Jambret ♡ 2

502 68 14
                                    


Bagi yang mau jawab pertanyaan aku diakhir cerita, silahkan tulis dikomentar yak ? ^^

Atau mungkin kritikan dan saran yang positif buat kedepannya, monggo ..
.
.
.
.
.

Go To Story.

Setelah menjalankan aksinya, There segera mencari tempat persembunyian yang aman dari kejaran massa.

"Huhh huuhhh huhhh..." deru nafasnya yang tak beraturan terdengar jelas dari mulutnya.

"Udah cukup nih, gue harus balik kekosan lagi sekarang juga."

Kini langkahnya mulai tenang karena massa sudah jauh melewatinya.

Sampai dikos2an, ia segera duduk dilantai yang hanya terbuat dari semen, bukan keramik atau semacamnya.

"Mau sampe kapan gue jadi jambret kayak gini ya.?? Kalo hasilnya aja pas2an buat bayar kos sama biaya makan. Ini semua juga gara2 jambret yang udah tega ngilangin identitas gue. Sebell banget deh, mana hp juga disana. Bener2 buruk hidup gue.. Sorry ya Alloh, gue gak bermaksud buat nyuri duit mereka. Gue cuma ambil duitnya sebagian, abis itu gue balikin lagi koq."

Memang selama ini There tidak sepenuhnya mengambil semua isi dompet gasil jambretannya, karena dia tau hidup tanpa idntitas yang jelas itu seperti apa.

~~~~~~~~~
Jambret sholecha gitu maksudnye.??
Mana ada jambret sholecha..
Jambret berhati mulia aja kali ya
Wkwkwk

----

Matahari sudah berada tepat diatas kepala. Sinar yang menyengat membuat kepala siapa saja terasa panas.

Nathan masih sibuk mengelilingi kota Jakarta, dari komplek, sampai jalan2 raya sekalipun ia telusuri.

"Kerjaan gue terancam kalo sampe tuh dompet gak balik lagi. Tuh cewek mana sih, masak iya gue harus nyari satu persatu jambret yang ada dikota ini.? Apa mungkin dia pindah keluar kota.? Tapi masak iya sih secepet itu." Gumamnya.

Nathan masih duduk diatas motornya, ditepi jalan yang berada dekat dengan gank perumahan kumuh. Besar kemungkinan itu tempat keberadaan para anak jalanan, pengamen, sampai jambret sekalipun. Pandangannya tak pernah lepas dari keadaan orang2 yang lalu lalang.

Kebetulan, ditengah kebingungannya mencari, Ia melihat beberapa pengamen, dan kawan2nya. Ada laki2 bahkan ada pula yang perempuan. Disitulah Nathan berfikir untuk mengikuti mereka.

"Ee permisi.." sapanya, menyamakan langkah dengan mereka.

"Iya." Jawab salah seorang perempuan remaja.

"Kalian ini para pengamen kan ya.??"

"Iya. Ada apa.?" Tanya salah seorang lelaki dari mereka.

"Mohon maaf sebelumnya, apa kalian punya teman perempuan yang pekerjaannya mencopet.?" Nathan mulai berhati2 mencari info dari mereka.

"Mas ini polisi ya.?" Tanya lelaki itu.

"Bukan mas. Saya cari... cari temen saya iya. Temen saya itu kerjaannya menjambret, saya berniat untuk memberi dia pekerjaan ditempat saya agar tidak begitu lagi." Jelas Nathan asal, supaya mereka tidak mengusirnya.

"Loe yakin.?? Loe beneran bukan polisi yang lagi nyamar buat nangkep penjahat kan.?" Selidiknya.

"Bukan. Sungguh saya ini bukan polisi, saya mencari teman saya." Ujar Nathan penuh kejujuran diwajahnya.

Lelaki itupun melihat dengan matanya, bahwa Nathan orang yang jujur.

"Pliss ya Alloh, bantu saya nemuin tuh orang, biar saya bisa lanjutin pekerjaan saya dengan baik."

Jambret Cinta ♡ 《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang