" SYASA SAYANG BANGUN NAK AYO SEKOLAH INI SUDAH TELAT LOH SYASA " teriak Mama yang membangunkan anak semata wayangnya tersebut tak kunjung bangun
" SYASA KALAU GAK BANGUN MAMA AKAN DOBRAK PINTU INI " lanjut sang Mama dengan kesal
" iya ma " ujar Syasa sambil bangun dengan malas lalu membersihkan dirinya
" ada aja anak itu " gumam Mama yang kini sudah diruang makan disana ada Bi Inam
" nyonya saya mau bilang " ucap Bi Inam ke Mama Syasa
" ya bi mau bilang apa? " tanya Mama Syasa yang mulai penasaran
" kemarin Bibi pergi kesupermarket bersama non Syasa nyonya lalu disana kami bertemu sama mantan majikan nyonya istri kedua tuan nyonya sama anaknya " ucap Bi Inam membuat Mama menghentikan langkah tangannya untuk mengambil piring
" terus Syasa Bi? " tanya Mama Syasa yang tak mau kehilangan sang anak tercintanya tersebut
" nona Syasa bilang kalau dia anak Bibi dari kampung nyonya terus nyonya merendahkan kami dan dibalas sengit oleh nona Syasa nyonya lalu nona Syasa penasaran siapa mereka saya gak jawab nyonya " ucap Bi Inam ke Mama Syasa
" yaudah Bi biarkan saja saya yang bilangin semuanya ke Syasa kalau ada waktu yang tepat Bi " ucap Mama Syasa ke Syasa
" MAMA BI INAM PAGIIIII " teriak Syasa
" juga sayang/ juga non " ucap mereka kompak
" ma Syasa hari ini gak masuk sekolah dulu ya ma badan Syasa lumayan gak enak nih ma " ucap Syasa ke sang Mama
" kamu sakit sayang? " tanya Mama dengan khawatir
" ciee khawatir ciee " ledek Syasa ke sang Mama sementara Mama memukul pelan bahu sang anak
" Mama khawatir malah diginiin " ujar Mama kemudian mereka tertawa
" cuman capek ma " ujar Syasa yang keseringan bolos sekolah itu lah dia ulahnya tersebut
" makan sayang mama mau bilang serius dengan kamu dan juga Bi Inam " ujar Mama dengan nada serius
" ini sudah ngomong serius ma nih Syasa makan " ucap Syasa yang membuat siapa saja akan menenggelamkan dia kerawa - rawa
" MAMA SERIUS SYASA " tekan Mama yang sudah gemash dengan tingkah sang anaknya
" jangan serius ma nanti sakit seperti kata dilanda rindu itu berat seperti ngangkat elpigi 10ton " ucap Syasa mengarang dengan terkekeh
" bukan dilanda sayang Dilan hadeh kamu ini " kesal Mama sementara Syasa tertawa dengan Bi Inam
Selesai makan kini mereka bertiga berada diruang kerja Mama nya dengan kondisi mereka yang serius sekali sementara Syasa hanya diam biarkan mereka berbicara terlebih dahulu baru dia akan bicara
" mama minta kamu jangan memotong ucapan mama dan Bi Inam " perintah sang Mama diangguki nya dengan nurut
" baik ma " ucap Syasa
" kamu anak mama satu - satunya dan mama harap kamu gak akan meninggalkan mama, kamu masih punya Papa " ucapan sang Mama membuatnya kaget dengan mata melotot
" lah gue kira Papa gue udah mati dan gue gak seneng anjir dibilang gue masih punya Papa😑 " gumamnya yang masih bisa didengarkan mereka yang menahan tawa dan senyum mereka
" Papa ninggalin kita gegara wanita lain " ucap Mama dengan nada sedih sementara Syasa fokus mendengarkan nya tanpa memotong ucapan Mamanya
" waktu itu... " cerita Mama
KAMU SEDANG MEMBACA
SyasaGlean (END)
Teen FictionDisini senep Disana mules Dimana - mana lihat muka lo mules dan senep Disini pelit Disana medit Dimana - mana elo mesti medit Lalalalalalalalalalalalala Lalalalalalalalalala Lalalalalalalalalalalalala Lalalalalalalalalala Pelangi - pelangi alangkah...