"Aku ngga mau tau, om udah janji mau ajak aku liburan kan. Kenapa om ingkar janji sekarang. Aku sebel ya om diginiin."Axel menatap Sisi yang sedari tadi mengomel disebelahnya.
Jujur, Axel saja sudah lupa jika dia memiliki janji yang belum tuntas.
Sepanjang perjalanan mengantar Sisi sekolah, gadis yang berada disebelah nya terus saja memprotes padanya."Aku tau om udah tua jadi sering lupa tapi kan janji itu hutang. Hutang itu harus ditagih, kalau ngga kan dosa. Pokoknya om harus ajak Sisi liburan."
Agak jenuh mendengar ocehan sebelahnya, Axel mengangguk malas.
"Sepulang sekolah kita pergi."
"Jangan bohong, jangan lupa lagi!"
"Iya."
"Sini jari kelingking nya..."
Axel menatap Sisi malas, benar-benar masih bocah.
Tapi dia tetap menjulurkan tangan kirinya yang disambut sorakan kemenangan dari Sisi.
Kebetulan hari ini hari Jum'at, hari terakhir sekolah untuk minggu ini. Jadi sekalian saja Axel manfaatkan untuk memenuhi janjinya yang terlupakan.
"Ingat, telpon 15 menit sebelum bel pulang berbunyi!" Ujar Axel sebelum menyodorkan tangan kanannya saat mobil berhenti tepat didepan gerbang sekolah Sisi.
"Om bisa pegang janji Sisi, sebelum mobil om terparkir disini, Sisi sudah standby "
Axel menatap tangannya yang baru saja disalami oleh Sisi sebelum gadis itu segera berlari kearah gerbang sekolah yang hampir saja ditutup dengan wajah sumringah.
Ah, paginya tidak buruk juga.
---
Axel menatap jam tangannya, walau Sisi belum menelepon untuk dijemput pulang tetapi dia tau jika waktu dari kantor kesekolah Sisi lebih dari 15 menit perjalanan.
Setelah lama memikirkan akan kemana dirinya membawa Sisi berlibur, akhirnya dia menemukan satu tempat diotaknya.
Namun, ketika Axel akan mengambil jas yang sering digantungnya, asistennya datang.
Tidak sendiri.
Axel melihatnya, perempuan yang beberapa bulan yang lalu melaksanakan pernikahan.
Elisya, Icha-nya.
Menatap jam tangannya sebentar sebelum mengambil keputusan.
"Tidak apa Bimo, kamu bisa keluar."
Setelah diangguki dengan raut wajah yang kurang nyaman, Bimo, sang asistennya mengangguk dan segera berlalu.
"Duduklah, aku tidak bisa berbicara lama denganmu."
---
"Om lupa lagi!" Sentak Sisi ketika membuka mobil Axel yang baru saja menjemputnya.
Axel menatap Sisi dengan wajah bersalah.
"Saya lagi kerja Si, saya tidak lupa, liat sini, liat pakaian saya sudah bukan pakaian kerja lagi."
Sisi tetap menatap arah jendela.
Axel menghela nafas, merasa bersalah. Hampir satu setengah jam dia terlambat menjemput Sisi.
Sepanjang perjalanan diliputi keheningan.
---
"Sisi ngga minta liburan sejauh ini," Sisi menatap Axel kesal.
Setelah Axel meminjam kartu pelajarnya, Sisi memang tak bertanya lebih lanjut, bahkan saat lelaki itu membelikannya pakaian ganti saat berada dibandara tadi, dia tanpa protes mengganti pakaiannya.
Tapi, Sisi memprotes lelaki disampingnya saat tahu bahwa tujuan mereka adalah kota Surabaya.
"Bukan, bukan disini," ujar Axel dengan santai sebelum tangannya menjulur, mengambil tas sekolah Sisi yang membengkak karena baju sekolah gadis itu.
Berjalan menuju parkiran, Axel mengawasi Sisi yang berjalan dibelakangnya. Membuntuti seraya memegang kaos belakanganya.
"Kita mau kemana?"
"Mobil biru diujung sana."
----
Axel menatap Sisi yang tertidur sepanjang perjalanan. Sebenarnya Axel tahu bahwa mood gadis ini sedang tidak baik.
Lebih tepatnya karena dirinya.Memarkirkan mobilnya didepan sebuah tempat lalapan pinggir jalan.
Sebenarnya dia tak tega membangunkan Sisi yang nampak benar-benar terlelap, tapi yang Axel tau bahwa pasti gadis ini sedang kelaparan.
"Si."
"Sisi," Axel berucap agak keras.
Namun gadis ini tak kunjung bangun juga.Mengulurkan tangan menyentuh bahu gadis itu dan menepuk nepuk pelan.
"Ayo bangun, kita makan malam dulu."
---
"Ini dimana?" Tanya Sisi setelah memakan bebek gorengnya dengan lahap.
Axel memainkan hapenya, membalas beberapa pesan sebelum menjawab pertanyaan Sisi.
"Probolinggo."
"Hah?"
"Kamu mendengar nya."
Sisi mengerutkan keningnya. Tapi dia agak asing dengan nama kota yang disebutkan Axel barusaja.
"Probolinggo?"
"Tempat dimana Gunung Bromo berada?"
Mata Sisi terbelalak kaget.
Gunung Bromo yang diInstagram itu?
"Kamu belum pernah kesini kan?"
Sisi mengangguk penuh semangat.
"Tetapi kita belum sampai, ini masih dikotanya. Didekat sini ada Alun-alun, kita istirahat disana dulu?"
Seperti kembali bersemangat, raut keceriaan diwajah Sisi sudah kembali. Dengan ocehan yang sok tahu kini perjalanan liburan mereka tidak hening lagi.
---
TBC
*Kalian pada tahu Probolinggo kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Heart
General FictionAxel Mandhela, sosok laki-laki berumur 33 tahun. Seorang arsitek ternama. Setelah dikhianati oleh cinta pertamanya, dia tidak lagi ingin dekat dan mengenal wanita. Wanita manapun, angkat tangan merayunya kecuali satu, gadis kecil keponakan teman...