Butiran salju berjatuhan membasahi jalanan di kota Seoul. Aku tidak tau jika Seoul terlihat sangat menakjubkan dilihat dari atas Namsan Tower. Mungkin akan lebih menakjubkan lagi jika aku datang di malam hari. Lampu-lampu yang berasal dari gedung-gedung pencakar langit akan menerangi kota Seoul dan dihiasi bintang-bintang yang tanpa ragu menampakkan cahayanya di langit ditemani dengan sang rembulan.
Oh tampaknya aku tidak bisa pergi di malam hari. Aku merelakan diriku untuk bangun sepagi ini, merasakan dinginnya udara di bulan Februari dan pergi ke Namsan Tower hanya demi mengucapkan selamat ulang tahun pada sahabatku, Lee Chan.
Hari ini, 11 Februari, Lee Chan berulang tahun. Maka dari itu aku harus mengucapkan selamat ulang tahun sebagai sahabatnya yang baik. Ya, aku sangat baik.
Saat Chan berumur 8 tahun, ia selalu memintaku untuk pergi ke Namsan Tower bersamanya. Namun aku terus menolak entah dengan alasan apa. Dan sekarang, di umurnya yang ke-21, akhirnya aku mewujudkan permintaannya di hari ulang tahunnya ini.
Namun ada satu hal yang membuatku khawatir. Takut-takut jika saja nanti Chan meminta hadiah yang tidak-tidak seperti, minta dibelikan ps4. Ya, akhir-akhir ini Chan sering bilang ingin punya ps4. Harganya bisa membuatku tidak jajan selama berbulan-bulan. Atau minta dibelikan ruangan yang dikelilingi cermin untuknya menari entah apa itu namanya aku tidak tau. Chan suka menari asal kau tau. Dan dia terlihat keren ketika menari.
Membayangkannya saja aku sampai meringis kesakitan seperti anak kecil yang sedang sariawan.
Kugosokkan kedua tanganku yang terasa sudah membeku. Meskipun sudah masuk bulan Februari, dinginnya masih menusuk kulit.
Bosan dengan waktu, kudekati teropong yang sengaja disediakan disana.
"Mungkin aku bisa melihatmu dari sini Chan," gumamku mengedarkan pandangan ke seluruh kota Seoul dibawah sana melalui teropong tersebut.
"Kau tidak perlu menggunakan teropong itu." Sebuah suara mengagetkanku yang tengah asik bergelut dengan benda panjang berlensa itu.
"Kau terlambat, Lee Chan."
Kulihat ia membawa dua gelas yang sepertinya berisi kopi. Sepertinya aku tidak jadi kesal, "Kau tega membiarkanku kedinginan"
"Jadi...apa aku harus membayar denda?"
Aku sedikit mengacungkan gelas berisi hot americano pemberoannya, "Kau sudah membayarnya, Tuan"
Ia terkekeh lalu melepaskan jaket yang ia kenakan kemudian memakaikannya padaku, "Kau saja yang bodoh hanya memakai satu jaket di udara sedingin ini"
"Terima kasih," ucapku singkat karena ingin cepat-cepat merasakan hangatnya segelas kopi yang kupegang. Sungguh, bahkan bibirku bergetar saat menyeruput kopinya itu. Dinginnya benar-benar ekstrim.
"So...ada apa tiba-tiba mengabulkan permintaanku 13 tahun lalu" Chan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya.
Aku menyeringai, "Jangan pura-pura bodoh, Bodoh"
"Selamat ulang tahun, Lee Chan."
Entah mengapa aku sangat senang bisa mengucapkan kalimat itu di tempat yang Chan impikan. Tentu saja aku selalu mengucapkan selamat ulang tahun di hari ulang tahunnya. Hanya saja ini terasa berbeda. Mungkin aku terbawa oleh kekuatan suasana Namsan Tower yang mendukung.
Ia menatapku seraya tersenyum, "Ternyata kau masih mengingatnya."
Kupukul lengannya pelan, "Tentu saja aku ingat! Setidaknya kau harus berterima kasih padaku, Dino-ya."
"Jangan panggil aku dengan nama itu."
"Kenapa? Bukankah kau pernah bilang kau ingin dipanggil seperti itu?"
"Ya. Itu dulu, saat aku 6 tahun."
Mengingatnya kembali membuatku tersenyum. Dulu saat ia berumur 6 tahun ia ingin dipanggil dengan nama Dino karena ia menyukai dinosaurus. Namun setelah beranjak dewasa ia menyesal pernah mengatakan itu. Well, tidak denganku. Aku menyukainya.
Dino. Terdengar imut di telingaku.
"Baiklah. Khusus untukmu, khusus untuk hari ulang tahunmu, khusus untuk sahabatku. Lee Chan, apapun itu, aku akan mengabulkan permintaanmu"
"Apapun? Bagaimana jika aku memintamu untuk terjun dari atas sini?"
"Kau gila? Aku serius Chan!" Kuhentakkan kakiku kesal.
Ia terkekeh lalu memandang pemandangan kota Seoul yang–sekali lagi–sangat indah lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Aku hanya ingin kau tetap berada di sisiku hari ini,"
Ia kembali menatapku, "...dan selamanya"
Aku terdiam sejenak menatap wajahnya lalu tersenyum. Susah sekali untuk menahan agar kedua sudut bibirku tidak tertarik untuk tersenyum.
"Mudah."
Dan sekarang aku tidak perlu khawatir tentang hadiah yang Chan minta–yang pasti akan menghabiskan uang jajanku.
Karena aku hanya perlu berada di sisinya hari ini dan...selamanya.
***
Happy Birthday To This Awesome Yet Adorable Young Man!!!
Jeonghani hyung aegi sudah besar sekarang yeay!!!
Hope u like it, don't forget to vomment gaisss :))))