Bag;1

248 22 1
                                    

"Nandara...apapun yang terjadi...kamu harus sekolah...jangan pernah dengarkan kata kata mereka...kau bisa melampaui mereka....aku yakin...."

Sudah 17 tahun dia tinggal di Panti Asuhan...Entah kenapa setiap kali Nandara bertanya dimana orangtuanya...mereka tak pernah menjawabnya..hingga dia yakin,bahwa orangtuanya membuangnya dari dulu.

"Nanda...kau sudah siap sayang? Aku akan mengantarmu" Kata Biarawati itu.

"aku selalu siap" kata dewi batinnya. Nanda tersenyum dan menganggukkan kepala nya.

Di perjalanan, Nanda cukup tegang bahkan berkeringat dingin..Nanda hanya bisa meremas tangan nya sesekali menundukkan kepala nya.

"kau pasti siap! apapun yang terjadi buat mereka bangga!!" kata dewi batinnya.

Tak terasa...mereka sudah sampai di gerbang sekolah.Gerbang yang tinggi dihiasi gedung gedung besar bewarna putih dan emas menambah kesan elegan sekolah itu.Satpam mempersilahkan masuk mereka dan mengantar hingga ke kelas dimana Nanda akan belajar.

"Permisi..." Biarawati itu mengetuk pintu yang tak tertutup.

"Oh...murid baru itu ya? Silahkan masuk manis" Sambut guru perempuan paruh baya sedang mengajarkan Fisika kepada murid murid nya.Nanda mengintip dibalik pintu,tak berani masuk ke ruang kelas.

"Nandara...kau bisa sayang...kau bisa....aku yakin! Aku akan pulang...Kau tetap disini untuk belajar.Aku tak mau anakku tidak sukses!" Kata Biarawati tak lain namanya adalah Phasley.

Nanda hanya membuka mulutnya dengan tatapan terkejut.Phasley hanya mencium keningnya dan pergi dari sekolah.

"Tenang sayang...aku sudah tau namamu...aku akan memperkenalkan mu.Kau tak perlu bicara" Kata Guru itu.Nanda hanya mengangguk.

Guru itu memopang badannya.sesekali melihat kaki palsu yang dipakai nanda.Hanya sejengkal dari pintu kelas,murid murid itu hening,melihat kondisi Nanda,ada yang melihat dengan tatapan jijik,risih,bahkan jengkel padanya.

"Namanya Nandara...Dia akan menjadi bagian dari kalian..Tolong temani dia! Dan Nandara...semoga kau betah disini ya" Kata Guru itu tersenyum.Nandara sebisa mungkin tersenyum meski yang ia senyumi menatap aneh kepadanya.

"Silahkan...masih banyak bangku kosong.." Kata Guru itu.Nanda mengangguk dan mencari bangku yang akan ia duduki.

"Sorry buat temen gue" Kata perempuan yang memindah tas nya ke bangku kosong tepat didekatnya.

"Gue lagi pengen sendiri"

"Cari yang lain aja"

"Itu masih banyak yang kosong"

Ucapan demi ucapan itu membuat Nandara kebingungan...Semua bangku yang akan ia duduki selalu ditolak oleh pemiliknya.Hingga Tersisa 1 bangku kosong didekat pria yang sedang melamun.Perlahan ia dekati bangku itu,dan menaruh tas sekolahnya.

Pria itu memandang wajahnya dengan tatapan aneh dan tak terlalu suka padanya.

"Ngapain lo?! Pergi lo cacat!" Tegas Pria itu membuat Nandara takut sekaligus sedih.

"Rendra!" Guru itu melotot padanya.Rendra hanya diam dan memalingkan wajahnya.

"Nandara duduk..." Perintah Guru itu.Ia mengangguk.

Pelajaran dimulai, Nanda baru sadar kebanyakan murid disini selalu datang terlambat,itu kenapa bangku mereka kosong.

"David!" Panggil Rendra dari tempat duduk nya.Pria yang disapanya menghampiri Rendra..

"Eh?" David agak terkejut melihat Nanda ada disamping Rendra."Gue dimana?" Tanya David.

"David paling pojok deket Deni." Kata Guru itu selagi menerangkan.

"Gara gara lo!" Rendra menunjuk Nanda.Nanda hanya menunduk.

"Oke! Keluarkan buku ulangan kita ulangan dadakan hari ini" Kata Guru itu.Semua tercengang dan segera mengambil buku ulangan.Rendra terlihat tegang karena ia belum mencatat satu pun pelajaran.Ia hanya bisa menggaruk garuk kepalanya.Sedangkan Nanda hanya bersikap santai dan siap untuk apapun.

Baru mengerjakan 8 menit, Rendra sama sekali tak memahaminya,menjawab q
1 nomor pun belum.

"Eh lo! ini jawabannya apa?" Tanya Rendra menengok buku Nanda.Nanda hanya menutupinya dengan Tangan."Pelit amat sih!! jawabannya apa?!" Bentak Rendra mencoba mengambil buku Nanda.Nanda menutup buku itu. " Kasihin gak?! Kasihin gak?!?!!" bentak Rendra.Nandara tetap menutup bukunya dan menyembunyikannya di belakang punggungnya.

"cuh..." Rendra meludahi tepat di wajah Nanda.Murid murid yang melihatnya tertawa ke arah Nanda.

"Salah sendiri urusan sama Rendra" Kata salah satu murid

"Dasar cacat." Rendra mengeluarkan kata kata iblis nya membuat Nandara sakit hati.Nanda keluar kelas menahan tangisnya dan melampiaskan nya dikamar mandi.

Tangisan tanpa suara menyeruak Nanda.Ia dihina saat ia baru masuk sekolah.Ia ingin mengadu tapi dengan siapa?Dia merasa sendiri saat ini.Hanya Phasley lah yang bisa menennangkannya sedangkan saat ini,ia tidak ada disisinya.

Apa aku terlalu hina untuk mereka? Kata dewi batinnya



Sincerely-Aku tulus mencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang