Nesha pov
" kamu yakin nak ?" Ayah melirikku dari bangku di sebrangku.
" iya yah.., nesha udah pikirin ini,, dan keputusan nesha udah bulat.."
" tapi apa mesti di luar negri nak ?" Sahut bunda yang duduk disebelahku.
" nesha cuma pengen yang terbaik aja bun.." aku menjelaskan pd bunda
" disini juga banyak yang bagus nesh.., kenapa mesti jauh2 ke luar negri...? "
" tolong jangan tanyakan lagi alasan nesha yah..., bun....,, tolong hargai pilihan nesha.." gue sedikit tegas menjawab pertanyaan ayah.
Ayah dan bunda cuma menghela nafasnya.
" ya udah bunda sama ayah ga akan maksa kamu, kami akan dukung kamu selama itu baik buat kamu sayang..."
Bunda membelai rambut gue sayang." ayah heran..."
Gue melirik ayah, menatapnya seakan bertanya... " heran kenapa ?"
Dan seperti ayah tau apa arti pandangan gue.." ayah heran, dulu ayah tugasin kamu di pusat 3 bulan, nolaknya berkali kali.., sampe bilang kl kamu ga mau jauh dr sahabat kamu si bintang. Sekarang kamu memilih nerusin S2 kamu di Australia kamu dengan cepat mutusin itu...,, ga takut jauhan sama bintang ?" Tanya ayah.
Gue diam sejenak.., sambil tetap menatap mata ayah. Lalu gue menunduk.
" ngga.." jawab gue singkat.
Ayah terlihat diam, dan sekilas gue melihat dia mengerutkan dahinya.
" berantem ?"
" ngga " jawab gue lagi
Ayah makin mengerutkan dahinya.
" bohong "
" ngga "
" yakin "
" iya "
" ga nyesel "
" ngga "
" beneran "
" iya "
" tapi---"
" yaaaah.., plis deh...,, udah ah.., nesha mau siapin semua persyaratannya.., 3 hari lagi nesha berangkat ke ausi.., nesha ke kamar dulu.."
Gue melangkahkan kaki gue menuju kamar gue. Gue tutup pintu kamar gue.., dan memejamkan mata gue.
Sedetik kemudian air mata gue luruh,
" kenapa gue jadi selemah ini sih "Gue mengepalkan tangan gue.., mencoba menahan rasa sakit ini. Gue hapus kasar air mata gue..., salah.... air mata gue makin deras..., gue mendudukan diri gue dibalik pintu kamar gue, menjadikan lutut gue awbagai tumpuan kening gue...,, gue menangis sejadinya. Gue biarkan air mata itu terus mengalir. Tangan gue menekan dada kiri gue kuat.
" kenapa sesakit ini...."
Author pov.
Flashback on
Nesha dan bintang terduduk di balkon apartment mereka, tak ada satupun yang bersuara.., hanya suara angin yang sesekali berhembus mengibarkan kedua rambut gadis itu.
" jadi..., kita disini cuma buat gini .." suara datar nesha memecah keheningan.
Bintang menoleh pada nesha yang sedang menatap kedepan. Matanya sudah memerah.., menahan sesuatu yang sejak tadi ingin meruak keluar dari sarangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship in Love
De TodoIni lanjutan cerita Friendship in Love dr akun gue sebelumnya. So happy reading guys.