17. Pesta Ulang Tahun

1.5K 131 6
                                    


Axel heran kenapa anak usia tujuh belas tahun harus merayakan ulang tahunnya? Dulu dia tidak sempat melakukan hal seperti itu. Dia salah satu murid ter ambisius untuk nilai yang sempurna. Sebagai anak laki-laki pertama dia menjadi harapan keluarga. bahkan didikan antara Axel dan sang adikpun berbeda ketika Angela dimanja dia sudah mendapatkan banyak hal keras dari sang papa. tidak heran melihat betapa terpukulnya beliau saat anak perempuan satu-satunya memutuskan untuk meninggalkan rumah dulu.

Axel tidak iri, sungguh. Setelah kejadian bertahun-tahun silam itu dia jadi lebih banyak memperhatikan adiknya bahkan setelah Leo dan Ela menikah pun Axel tetap tak lepas tangan.

Axel mengelus rambut Sisi yang sengaja gadis itu gelombangkan sebelum berangkat kemari. Hanya untuk menghadiri pesta Jafran saja gadis itu berdandan lebih dari dua jam dan mengabaikannya.

"Om, Sisi ke Jafran dulu ya, Sisi mau kasih kado," tanpa melepaskan pandangan dari gadis yang baru saja meninggalkannya Axel mengangguk malas.

Pesta ulang tahun si jaran ini berlangsung sangat ramai. Banyak gadis seusia Sisi yang menjerit senang saat tuan rumah menyanyikan lagu dengan membawa gitar. 

mereka tujuh belas tahun dan bisa seromantis ini. Bagaimana dengan dirinya yang tidak pernah satu kali pun pernah mengadakan pesta kecuali pesta pernikahan adiknya beberapa taun silam.

Axel tersenyum saat Sisi menoleh kearahnya. Memastikan keadaan Sisi sekali lagi sebelum beranjak keluar dari rumah pesta tersebut.

Ternyata selain dia banyak sekali bapak-bapak yang sedang menunggui sang putri. Usai membalas senyum para bapak Axel memilih masuk kedalam mobil, menurunkan sandaran dan tertidur.

---

Sisi mengerutkan dahinya menoleh kearah sekitar ruangan tempat pesta berlangsung dan tak menemukan Axel dimanapun. Berusaha tak cemas Sisi mencoba kembali memperhatikan Jafran yang sedang memotong kue ulang tahun. 

Setengah bingung saat teman-temannya mendorongnya maju kedepan dengan diiringi suara sorakan.

Sisi menerima kue yang kata beberapa temannya adalah potongan pertama. menatap Jafran yang sedang terlihat kikuk dengan alis terangkat.

"Sisi, maukah kamu jadi pacarku?"

Dan Sisi menjadi tahu alasan pesta ini diadakan. Sisi kembali mengarahkan pandangannya kesegala penjuru dan merasa beruntung karena tidak menemukan sosok Axel. Sisi tersenyum kearah Jafran, meletakkan kue potongan pertama keatas meja.

"Jafran, terima kasih sudah menyukaiku tetapi maaf aku bukan kado yang bisa kamu miliki hari ini. Terima kasih sudah mengundangku. Ah- ada satu hal yang akan kuberitahu disini, setelah perpisahan nanti aku akan menikah dengan seseorang yang kusukai dan itu menjadi alasan yang bagus untuk menolak ucapan yang Jafran ucapkan tadi."

Sisi menatap sekitar lalu kembali tersenyum saat semua orang yang berada disana terdiam tanpa kata.

"Karena aku sudah menghadiri pesta maka ijinkanlah aku pulang sekarang. Jafran selamat ulang tahun," tanpa ragu Sisi beranjak pergi dari hadapan tuan rumah seraya memikirkan dimana pria tua itu berada.

---

Axel menggeliat mendengar ada seseorang yang mengetuk kaca mobilnya, tunggu sebentar, mobil? Seakan kesadarannya kembali Axel terperanjat kaget ternyata Sisi pengetuk kaca tersebut.

Meski agak sedikit heran, Axel membuka unlock mobil dan seketika itu pintu mobil sebelahnya dibuka dan gadis itu mendudukan dirinya dengan terburu-buru.

"Ayo pulang." 

Dan setelah itu Axel menyadari bahwa sudah terjadi sesuatu didalam pesta itu, suara parau Sisi tidak bisa menyembunyikan apapun.

Tanpa berkomentar Axel menjalankan mobilnya keluar dari perumahan kelas atas yang dahulu menjadi proyeknya. Sepanjang perjalanan Sisi masih membisu dan setelahnya baru terdengar suara isakan.

Gadisnya ini benar-benar tak pandai menyimpan sesuatu dan itulah hal yang paling disukai Axel. 

Axel mengambil beberapa helai tisu yang memang selalu sedia didalam mobilnya memberikannya kepada Sisi dan berkata "Hapus Ingusmu, aku sedang malas mencuci mobil."


---


tbc

Follow Instagram @Mandhelafam 

jangan lupa vote biar aku tambah semangat nerusin :v

The Cold HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang