☄Lee hwan

817 153 17
                                    

━━━26, dec'2019.

Pada suatu malam, seorang ayah bersama anak laki-lakinya yang bernama Lee Hwan, menempuh perjalanan dengan mobil disebuah jalan panjang yang tandus.

Mereka dalam perjalanan pulang setelah seharian menjenguk ibu Hwan dari rumah sakit.

Mendengar suara hujan yang bergemuruh lembut di kap mobil, Hwan pun tertidur.

Namun tiba-tiba, terdengar suara benturan yang cukup keras. Si ayah berusaha mempertahankan stir mobilnya namun mobil jadi tak terkendali karena jalanan licin. Akhirnya mobil itu pun menabrak batu besar.

Setelah memeriksa keadaan anaknya; Hwan, yang untungnya baik-baik saja, si ayah pun keluar dari mobil untuk memeriksa kerusakan mobilnya.

Kedua ban depannya bocor dan pintu kanan mobilnya penyok karena menghantam dinding, dan bagian mobil yang lainnya agak lecet sedikit.

“Bisa dibenarkan, pa?” Tanya anaknya yang agak shock karena kecelakaan tadi.

“Enggak.” Ayahnya menjawab sambil menggeleng. “Kita hanya punya satu ban serep. Papa harus jalan kaki lagi ke kota, cari orang buat bantuin derek.” kata si ayah.

“Kotanya tidak terlalu jauh dari sini. Kamu tunggu di mobil, papa pergi dulu.”

“Oke,” kata Hwan, dengan agak tidak rela. “Tapi jangan lama-lama ya, pa!”

Dari sorot mata puteranya itu, dia tau kalau anaknya lumayan ketakutan. “Kamu jangan kemana-mana!” kata si ayah.

“Papa gak bakalan lama kok.”

Hwan melihat ayahnya yang berjalan dengan berat karena kehujanan dari spion. Hingga akhirnya si ayah pun menghilang ditengah gelapnya malam dan derasnya hujan.

Beberapa jam berlalu namun si ayah tak kunjung kembali. Hwan cemas karena seharusnya ayahnya sudah kembali sejak tadi.

Ketika itu juga, dia melirik ke arah spion dan melihat sosok yang berjalan kearah mobil.

Awalnya dia mengira kalau itu adalah ayahnya, namun ketika dia berbalik untuk melihatnya lebih jelas lagi, dia baru menyadari kalau itu adalah orang asing.

Dia mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya dan memiliki janggut yang sangat lebat. Dia membawa sesuatu yang besar ditangan kirinya, sambil diayunkan kedepan dan kebelakang.

Penampilan orang aneh itu membuat Hwan ketakutan.

Ketika orang itu makin mendekat, Hwan melihat ke kaca jendela belakang dan memicingkan matanya. Dia ingin mencari tahu apa yang dibawa orang aneh itu. 

Dengan ketakutan, Hwan pun segera mengunci pintu mobil yang didepan, lantas melompat kebelakang untuk menutup pintu dibelakang.

Ketika dia melihat keluar lagi, dia melihat orang asing itu berhenti melangkah dan kelihatannya dia menatap langsung ke arah Hwan.

Dan ternyata, dia membawa pisau daging besar.

Tiba-tiba, orang itu mengangkat tangannya untuk menunjukkan sesuatu dan Hwan menjerit sejadi-jadinya di dalam mobil.

Terlihat ditangan orang itu kepala si ayah yang sudah terpenggal.

Hwan terus berteriak dan berteriak. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Jantungnya berdebar sangat kencang, dia berusaha untuk mengatur nafasnya.

Wajah mengerikan ayahnya yang sudah tewas, mulut ayahnya yang terbuka dan mata ayahnya yang hanya tinggal bagian putihnya saja.

Ketika orang itu sampai di mobil, dia menunjukkan wajahnya dihadapan jendela mobil dan melotot kearah Hwan.

Rambutnya acak-acakan dan kotor. Wajahnya penuh dengan bekas luka.

Untuk beberapa saat, dia berdiri disana, ditengah-tengah hujan. Mendelik-delik seperti orang gila. Tiba-tiba dia merogoh kantong bajunya dan perlahan mengambil sesuatu dari kantongnya itu dengan tangan kiri.

DIA MEMEGANG KUNCI MOBIL MILIK SI AYAH.

NOIRCEUR : PRODUCE X 1O1.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang