Kali ini rada panjang ya hehehe spesial buat dua orang ganteng yang lagi ulang tahun di hari yang sama ^^
Enjoy...
***
"(y/n), beri makan Coco!"
Ah, suara menyebalkan itu lagi. Entah sudah berapa kali aku mendengar kalimat perintah dengan nada menjengkelkan hari ini. Setiap kali aku kembali ke kamarku dan berkutat dengan laptop, 10 menit kemudian kakakku, Dokyeom meneriakiku untuk menyuruhku melakukan ini itu.
Kupejamkan mataku erat, mencoba untuk tidak meluapkan emosiku. Bagaimanapun juga dia kakakku. Aku harus menurutinya.
Pada akhirnya aku bangkit dari kasurku dan menuruni tangga. Kulihat badan besarnya sedang berbaring di sofa sambil menonton tv. Cih, padahal sereal makanan Coco–anjing peliharaannya–tidak berada jauh dari sofa. Cukup 3 kali melangkah ia bisa menemui mangkuk makanan dan sereal Coco.
"Coco-ya, kemarilah."
Coco yang juga sedang duduk di lantai menonton televisi menghampiriku dengan cepat. Buntutnya yang lucu bergerak-gerak menandakan ia sedang bersemangat. Melihat tingkahnya yang gemas sedikit menghilangkan rasa kesalku.
Kutuangkan sereal tersebut ke dalam mangkuk yang bertuliskan Coco. "Geurae, kau harus makan yang banyak Coco-ya supaya kau punya stamina yang kuat sehingga tidak malas seperti orang yang sedang berbaring disana." Sengaja kukeraskan suaraku berniat menyindirnya.
"Aku mendengarmu, dongsaeng-ah."
Tentu saja bodoh. Memangnya kalimat itu kutujukan pada siapa lagi selain untukmu. Entah sudah berapa kali aku mengumpat di dalam hati. Jika saja aku sedang kedatangan tamu bulanan, sudah dipastikan emosiku akan meningkat drastis dan mampu membuatnya bungkam.
Tanpa menghiraukannya, aku kembali menaiki tangga untuk kembali ke kamarku, mengurusi pekerjaanku yang belum selesai. Namun sebuah panggilan mengintrupsiku. Lagi.
"(y/n)"
"Apa lagi?!"
Sepertinya tingkat kesabaranku sudah habis dibuatnya. Ingin rasanya aku pergi dari rumah ini jika tidak ada urusan yang belum kuselesaikan. Ah, kenapa juga hari ini tidak ada jam kuliah. Kalau saja para dosen tidak mengadakan rapat akreditasi, aku bisa bebas dari penjara ini. Mendengarkan ceramah dosen akan lebih baik ketimbang ini.
"Pijatkan."
Apa lagi sekarang? Memangnya dia pegal? Padahal sedari tadi tubuhnya hanya ia baringkan di sofa.
"Tidak mau."
"It's my birthday!" Tiba-tiba ia menyanyikan lagu milik The Grand Master di film Thor-Ragnarok. Suaranya melengking membuatku mengatupkan rahangku.
"AAH!"
Kulihat jari telunjuknya mencuat dari balik sofa mengisyaratkanku untuk menghampirinya.
Benar. Ini hari ulang tahunnya. Sampai hari ini berakhir, ia tidak akan meninggalkan sofa dan membuatku melakukan semua pekerjaan. Tiba-tiba aku merindukan ibu dan ayah yang sedang bekerja. Sayangnya mereka akan sampai di rumah pada pukul 7 malam.
Kudatangi kakakku dan menatapnya garang. Dengan tanpa dosanya ia tersenyum membuat matanya semakin menyipit. Oke, kuakui dia imut.
Ia mengubah posisinya menjadi tengkurap dan menepuk punggungnya. "Punggungku sakit karena tiduran terus."
Ck, dia bodoh ternyata.
Tanpa babibu lagi kudukkan diriku di atasnya dan mulai memijat punggungnya dengan sentuhan ajaib dari tanganku. Aku memang berbakat dalam hal pijat-memijat karena diajarkan oleh ibu.