Materialistis

8.8K 587 5
                                    


"Sepertinya kalian sepertinya sedikit tau tentang saya......." Nana melihat ke arah mereka.

"Lebih baik kalian tidak terlibat atau......" Nana kemudian melihat mereka dengan tatapan tajam.

"Kemungkinan itu akan balik menyerang jika kalian melakukan sesuatu yang lebih dari ini." Nana kemudian berbicara dengan nada misterius.

"Saya lelah berbasa-basi......" Nana kemudian menghela napasnya.

"Sepertinya kalau aku tidak ikut dengam kalian..." Nana menggantungkan kalimatnya.

"Ada kemungkinan akan terjadi sesuatu yang merugikan di sini." Nana kemudian meyeringai.

"Kalau boleh jujur...."Nana kembali melanjutkan kata-katanya.

"Saya sebenarnya tidak terlalu terikat dengan tempat ini." Nana berkata dengan nada suram dan datar.

"Saya hanya belum menetapkan tujuan yang pasti." Nana kemudian menerawang entah kemana.

"Tidakkah kalian merasa lucu anak yang belum dewasa seperti saya ini mengatakan hal-hal yang berat seperti itu."

"Saya menimang sepertinya tidak terlalu merugikan jika saya mengikuti kalian." Nana kemudian tersenyum dengan senyumannya yang manis serta mempesona ke arah mereka.

"Asal kalian memenuhi hal-hal yang anak kecil seperti saya belum terlalu..." Nana kemudian tiba-tiba berdehem.

"Seperti..." Nana terlihat sedikit malu.

"Saya sepertinya mengerti." Kata si Kakek

"Maksud kamu uang kan." Kata Adrian dengan suaranya yang nyaring.

"Tenang saja....." Si ayah tampaknya senang.

"Hal-hal seperti itu adalah hak kamu dan kewajiban saya untuk memberikannya." Kata ayah dengan mudahnya seolah-olah memberikan beberapa permen kepada anak-anak.

"Permisi ya..." Nana sedikit tersinggung.

"Saya juga punya uang, memang kalau dibandingkan dengan kalian, agak...." kata Nana sambil berdehem.

"Ya setidaknya, saya sebenarnya bisa memperoleh uang-uang itu." Kata Nana lagi sambil melihat ke arah mereka dengan percaya dirinya yang luar biasa tinggi.

"Tinggal menunggu urusan waktu." Nana masih mempertahankan egonya.

"Tapi sekali lagi..." Nana kemudian berdehem lagi.

"Saya masih kecil jadi yah begitu..." kata Nana dengan wajahnya yang terlihat sedikit merona karena malu.

"Udahlah-udahlah tenang aja." Kata Adrian dengan entengnya.

"Hal-hal seperti itu bahkan jika kamu tidak memintanya saya akan memberikan sebanyak yang kamu mau." Kata si Kakek menatap Nana dengan senyum yang ringan.

"Kalau anda berkata seperti itu, saya terlihat sedikit materialistis." Kata Nana tersinggung lagi.

"Yah udah kan dunia memang sekejam ini......ngga usah khawatir.......aku paham kok." Kata Adrian menasihati.

"Kamu tidak bisa melakukan hal-hal yang kamu inginkan, jika tidak ada barang satu itu, aku pun juga begitu." Kata Adrian sambil terkekeh seolah uang hanyalah barang yang bisa di dapatkan dengan satu tarikan napas.

"Tenang saja, kami tidak terlalu mementingkan hal itu jika kamu adalah bagian keluarga kami." Kata si Kakek sambil tertawa bahagia.

"Hentikan, saya tidak ingin sekali lagi terlihat seperti seorang materialistis." Nana mengatakannya sambil memerah.

Semua yang berada di ruangan itu kemudian tertawa.

A girl who needs her own story ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang