Jambret ♡ 1

956 79 36
                                    

Taraaa....!! ☆☆☆

Udah gatel aja nih jari mencet tombol "Publikasikan"

Semoga suka ya ???
Murni imajinasi saya...

Jakarta___

Hari ini, cuaca sungguh cerah dengan langit biru dan awan putih yang terus berarak seolah mengiringi langkah Nathan.

Mencari2 toko yang menyediakan makanan siap saji. Secara, anak laki2 yang belajar mandiri sepertinya pasti suka yang cepat2.

Ditengah pencarian panjangnya dipagi menjelang siang yang cukup terik ini, sebuah tubuh menabraknya cukup keras.

Brukkk.!!

Sreettt.. Greb

Tubuh itu kini ada dekapannya, mata mereka saling beradu beberapa detik. Sampai akhirnya keduanya tersadar dan Nathan melepaskannya.

Orang itu membenarkan topi yang menutup kepalanya dan menyelipkan beberapa rambut yang berantakan ketelinga.

"Duhh... Sorry sorry mas, gue gak sengaja nabrak loe.." sesalnya, menundukkan kepala pada Nathan.

"Ohh iya.. gak papa." Jawab Nathan, berusaha bersikap biasa.

"Ee.. g guu gue duluan yaa.. b bye.." pamitnya dengan suara tergagap, lalu berlari menjauh.

"Kenapa dia.?? Grogi liat ketampanan gue kali ya.??" Gumam Nathan dengan senyum tipis menatap punggung kepergiannya.

"WOII JAMBRET.. MAS, MAS.. TOLONG.. TANGKAPIN DIAAA..!!"

"jambret.??"

Nathan menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal saat melihat banyak orang berlari kearahnya, tapi tidak.. mereka justru melintasi Nathan seolah ia tak ada.

Nathan hanya menoleh dan memandang sekilas kepergian mereka dengan rasa heran.

Kruyukk kruyukk

"Bodo ahh.. udah laper juga dari tadi." Gerutunya.

Akhirnya, Nathan dipertemukan dengan sebuah Caffe. Tapi, tunggu..

"Lahh.. dompet, koq gak ada.??"

Nathan meraba2 celana, baju, dan jaket yang ia kenakan tapi tak ketemu juga.

"Apa jangan2..."

Nathan mencoba mengingat2 pertmuannya dengan orang itu.

"Oohh,, jadi dia itu jambret.." gumamnya.

"Siall..!!"

Bagaimana tidak, disana terdapat identitasnya, uangnya, dan hal2 penting lainnya.

"Bagaimana ini.??!"

Kini ia hanya bisa merutuki dirinya selama perjalanan pulang, iapun menghela nafas kasar.

Dengan wajah ditekuk, Nathan kembali kekontrakan yang sudah ia sewa sejak beberapa bulan yang lalu.

"Woi, bro.. kusut amat tuh muka kenapa.??" Tegur seorang pemuda berpostur tinggi dan berkulit hitam manis.

Dia adalah Rian, salah satu anak kontrakan yang berada disebelah kontrakannya. Rian meletakkan gitar yang ia mainkan dan menghampiri Nathan.

"Gu gue kecopetan.." sahutnya lirih.

"Ya ampun, kasian banget loe. Yuk ikut gue aja."

Rian mengajak Nathan masuk kekontrakannya yang cukup berantakan. Sampai2 sesekali ia merapikan barang2 yang ada agar tamunya bisa duduk dengan nyaman.

Jambret Cinta ♡ 《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang