5. Dunia sesempit ini?

2.8K 200 8
                                    

Niatnya bersenang-senang hancur dalam sekejap. 

Axel memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas apa yang sedang dia pandang. 

Shit! 

Dia jauh jauh dari jakarta ke surabaya  kenapa yang ditemukannya selalu gadis ini?

Sial,  sedang apa gadis 17 tahun yang payudara saja belum tumbuh bermain-main di sebuah club dan ini surabaya,  sedang apa gadis itu disini?

Sialan, 
Berusaha tidak menghiraukan gadis yang sudah seminggu ini tidak ditemuinya, Axel meminum kembali minuman yang tadi sempat dia pesan,  dihabiskannya pelan dan berdecak kesal. 

Beribu kata sial termaki dihatinya.  Kenapa dia tidak bisa mengabaikan kehadiran gadis ini sekali saja?

---

"Ikut aku! "

Sembari menarik tangan gadis itu Axel menabrak beberapa orang tanpa peduli makian sekitar.

Setelah sampai tempat dimana mobilnya parkir,  dia menatap gadis didepannya yang sedang tersenyum sumringah tanpa beban.

"kenapa senyum-senyum?  Kau mabuk? "

Mencondongkan badannya berusaha menangkap bau alkohol ditubuh gadis itu namun tak ditemukannya.

"Om,  Shisi ngga mabuk!" suara rengekan terdengar dan Axel mengangguk.  Menatap shisi sejenak dan menyuruh gadis itu masuk kedalam mobil tanpa menerima bantahan.

Hal hal lain setelah ini,  Axel akan bicarakan nanti. 

Sialan,  gadis kecil ini kenapa bisa berada ditengah-tengah orang dewasa yang sedang mencari hiburan malam?

---

"Kau apa?" Axel mengerutkan dahinya tanda tidak paham dengan apa yang sedang shisi utarakan.

"Tadi shisi sama papa om,  jadi shisi ngga sendiri.  Shisi mau jadi dewasa dan kata temen, shisi harus lakukan apa yang biasa orang dewasa lakukan. Jadi shisi maksa papa untuk nemenin shisi ke club. Awalnya papa nolak tapi shisi susul papa ke surabaya dan terus bujuk papa biar dikabulkan. " shisi menyengir tidak jelas dan Axel benar benar tidak habis pikir dengan otak gadis didepannya ini.

"kau tau tempat apa tadi?  Meskipun ada papamu kau tetap tidak boleh ketempat seperti itu,  paham? "

Mengangguk dengan muka masa bodoh.  Shisi mengerucutkan bibirnya.  Sebenarnya dia tau ini salah,  papanya memarahinya habis-habis an dan dirinya menangis seharian dan mengganggu papanya hingga sang papa menuruti kemauannya dengan syarat hanya 10 menit berada di lokasi club tersebut.

Betapa sialnya dia saat baru saja menginjakkan kaki ditempat itu,  Axel sudah menariknya keluar.

Benci mengakui,  namun shisi merasa lega.  Tanpa rasa bersalah shisi mengambil handphone nya,  mengetik pesan kepada sang papa bahwa dirinya sudah pulang dan menyuruh sang papa pulang setelah menyelesaikan urusan kamar mandi nya yang mendadak tadi. 

---

"Kamu benar-benar tidak tau alamat rumahmu di surabaya? "

Mendengar nada yang sedikit tinggi dari Axel membuat dia mengkerut.

Sumpah demi Tuhan,  dia hanya membiarkan sang supir memimpin jalan tanpa tau alamat rumahnya.  Dia buta arah,  ditambah macet yang tidak berkesudahan.

Dia sudah berusaha menelpon sang papa,  mama,  dan supir mereka tapi seperti berkhianat,  telpon mereka semua tidak dapat terhubung.

Menatap Axel dengan mata yg berair, shisi menggeleng sekali lagi karena dia benar benar tidak tau alamat rumahnya yang disurabaya.  Dan yang sebenarnya selama ini dia tidak peduli, karena banyak sekali supir papa nya yang masih bisa mengantar jemput dirinya kemana saja.

"lalu malam ini gadis kecil,  kau akan tinggal dimana? "

Axel bertanya seraya mengacak rambutnya frustasi.

Seumur hidupnya dia baru bertemu dengan gadis manja seperti ini. 

Sialan

Tidak mungkin Axel membawa anak ini ke hotel tempat dia menginapkan? 

---

TBC.



The Cold HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang