17. Woozi

246 16 0
                                    

Sore ini aku dan Jihoon sedang berada di cafe dekat kampus, menemaninya yang justru malah bermesraan dengan layar laptopnya. Dan sudah dua jam berlalu ia tidak mengalihkan wajahnya dari sana. Cih. Padahal Jihoon tidak pernah menatapku lurus selama itu. Rasanya seperti kau sedang diduakan oleh teknologi. 

Intinya aku bosan. Jika saja aku memiliki pekerjaan mungkin aku tidak akan sebosan ini, tapi semua tugas dari dosen sudah kuselesaikan jadi apa boleh buat. Well, aku benci menumpuk tugas dan membuatku mengerjakannya sekaligus. Kau taulah, sistem kebut semalam. Jadi sudah menjadi kebiasaanku untuk selalu mengerjakannya setelah dosen memberikan lusinan tugas itu. Dan jika hari ini aku langsung pulang ke kediamanku, sudah dipastikan tidak ada yang akan kulakukan selain berguling-guling di atas ranjang. Setidaknya ada satu hal yang kulakukan disini. 

Menemani Jihoon mengerjakan tugas-walaupun beda tipis.

Tadinya kami sedang berada di perpustakaan kampus, namun tenggorokanku terasa kering jadi kami memutuskan pergi ke cafe ini dan memesan smoothies dan mengambil tempat duduk di lantai dua dekat balkon. Hampir tidak ada pengunjung di lantai dua. Hanya ada satu meja terisi oleh seorang laki-laki seumuran kami dan meja kami. Sepi memang, karena ini bukan akhir pekan. Dan mungkin karena cafe ini tidak begitu terkenal jadi tidak banyak pelanggan yang datang. 

Entahlah. They have the best smoothies. Cafe ini sudah menjadi langgananku dan Jihoon dalam waktu yang lama. Dan menu andalan kami adalah smoothies. Aku akan memesan strawberry and blueberry smoothies dan Jihoon akan memesan kiwi and mango smoothies. Tidak ada smoothies seenak di cafe ini. Kuharap mereka tidak akan gulung tikar.

Sambil menelusuri media sosial, aku menemukan informasi yang menarik. Tentang querencia. Jika kalian tidak tau, querencia adalah sebuah tempat dimana seekor banteng beristirahat sebelum masuk ke pertandingan. Kalian tau pertandingan yang kumaksudkan bukan? 

Jadi sederhananya, istilah querencia bisa diartikan sebagai tempat dimana kita bisa mengesampingkan semua rasa penat, lelah dan pusing akan masalah yang kita hadapi. Tidak hanya sebuah tempat, bisa juga seseorang yang membuatmu nyaman dan melupakan segala rumitnya dunia. 

Aku jadi penasaran apakah atau siapakah querencia bagi Jihoon.

"Jihoon-ah."

Ia sama sekali tidak berkutik. Sungguh, tidakkah ia merasa lelah berhadapan dengan layar selama itu? Kulirik gelasnya yang ternyata sepertiga dari isinya belum ia sentuh. Aku pun mendekat dan melihat wajahnya yang terlihat kusut. 

"Hei," panggilku lalu menaruh minumannya di hadapannya, "istirahat sebentar."

Ia pun menghentikan aktifitasnya dan memejamkan matanya berkali-kali untuk menyesuaikannya dengan cahaya. Kedua matanya pasti terasa lelah karena menatap layar laptop terlalu lama. Kemudian ia menyedot setengah dari isi gelasnya sekaligus. 

"Tidak ingin pulang?" tanyaku karena langit sudah mulai gelap dan bisa kulihat jelas ia kelelahan.

Ia pun menggeleng tanpa ragu, "Tanggung."

Aku hanya bisa menghembuskan napas pasrah dan menatapnya datar. 

Ia lalu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan memejamkan matanya. Tangannya bergerak meregangkan otot-ototnya sehingga menimbulkan bunyi.

Aku pun berinisiatif menarik sebelah tangannya dan memijat jari-jarinya dan berharap itu bisa membantu. 

"Sudah kubilang jangan menumpuk tugasmu."

"Aku tidak menumpuknya. Dosennya saja yang terlalu kejam memberikan tugas sebanyak ini."

Aku pun terkekeh. Sudah pasti keluhan bagi seorang mahasiswa adalah tugas. Ya, aku tidak bisa menyangkalnya.

Imagine with SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang