- Chapter 04 -

1K 133 16
                                    

-+-+-+-+-+-+-+-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-+-+-+-+-+-+-+-

"Daebak! Seperti trik sulap asli!"

"Itu sangat sempurna. Emm.. Ini hari yang sempurna."

"Ayo kita makan-makan malam ini. Aku tidak bisa traktir tapi. Peralatan barunya bekerja dengan sempurna, menghemat waktu operasi sampai 10 menit. Kau harus merayakannya Dokter Lee.. Kau setuju bukan?" Taeyong menatap orang yang dari tadi berisik. "Ayolah Dokter!~.. Okay?" Jaehwan, Dokter Kim Jaehwan. Taeyong tersenyum, "Okay" Jawab Taeyong.

"Yess! Baiklah, aku akan memesan tempat." Telepon taeyong berdering, telepon masuk.

"Perut Babi dan Soju?"

"Call!." Taeyong berhenti. Sedangkan anggota timnya berjalan terlebih dahulu. Ia menjawab telepon.

"Hal—"

"TAEYONG!! IBUMU PINGSAN!! HIKS.. IBUMU PINGSAN!! HIKS LEE TAEYONG!!! EONNIE BANGUN!!" Bagai tersambar petir di siang bolong. Taeyong mematung dengan mata membulat. Beberapa detik kemudian ia berbalik arah dan berlari.

"Loud speakerkan ponsel Imo(bibi/tante)!! Imo sudah memanggil penjada pantai bukan??" Taeyong berlari sambil menelepon. Masa bodoh dengan orang-orang yang tak sengaja ia bentur. Yang ada di otaknya saat ini hanyalah Ibunya.

"I-Iyaa.."

"Baiklah.. Imo dengarkan aku! Lakukan seperti yang aku katakan!" Taeyong menekan tombol buka lift dengan teburu-buru. "Apa Imo merasakan sesuatu yang keras di antara payudaranya?" Taeyong tidak tahan dengan lift yang tak kunjung terbuka. "Ah SIAL!"

"Ya-yaa ! " Terdengar nada khwatir di seberang telepon.

"Tekan yang keras itu dengan kedua tangan." Taeyong berlari menuruni eskalator. "Imo harus menekan minimal sampai 5 cm.

"EONNIE!~ Hiks.." Mi Jung mengikuti instruksi Taeyong untuk menekan dada sang kakak, "EONNIE SADARLAH KUMOHON!! EONNIE! Hiks.."

"Imo jangan menangis. Imo melakukannya dengan benar."

"Taeyong-a! Penjaga pantai ada disini! Aku melihat mereka." Taeyong yang sudah di lantai dasar, menghentikan langkahnya. Ia kembali naik, menuju kamar Jang Seung Ho.

"Bayar aku karena sudah menyelamatkan hidupmu. Telepon."

"Dokter Lee Taeyong—"

"Kau tidak mendengarku?? TELEPON SEKARANG JUGA!" Taeyong meneteskan air matanya, menyodorkan ponselnya pada Jang Seung Ho. Ternyata, Taeyong meminta Jang Seung Ho menelpon orang-orangnya untuk mengirimkan helikopter pribadi. Dan, saat ini, Taeyong berlari menaiki Helikopter yang di kirim orang-orang Jang Seung Ho. Saat sudah memasuki helikopter, tangannya terus terkepal erat, menunduk, dan merapalkan doa.

Di sisi lain, lebih tepatnya, di sebuah Kapal Patroli, layaknya Ambulance jika di darat. Hyejung sedang ditangani oleh beberapa petugas penjaga pantai. Sedangkan, di dalam helikopter. Taeyong sama sekali tidak bisa duduk dengan tenang. Kepalanya terus menunduk. Ia melihat ke luar jendela helikopter dengan was-was, khawatir dan takut. Ia merasa, helikopter ini mengudara sangat lambat. Air matanya terus menetes. Taeyong menangis. Ia berharap tidak terjadi apa-apa pada sang ibu. Sedangkan, di Rumah Sakit, Hyejung sudah ditangani oleh Dokter disana. Melakukan beberapa pertolongan medis agar Hyejung bisa siuman.

The DOCTORS [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang