. Disitu lah awal kami mengenal.

Sejak berada di klub musik, perlahan aku dan Hayi menjadi akrab dan saling menyukai. Kami mulai berkencan di tahun kedua sampai kelulusan. Kami memutuskan untuk berhenti berkencan karena aku harus pergi ke luar negeri melanjutkan pendidikan dan baik aku maupun Hayi tak bisa melakukan hubungan jarak jauh, jadi kami pun memilih berteman.

Sayangnya, aku tidak tahu apa hubungan Hayi dengan Jennie.

"Salad salmon dan salad buah untukku," celetuk Jennie dengan datar sambil meletakkan buku menu di meja.

Aku melihat Hayi menyunggingkan senyum miring. Terkesan seperti senyuman mengejek. Kurasa, hubungan antara Hayi dan Jennie bukan hubungan yang baik.

"Aku mau Calamari Crispy, Bibimbap dan Bulgogi. Ah! Aku juga ingin menambahkan Banana smoothie juga Ice cream Sundae." Hayi memesan panjang lebar, membuat pelayan yang berdiri di samping meja kami tak berhenti menarikan pen miliknya diatas catatan.

"Hanbin-ah, kau mau apa?" tanya Hayi padaku sambil tersenyum.

Aku tersenyum.
"Galbi saja. Keberatan kalo aku memesan bir?" tanyaku pada dua gadis di hadapanku.

Hayi menatapku sambil tersenyum. Sedangkan Jennie menatapku datar.

"Tentu saja tidak," sahut Hayi.

"Sebotol wine untukku, Direktur Kim." Jennie menimpali sambil memberikan penekanan saat menyebutkan namaku.

Aku hanya tersenyum tipis menatap gadis itu, sedangkan Hayi sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya.

"Hanbin-ah, Jiyong Oppa memberi salamnya padamu. Oppa bertanya kapan kau senggang. Dia ingin mengajakmu makan malam bersama," ujar Hayi padaku.

"Hyung? Bagaimana kabarnya?" tanyaku pada Hayi.

Hayi mengangguk.
"Kecuali dengan kegalauannya yang masih belom bisa melupakan Dara eonni, dia baik-baik saja," jawab Hayi.

Aku hanya tersenyum. Jiyong hyung adalah kakak tiri Lee Hayi. Sejak lulus Sekolah Dasar, ibunya menikah lagi dengan ayahnya Jiyong hyung. Aku pun mengenal sang kakak saat pernah mengantar Hayi pulang ke rumahnya selesai pertemuan klub untuk pertama kali. Meski Jiyong hyung ditakdirkan untuk meneruskan perusahaan keluarganya, ketertarikannya pada musik tidak bisa ditutupi. Dulu, kami banyak belajar dan mendapatkan ide untuk klub dari Jiyong hyung.

How I Met My Bride [OnHold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang