22. MAAF

37.3K 1.6K 8
                                        

'Seberapa tinggi kedudukan ku? Semakin tangguh pula aku harus mempertahankan nya sebaik mungkin'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Seberapa tinggi kedudukan ku?
Semakin tangguh pula aku harus mempertahankan nya sebaik mungkin'

"Macho, terus awasi Rafi di sana, biarkan anggota inti beristirahat." ucap Ianna dan diangguki Macho.

Tak lama kemudian, semua orang sudah tertidur pulas kecuali Ianna. "Semoga semua ini cepat berakhir." Ucapnya sembari menatap jendela pesawat.

"Ianna bangun!" teriak Caca saat sampai di kamar Ianna.

Ini sudah pagi, tapi Ianna masih saja tertidur nyenyak. Ianna memeluk gulingnya dan menutup telinganya dengan bantal.

"Wait, lima menit lagi," ucapnya setengah tidak sadar.

"Sekolah, Ianna! Lo kebo banget sih?!" ucap Caca kesal.

Selalu saja Ianna bersantai-santai di pagi hari. Caca tidak ingin terlambat bersama Ianna.
Ianna langsung mengibaskan selimutnya dan segera menuju kamar mandi. Setelah 15 menit berlalu, Ianna langsung turun menuju ruang makan untuk sarapan bersama.

"Selamat pagi!" teriak Ianna membuat Luna tersedak dan membuat Caca tertawa puas.

"Sialan, Ianna!" protes Luna, sementara Ianna hanya terkekeh pelan.

Tanpa menunggu waktu, Luna meminta agar Ianna sedikit cepat karena mereka akan terlambat. Setelah selesai sarapan, mereka berangkat kesekolah bersama.

"Kangen sekolah banget, ya. Udah seminggu kita gak sekolah," ucap Luna dengan senyumannya, mereka berjalan memasuki kawasan sekolah.

"Kita bakalan jadi sorotan gak, ya?" tanya Caca iseng.

"Hm, sepertinya bakalan heboh, Ca." Ianna terkekeh, ikut menimpal.

"Hai, Bitch!" Tiba-tiba seorang siswa berjalan menghampiri ketiganya dengan senyuman tak berdosa.

"Gak sekolah selama seminggu, terus masih berani datang? Gak malu? Mana barengan lagi sama para cowok. Janjian?" tanya siswa itu membuat Ianna mengepalkan kedua tangannya.

Ianna mencoba menghela napas, mengatur agar tidak emosi. "Gue yang harusnya nanya sama lo. Udah berapa banyak uang yang lo korupsiin dari perusahaan kakak gue? Gak malu?"

"Lo nuduh gue?" Andrew menunjuk dirinya sendiri.

Ianna memutar bola matanya malas, Andrew terlalu banyak drama. "Menurut lo?" tanya Ianna. "Gue akan kasih lo kesempatan untuk mengembalikan perusahaan Rizki, dan gue juga punya kejutan untuk lo..." Ianna menggantungkan ucapannya.

ARDIANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang