ღ kєncαn pєrtαmα ღ

154 41 25
                                    

"Baiklah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Baiklah. Kalau begitu, kita harus membuat pergerakan," ujar Jennie padaku sambil tersenyum.

Aku mengerutkan dahiku.
"Pergerakan? Maksudmu?" tanyaku.

Jennie Kim berdecak. Gadis itu mendekat lalu menarik dasiku hingga membuatku tertarik begitu dekat dengan wajahnya, sambil tersenyum.

"Pertunjukan Dating Scandal. Kita bahkan tidak perlu campur tangan Disnake dalam urusan ini. Bagaimana, Kim Hanbin?" ujar Jennie terdengar percaya diri dan entah bagaimana, untuk beberapa saat, senyumnya terlihat menarik.

Aku tersenyum padanya dan menghentakkan tangannya menjauh dari dasiku. Kurapikan dasiku lagi kemudian memasukkan kedua tanganku je dalam saku celanaku.

"Baiklah. Siapa takut? Kau harus bersiap menjadi kekasih dari pemilik perusahaan berpengaruh se-Korea Selatan. Kurasa, ini akan menyenangkan," ujarku.

Jennie Kim tertawa mengejek.
"Kau benar. Ini akan menyenangkan. Baiklah, sekarang... apa kita akan pergi berkencan?" tanya Jennie Kim padaku.

Aku mengusap daguku sambil berpikir.
"Ide bagus. Kita harus berkencan. Di ruang terbuka," balasku sambil berbalik badan dan menyambar kunci mobilku yang ada di atas meja kerjaku.

Jennie Kim pun berbalik badan untuk mengambil tas mungilnya dan menungguku. Aku merapikan jasku dan berjalan melewatinya menuju pintu ruanganku.

"Kim Hanbin," panggil Jennie Kim padaku. Tentu, aku agak sedikit terkejut. Maklum saja, aku belum terbiasa mendengar orang lain memanggil namaku dengan lantang dan lengkap kecuali itu ibuku sendiri.

Aku menghentikan langkahku sejenak dan menoleh ke arah Jennie Kim sejenak yang ada di belakangku lalu membalas, "Apa?"

Alih-alih menjawab, Jennie Kim mendekat dan mengaitkan tangannya ke lenganku kemudian tersenyum padaku.
"Jangan berjalan sendiri, Tuan Direktur," jawab Jennie Kim yang kemudian tersenyum lebar sambil memperlihatkan sedikit gusinya dan matanya yang dibingkai make up itu membuat lengkungan 'senyum'.

Seketika aku menjadi gugup dibuatnya. Ditatap dengan senyum oleh Jennie Kim membuatku jadi berdebar tiba-tiba. Belum lagi tatapannya, begitu cantik dan menggemaskan. Tidak, tidak! Aku bahkan tidak tahu dia benar menatapku seperti itu atau hanya berpura-pura.

"Ada apa? Ayo pergi, Kim Hanbin," celetuk Jennie Kim lagi padaku.

Aku kembali sadar dari ketakjubanku akan Jennie Kim. Aku hanya mengangguk sambil menggenggam kunci mobilku dan mengusap dada kiriku perlahan. Jantungku harus ditenangkan dan gadis ini tak boleh menyadarinya.

"Ayo!" ujar Jennie Kim lagi.

Aku pun berjalan keluar ruangan bersama Jennie. Baru saja selangkah keluar dari ruangan, aku sudah mendapatkan ekspresi yang tak terduga dari sekretarisku, Sana.

"Ehhem. Sana, batalkan semua jadwal yang tersisa hari ini. Saya ada urusan mendadak," ujarku pada Sana yang tampak masih mematung dan menatapku dengan ekspresi terkejut di wajahnya. Hahh, aku tidak bisa menyalahkannya karena aku keluar dari ruangan bersama Jennie Kim yang memeluk lenganku begitu dekat untuk terlihat mesra.

How I Met My Bride [OnHold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang