part 7

128 5 0
                                    

Dirumah mewah yang kini tengah berkumpul dengan sangat rada gembira dan tidak sama sekali. Kini mereka sedang berada diruang keluarga disana ada kakek, nenek, bonyok, dan anak mereka





" kemah berapa hari Vera? " tanya Kakek ke Indri

" 3 hari " ucap Indri dengan memakai pakaian ketat seperti biasa nya

" bagaimana keadaan kantor? " tanya Kakek ke Adlan yang sibuk dengan laptopnya

" seperti biasa Pa " ujar Adlan ke Zadlan tersebut

" sini cucu nenek " panggil Raya sang Nenek ke sang cucu

" nenek " panggil Dinda sang cucu yang mukanya gak mirip sekali sama keluarga mereka sama seperti Vera juga gak mirip sekali



















Ting tong

Ting tong



















" siapa bi? " tanya Raya ke art

" ada paket dan tidak tau dari siapa nyonya " ujar Bibi dengan menyerahkan paket tersebut ke Indri

" apa isinya " gumam Indri dan membuka paket tersebut












Aaaaaaaaaaaaaaaakkkhhhhh
Astaga














" siapa yang mengirim paket seperti ini " emosi Zadlan yang melihat isi paket yang ternyata isinya boneka dengan berlumuran darah segar

" ada surat " ucap Raya sementara Diana masuk kedalam kamar dengan patuh

" apa isinya? " tanya Adlan ke sang Nenek

" hai, bagaimana dengan kado yang saya bawakan bagus tidak? Haha jangan lupakan kalau saya akan diam saja dengan perbuatan kalian semuanya tidak akan. Saya kembali dengan membawa berita balas dendam dan kepahitan. SYASA anak yang selama saya sayangi dan cintai kini dia tekah depresi kehilangan semuanya dan saya akan balas dendam seperti kalian kehilamgan anak dan cucu kalian hahahaha " ucapan Raya terhenti dan mereka mencerna ucapan Raya yang membava surat tersebut

" maksudnya? " tanya Indri yang belom konek

" dia balas dendam dan kepahitan, Syasa anak? Kehilangan! Jangan - jangan Syasa meninggal " ujar Adlan yang kaget serta yang lain juga kaget kecuali Indri

" iya anakku dari darah dagingmu telah tiada sejak dia berumur 7 tahun. Dia selalu menanyakan dimana sang Papa dan Kakek Neneknya saya jawab mereka telah tiada tetapi lama-kelamaan dia seperti hancur karena merasa kehilangan dan 2 bulan dia tiada karena tertekan dengan nasibnya. Jangan lupakan kalau saya akan balas dendam. Salam dendam dari mantan istrimu " begitulah isi suratnya membuat mereka kaget

" kenapa bisa? Kenapa bisa cucuku tiada " racau Raya yang menyayangi Syasa lalu menangis

" Syasa cucuku Syasa Viona kenapa kau rahasiakan dari kami " ucap Zadlan kacau yang tak bisa menerima inu semua

" Syasa anakku Syasa hiks hiks aaaaaaaa SYASAAA " teriak Adlan yang menyesal dan penyesalan selalu diakhir ya

" anakku semua ini gara - gara kau " ucap Adlan sambil menunjuk Indri sementara Indri yang ditunjuk pun tak mau disalahkan

" apa - apaan kamu mas nyalahin aku " ucap Indri yang tak mau dituduh

" kau, kau membuat keluarga ku berantakan sekali dan kau telah membuat keuangan menjadi menurun kau menyalahkan Viona dan Syasa sementara itu adalah kesalahanmu dan juga anak mu yang selalu gila dengan harta " hardik Adlan mengungkapkan semuanya sementara Indri, Zadlan, Raya kaget

SyasaGlean (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang