Kalian bisa baca ulang dari Prolog sampai ke part yang saya up terakhir kali jika kalian lupa dengan ceritanya. Karena saya sadar, saya tidak bisa up setiap hari dan terjadwal, jadi saya memaklumi pembaca jika lupa.
You don't even pay me for this. Kalo kalian bilang modal kuota, ya sama. Saya juga. Kalian baca hanya beberapa menit, sedangkan saya nulis bisa berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan. Dan saya juga tidak menulis di sini saja, tapi di platform lain dan juga ada aktifitas RL lainnya.
Dan saya tidak pernah mengemis pada kalian tentang vote biar up terus, atau mengemis untuk kalian follow, atau bahkan mengemis untuk melihat karya saya yang lainnya. Saya hanya ingin diapresiasi sewajarnya. Jadi tolong, tolong dengan sangat, cukup menikmati yang saya sajikan tanpa mengeluh. Jika tidak suka dengan karya yang saya tulis atau tidak sependapat, silahkan tekan opsi kembali.
Happy reading, man-temanku!🤗
.
.
.˙·٠•●♥ [ 𝓗 𝓸 𝔀 𝓘 𝓜 𝓮 𝓽 𝓜 𝔂 𝓑 𝓻 𝓲 𝓭 𝓮 ] ♥●•٠·˙
°°°
Semalam, aku dihubungi salah satu teman kuliahku di Amerika Serikat dulu. Dia dan aku sama-sama tengah terjun di dunia bisnis karena tuntutan keluarga. Karena dia berbeda setahun lebih tua dariku dan kami sama-sama orang Korea, maka aku memanggilnya Hyung jika sedang berada di Korea. Namun jika di lingkungan bisnis, aku bisa lebih santai memanggil namanya dan ia tak keberatan dengan itu.Hari ini temanku itu berencana menemuiku di kantor. Katanya sekedar menyapa karena kebetulan kemarin dia baru saja tiba di Korea. Kedatangannya ke Korea lebih kepada urusan pribadi, yaitu menemui tunangannya yang tidak tinggal bersamanya di Amerika Serikat. Sempat aku berpikir, mungkinkah ada suatu masalah yang mungkin aku bisa bantu, tapi saat kutanya padanya, temanku itu hanya berkata ia hanya sekedar rindu hang out dengan teman kuliah. Jadi kubiarkan dia mendatangiku ke kantor hari ini.
Seperti hari kerjaku biasanya, aku harus membaca laporan, kontrak, proposal dan mengawasi berjalannya produksi di pabrik. Jadwal pertemuanku di luar bisnis hari ini hanyalah bertemu Kim Jisoo dan teman kuliahku. Setelah itu tidak ada.
Tring!
Notifikasi pesan obrolan. Kukerutkan keningku begitu melihat pengirimnya. Hanya deretan nomer. Kurasa aku tak menyimpan kontaknya.
+82-010-78x-xxxx
Ada yg ingin ku bicarakan
Pal Cafe. Jam makan siang
I hate NOAlisku menyatu di tengah. Saat ku lihat profilnya, aku pun hanya tersenyum tipis dan mengabaikan ponselku tanpa kubalas. Tentu aku akhirnya tahu siapa pengirim itu.
Tak lama, pintu ruanganku diketuk.
"Masuk!" seruku.
Pintu terbuka dan Sana muncul lalu berjalan menghampiriku beberapa langkah.
"Maaf Direktur, di luar ada tamu. Beliau bilang sudah membuat janji dengan Direktur," ujar Sana.
"Siapa?"
Belum sempat Sana membuka mulut, tamu itu menyeruak masuk ke dalam ruanganku.
"Wassup Kim Hanbin!" seru tamu itu sambil berjalan menghampiriku.
Aku pun tersenyum dan meminta Sana keluar dari ruangan. Kemudian aku beranjak dari kursiku dan menyambutnya.
"Yo! Bobby!! Bagaimana kabarmu?" tanyaku sambil memeluknya dan tamuku bernama Bobby itu membalas pelukanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
How I Met My Bride [OnHold]
Hayran KurguFF [Marpho Series - Side Story] Sombong sekali dia. Apa hebatnya gadis seperti dia? - Kim Hanbin Apa maunya duda satu itu? Sok penguasa. Cih! - Kim Jennie ::disclaimer:: Cerita ini hanya menggunakan nama idol sebagai cast, namun tidak dengan sifat k...