34

1.1K 23 0
                                    

Angin malam menusuk raga yang pilu itu, sakitnya mencintai seseorang yang berkhianat dengan kita. Sudah, dia tidak memikirkan cintanya lagi bagaimanapun juga dia tetap bersikukuh untuk bercerai, wanita mana yang tidak sakit melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain. Rumah tangga yang bertahun-tahun dia bangun. Dia mengusap air mata di pipi tirusnya. Dia mengambil nafas dalam-dalam, minimnya pencahayaan di jalanan sepi ini tidak membuat wanita kuat ini takut toh di juga mantan agent FBI dan juga dia masih selalu menyimpan revolver miliknya di belakang tubuhnya.

"Andai saja aku tidak memikirkan putri-putriku pasti sudah kusarangkan anak pistolku kepada perempuan murahan itu"

Ucapnya dingin yang masih duduk di jop depan mobilnya. Dia segera menancapkan gas mobilnya menuju rumah untuk mengambil putri-putrinya sebelum lelaki itu merebutnya darinya, perasaan takut mulai menghantui wanita itu.

Tak butuh waktu lama dengan kecepatan sangat tinggi. Rianrah memasuki rumah dan melihat Fadel belum datang. Dia tidak henti hentinya bersyukur.

Namun di lain tempat, Fadel memasang wajah tegangnya, dia menancap gas untuk mengambil putri-putri nya

Jahat memang hipnotis zazkia

Rianrah mengelus rambut halus mereka, menatapnya dalam dalam. Dia sudah mengambil peralatan milik pribadinyaa di kamar termasuk uang emas dll, ia masukkan di dalam tas besarnya yang ia taro di punggung belakang. Sekali lagi dia mengeluarkan air matanya namun suara gaduh terdengar diluar berteriak memanggil nama Shyila dan shyelin, itu suara Fadel.
Lantas harus berbuat apa Rianrah, dia hanya mampu membopong shyila, dan tidak ada waktu lagi dia mengambil shyila lalu keluar lewat jendela kamarnya.

Shitt

Pada saat Rianrah mengendong shila di depan, dia segera berlari menuju hutan di belakang rumah besarnya dengan penerangan redup,  dia berlari sekuat tenaga sebari meyakinkan dia harus kuat, kalau tidak dia akan kehilangan Shyila. Dia berlari sekuat tenaga ,
saat melihat sudah mulai jauh dari rumahnya. Rianrah berhenti sejenak dan menyandarkan anaknya di pohon pinus. Terlihat Shyila tertidur pulas.

Ponselnya berdering....

Nama kak Tama (biggboss di club Black /bos di agent FBI) tertera di iphonenya, dia sangat bersyukur

Dia segera menggeser ke hijaunya

"HALO KAK?  TOLONG KIRIMKAN AKU JET PRIBADI DI LOKASI INI"

Ucapnya tegas dan serius.

"B-Baik"

Balas kak tama dengan sedikit terbata-bata, pasalnya kalau suara yang ia dengar di seberang menandakan terjadi sesuatu. Kak tama segera melacak Handphone Rianrah dan benar saja dia mengalami kesulitan sebab dia berada di Hutan

"Apa yang terjadi? "

Pikiran keras meliputi otak kak tama

Dia pun segera mengirimkan jet pribadi di lokasi Rianrah, 20 menit disana, Rianrah segera menaiki jet tersebut. Dan mengatakan antarkan saya ke bandara internasional sekarang!
Tangannya masih bergetar, apa yang harus dia katakan kepada shyelin saat bertemu nanti, oh tuhan cobaan apa lagi ini? Saat sudah sampai di bandara dia segera memesan tiket lewat iphonenya, dia mengubah posisi tasnya di depan dan Shyila di belakang yang ia gendong. Tak lupa pula ia berterimakasih terhadap pilot jet itu. Setelah ia selesai memesan tiket, wanita itu membuang Iphonenya di kolam ikan yang lumayan besar di bandara. Ia tidak mau di ganggu oleh semua orang, biarkan saja dia pergi dengan tenang.
Sebelum memasuki pesawat yang ia tumpangi, dia tidak lupa mengatakan

"Terimakasih atas luka yang kau berikan, aku sudah terlanjur mencintaimu namun tidak bisa kupaksakan untuk bertahan dengan pengkhianatan. Biarkan aku pergi dan kumohon jangan pernah mengganggu ku lagi. Aku pergi, ini finally yang sudah tidak bisa di ubah lagi."

BLACKWHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang