Part 23

229 30 6
                                    

.

.

.

"Pilihlah salah satu dari kami."

.

.

.

Huh~

Yerin menghela napasnya panjang dan berat ketika mengetahui sebuah notifikasi multiple-chat tiba-tiba muncul di ponselnya, dan menampilkan sebuah pesan singkat penuh arti. Setelah melihat pengirim dan memastikan siapa-siapa saja yang menghuni multiple-chat itu, helaan napas Yerin malah semakin berat dan panjang. Otaknya langsung bekerja ekstra memutar kembali memori-memori kejadian tadi malam.

Disaat yang sama, saat Yerin masih belum bisa berkompromi dengan pikirannya sendiri, sebuah panggilan telepon tidak dikenal masuk ke ponselnya. Sebuah deretan angka yang tertera di layar membuat kening Yerin berkerut.

"Yeobseo." ucap Yerin dengan ekspresi bingung.

"Eonni~"

Setelah mendengar suara diujung sana, ekspresi Yerin seketika berubah. Wajah bingung yang awalnya terpasang langsung tergantikan dengan ekspresi aneh antara senang dan tidak senang.

"Ada apa?"

"Aku di gerbang depan asrama."

"Hah?!"

Yerin refleks berdiri saat kata-kata tidak terduga itu masuk ke telinganya. Ia benar-benar tidak mengira kalau hal ini akan benar-benar terjadi. Atau mungkin lebih tepatnya mencoba untuk menyangkalnya.

"Eonni?"

"Ah, iya. Aku akan segera kesana. Tunggu sebentar. Jangan kemana-mana."

Segera setelah mematikan sambungan telepon itu, Yerin bergegas keluar dari kamarnya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan lewat. Tapi karena tidak ada jadwal dan memang belum ada tugas, Yerin lebih memilih untuk diam di kamarnya. Bersantai sekaligus memikirkan hal itu.

***

"EONNI~~"

Yerin yang tengah celingak-celinguk di depan gerbang langsung mengalihkan pandangannya ketika mendengar ada yang berteriak. Dari posisinya sekarang, dilihatnya seorang gadis sedang berdiri di bawah pohon sembari melambaikan kedua tangannya. Tidak hanya sendirian, gadis yang baru saja memanggilnya eonni itu berdiri dengan seseorang lagi di sebelahnya.

Sedetik kemudian, langkah Yerin terpaksa terhenti saat dia baru menyadari siapa orang lain yang berdiri di sana. Namun mencoba untuk tetap terlihat santai, ia kembali melanjutkan langkahnya. Meskipun otaknya sudah melayang kemana-mana tidak karuan.

"Eunha."

"Eonni~ sudah lama tidak bertemu. Aku merindukanmu." teriak Eunha sembari memeluk Yerin kuat-kuat.

"Yosh, yosh, anak baik. Bagaimana kabarmu?" tanya Yerin seraya mengusap lembut punggung Eunha.

"Buruk. Eonni tidak pernah meneleponku semenjak pindah." gerutu Eunha seraya melepas pelukannya.

Tidak mengatakan apapun, Yerin hanya bisa membalas dengan senyuman tipis. Sesaat setelah Eunha melepas pelukannya, mata Yerin langsung teralihkan pada seseorang yang berdiri di belakang adiknya itu, yang sejak tadi hanya diam memperhatikan. Menyadari kemana arah pandang kakaknya, Eunha langsung tahu apa yang sedang dipikirkan oleh kakaknya itu.

"Oh iya, Eonni. Ini Jimin-oppa. Park Jimin. Tadi kebetulan aku bertemu dengannya waktu menunggu Eonni. Dan Oppa, ini kakakku, Jung Yerin."

WE and YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang