Kerumunan awan dengan warna sangat gelap mendominasi langit, guntur tanpa henti saling bersahutan, air laut menunjukkan kemarahannya, dan kilatan petir di tengah lautan menggambarkan situasi yang sangat mencekam saat ini. Sungguh sangat disayangkan, Sebuah Rumah Sakit Kapal / Kapal Rumah Sakit harus melintas di tengah-tengah badai yang terus mengamuk.
"Cepat pindah ke markas besar demi keamanan!"
"Cepat pindah ke markas besar demi keamanan!" Kaptain kapal Rumah Sakit terus menerus tanpa bosan menghimbau seluruh kru kapal, perawat, juga dokter-dokter yang ada di atas kapal untuk segera memasuki markas besar. Badai besar tengah berlangsung. Tidak hanya kaptain kapal yang menghimbau. Agar seluruh penumpang Kapal Rumah Sakit bisa mendengar, anak buah kapal yang lain juga membantu menghimbau dengan membunyikan lonceng besar yang tergantung di luar Kapal. Dengan susah payah anak kapal tersebut membunyikan bel tersebut, tubuhnya terombang-ambing ke kanan dan ke kiri mengikuti kapal bergoyang. Hujan deras terus mengguyur anak buah kapal yang ingin membantu menghimbau.
Tidak hanya bertugas mengamankan seluruh penumpang Kapal Rumah Sakit, Anak buah kapal juga mengamankan semua barang-barang keperluan Kapal Rumah Sakit seperti obat-obatan, alat-alat kesehatan, beserta tetek bengeknya ke dalam markas besar.
"Ini yang terakhir! / Ini yang terakhir!" Ujar para anak buah kapal yang sedang memindahkan barang-barang. Semua anak buah kapal yang selesai dengan tugas masing-masing berlarian dengan sedikit kesusahan akibat kapal yang terus bergoyang.
"Cepat!"
"Baik!" Karena suara guntur lebih mendominasi alam, alhasil semua yang ingin berkomunikasi harus melantangkan suaranya agar bisa terdengar dengan jelas satu sama lain.
Hanya tersisa dua anak buah kapal yang berada di luar markas besar. Setelah berlari dengan susah payah, kini mereka berdua tengah berusaha membuka pintu yang membatasi markas besar dengan area luar kapal yang terbuat dari besi, dan tentunya itu sangat berat. Saat mereka sudah membuka separuh, percikan air akibat ombak yang sangat besar mampu mendorong pintu besi itu kembali tertutup dan membuat dua anak buah kapal yang tadi tedorong dan jatuh telentang. Setelah dirasa ombak laut sedikit mereda, "1,2,3! / 1,2,3!" mereka dengan tenaga yang membuka kembali pintu besi tadi, dan dengan sekali percobaan dapat terbuka dengan sempurna. Satu anak buah kapal terlebih dahulu masuk. Ternyata, barang-barang Kapal Rumah Sakit belum masuk semuanya, buktinya, sekarang. Anak buah kapal yang tadi masuk dulu menunggu temannya di tangga untuk menyalurkan beberapa peti berukuran sedang kepadanya. Dengan cekatan juga hati-hati, semua barang yang tersisa akhirnya bisa masuk semua. Namun naas, sesaat setelah Junho, anak buah kapal yang masih berada di luar, memasukkan peti terakhir, pada saat itu tangannya masih terjulur kedalam, sedangkan tubuhnya masih berada diluar. Dan, peristiwa mengerikan terjadi. Saat itu juga, ombak besar kembali, pintu besi yang berat itu menutup dan menjepit tangan Junho sangat keras, "JUNHO! / ARRGHH!!" Junho mencoba menahan rasa sakit yang amat sangat saat tangannya terjepit. Entah karena saking sakitnya, Jungo merasa tangannya mati rasa.
[Di dalam ruang kemudi Kapal Rumah Sakit]
"Ini tidak akan bekerja. Aku rasa kita tidak bisa berjalan. Tidak bisa." Kaptain Kapal mengerang frustasi sambil melihat ke kedua anak buahnya.
"Apa? Tidak bisa?" Ternyata ini adalah anak buah kapal yang tadi menyaksikan peristiwa tragis yang dialami Junho.
"Tidak!"
"Minggir" Anak buah Kapal tadi memberontak. "Kita harus jalan Kaptain!" lanjutnya.
"YA! Jika kita terus jalan, Kapal akan terbalik!" asisten Kaptain marah besar akibat sikap egois anak buahnya ini. "Kita semua akan mati BRENGSEK!"
"Lalu bagaimana dengan JUNHO KAPTAIN???" sisi egois bercampur empati anak buah kapal ini sudah mendominasi, "Apa kalian akan membiarkan lengannya cacat??" Diam sesaat, Namun, sang asisten Kaptain menjawab setelah hening beberapa saat,
"Lengan Cacat?", "Tidak akan." Tentu saja sang Kaptain terkejut, memasang wajah seolah bertanya 'Apa maksudmu?'
"Apa yang akan anda lakukan?"
"Dia bisa operasi di kapal Rumah Sakit." Setelahnya, asisten Kapal Rumah Sakit berjalan keluar dari Ruang kemudi.
[Dalam Markas Besar]
Di lorong Rumah Sakit Kapal, seorang Dokter dangan jas putih khasnya tengah berlari tergesa-gesa menyusuri lorong yang terlihat gelap di beberapa tempat.
To be Continued...
Keluarkan dan Tumpahkan Opini kalian disini ya GAISSS!!! Info!! Karena nih FF Update nya satu hari 2 chapter sekaligus back-to-back, jadi jeda waktu untuk updatenya ± 30 menit setelah chapter awal di update..
SATU LAGI !!! JANGAN SEGAN BUAT SPAM KOMEN ! KARENA JAY SUKA ITU !!!
Thank you~,
Hope you like guys!
Bye bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
The DOCTORS [JaeYong]
FanfictionJay gapinter bikin deskripsi. langsung baca aja yaa.. 😇 "Budayakan menghargai karya setiap orang.. " -+-+-+-+-+-+-+- NOTE: Judul: The Doctors Jenre: Romance, Drama, Medical Episodes/Chapters: 80± Chapter Author: Jay Kim -+-+-+-+-+-+-+- ⛔ WARNING ⛔ ...