☄Cha junho

2.1K 399 46
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Junho benci sendirian di rumah.

Teman-temannya suka jika ditinggal sendirian di rumah oleh orangtua mereka. Dan mereka suka menyombong soal memberontak dan melakukan hal-hal yang biasanya dilarang saat orangtua tidak ada di rumah.

Tetapi, Junho bukan tipe pemberontak seperti itu.

Malam itu, orangtua Junho pergi makan malam dan menonton, dan tampaknya tidak akan pulang larut.

Junho duduk di sofa dan membaca novel. Tetapi tidak lama kemudian, dia mulai gelisah.

Matanya melirik ke berbagai penjuru rumah dan terpaku pada pintu dapur yang terbuka. Lampu dapur dimatikan dan kegelapan di ruangan itu sedikit menakutkan.

Junho tidak bisa untuk tidak membayangkan seseorang ada di ruangan itu, mungkin memerhatikannya seraya menyeringai.

Junho berlari ke arah dapur dan membanting pintunya sampai menutup, lantas melompat mundur, setengah mengira ada tangan yang akan menyengkram lengannya.

Tapi tidak ada yang terjadi.

Merasa lega, Junho kembali ke sofa dan menyalakan TV. Episode terbaru Criminal Minds sedang ditayangkan, tetapi Junho memilih Cartoon Network. Sudah cukup cerita seram untuknya.

Karena posisinya yang nyaman, tidak butuh waktu lama bagi Junho untuk tertidur.

Junho terbangun sejam kemudian ketika cahaya menyorot wajahnya lewat jendela. Ketika dia terbangun dengan kesal, cahaya itu menghilang.

Pikirnya, mungkin itu lampu sorot mobil yang lewat. Akan tetapi, cahaya itu muncul dan menyorot lagi ke arahnya, dan menghilang lagi. Cahaya itu muncul beberapa kali lagi dengan singkat, dan menghilang dengan cepat.

“Kenapa ada cahaya seperti itu?” Pikirnya.

Junho buru-buru menyalakan TV lagi dan menaikkan volumenya. Tapi, beberapa saat kemudian, televisinya mati, begitu pula lampu di seluruh rumahnya.

Mati listrik seperti ini sebenarnya tidak aneh di lingkungan tempatnya tinggal, tetapi yang aneh adalah cahaya asing itu, yang berkedip-kedip lagi ke arahnya.

Junho mulai ketakutan.

“Bagaimana jika ada orang yang mencoba memancingku? Aku mungkin dibuntuti oleh orang sinting!” Pikirnya. “Bagaimana kalau dia bisa melihatku dari luar?”

Junho melihat ke luar jendela, dan perasaan bahwa dirinya di ikuti makin kuat.

Dia langsung melesat ke sudut ruangan dan meringkuk di kegelapan, dan sorotan cahaya asing itu berkedip-kedip lagi, dengan frekuensi yang semakin intens.

Junho merayapi lantai hingga ke pintu dapur, mengulurkan tangan untuk membuka knopnya, dan masuk ke dapur sebelum menutup pintunya, menghalangi cahaya tersebut.

Dia meraba-raba dalam kegelapan sebelum menemukan pisau dapur, lantas duduk di kursi di pojok dapur.

Sorotan cahaya itu akhirnya berhenti berkedip, dan Junho tersenyum lega.

****

Sejam kemudian, orangtua Junho pulang. Mereka membuka pintu dan langsung disambut keheningan.

Ketika mereka masuk ke dapur, pemandangan mengerikan menyambut mereka.

Junho terduduk di kursi dengan kepala terkulai ke belakang sandaran kursi, ekspresi tak percaya tergurat di wajahnya.

Tenggorokannya sobek berlumur darah dan pisau dapur tergeletak di samping kursinya.

Ketika polisi datang dan menyisir rumah itu, mereka juga menemukan mayat seorang gadis remaja di selokan dekat rumah Junho.

Tubuhnya penuh luka tusukan, dan lehernya digorok seperti Junho.

Di tangannya, tergenggam sebuah senter.

Gadis itu nampaknya berusaha memberi sinyal untuk memperingatkan Junho bahwa ada seseorang yang memasuki rumahnya.

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NOIRCEUR : PRODUCE X 1O1.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang