Part 22

197 35 3
                                    


(Yerin POV)

Hari ini rasanya sekolah dan asrama jadi lebih ramai dari biasanya. Entah kenapa dari sepuluh menit yang lalu, sejak aku duduk diam di bangkuku yang berada di dekat jendela, kepalaku jadi ikut pusing mengikuti gerak-gerik orang-orang yang sibuk kesana-kemari. Mereka semua tampak terburu-buru dan tidak sabaran.

"Kenapa mereka semua?" gumamku lirih namun dengan mata yang masih mengikuti mereka.

Di saat yang sama, Nayoung dan Sohye, jika kalian masih ingat dengan mereka berdua, muncul dan membuyarkan semua lamunanku. Mereka dengan seenak jidat menarik kursi disebelah dan duduk di depanku tanpa permisi.

"Kau bisa kerasukan setan kalau terus-terusan melamun." kata Nayoung yang membuatku menatapnya aneh.

"Jadi bagaimana?" kini giliran Sohye yang bersuara.

"Apanya?" tanyaku bingung.

"Kau akan pergi dengan siapa?"

"Pergi kemana?"

"Ya ampun bocah ini. Kau tidak tahu acara puncak besok?"

Acara puncak? Oh, aku sampai tidak sadar kalau besok sudah hari perayaan. Pantas saja semua orang sibuk hari ini. Gara-gara mengerjakan proyek lagu, aku sampai lupa dengan itu.

"Memangnya apa acara puncaknya?" tanyaku polos yang malah membuat Nayoung dan Sohye membuka mulutnya lebar karena, mungkin, terkejut dengan pertanyaanku.

"Kau ini bagaimana. Kau kan dekat dengan anggota dewan, masa tidak tahu?" kata Nayoung dengan nada yang luar biasa tidak menyenangkan.

Yoojung maksudnya? Kalian pikir kalau aku dekat dengannya aku harus tahu semua yang terjadi di sekolah? Termasuk acara perayaan besok? Tentu saja tidak. Aku terlalu sibuk untuk mengurusi itu semua, asal kalian tahu.

Ngomong-ngomong soal Yoojung, kemarin adalah hari yang benar-benar panjang selama hidupku. Dia benar-benar murka saat tahu Jungkook dan anak bangtan ada di kamarku. Waw. Apalagi saat tahu aku menginap di tempat Yoongi-oppa dan malah bukan ditempatnya. Ya Tuhan, kemarin aku sempat berpikir dunia ini akan berakhir. Beruntung Jin-sunbaenim dan Namjoon-sunbae membantuku menjelaskan semuanya dengan sangat-sangat hati-hati. Sepertinya semua sudah tahu bagaimana karakter Yoojung di sini. Bagus.

Tapi karena kejadian itu juga lah yang membuatku semakin dekat dengan anak bangtan, Yoongi-oppa menyebutnya begitu. Mereka jadi sering muncul dan berkeliaran di dekatku. Terutama Jungkook, Taehyung-oppa, dan Jimim-oppa. Ah, kalau Jungkook aku memang sudah dekat sebelumnya. Karena kita sama-sama teman seangkatan. Tapi yang lain? Aku tidak tahu kenapa. Tapi sudahlah, semakin banyak teman semakin baik, benar kan? Hm, tapi tidak juga. Aku tidak yakin haruskah aku senang atau tidak saat ini.

"Hya! Jung Yerin!" teriak Nayoung sembari menggebrak meja yang membuatku kaget bukan main.

"Ah, mian. Tadi kalian tanya apa?" tanyaku kikuk.

"Aish, bocah ini. Bukannya mendengarkan malah enak-enakan melamun." gerutu Nayoung.

"Apa kau tahu acara puncak besok? Kau mau pergi dengan siapa? Yoongi-sunbae?" tanya Sohye yang kembali membuatku bingung.

"Oh itu, aku tidak tahu. Sepertinya aku tidak ikut." jawabku

"Yerin-ah. Kau sebenarnya tahu tidak apa yang sedang kami bicarakan?"

Aku hanya menggelengkan kepala seraya tersenyum kikuk. Sungguh. Aku tidak tahu apa yang sedang mereka berdua katakan. Tapi aku juga ingin cepat-cepat mengakhirinya. Meskipun sebenarnya masih penasaran.

WE and YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang