Pukul 07.30
Di pagi yang sedikit dingin ini aku sudah pergi dari rumahku, berjalan menyusuri perumahan di kawasan Hongdae seraya membawa satu pak tisu dan sekotak kue beras buatan ibuku. Ibuku bilang keluarga Vernon pasti akan sangat senang jika dibawakan kue beras buatannya.
Ya. Hari ini Vernon tidak memiliki kegiatan dan tidak ada kelas. Dia memintaku untuk mengunjungi rumahnya sepagi ini, dengan memaksa.
"Pokoknya besok kau harus menemaniku."
Begitu katanya saat berbicara denganku melalui telepon tadi malam. Entah kenapa. Padahal ada ibunya di rumah. Jadi hari ini aku harus bangun pagi yang artinya waktu tidurku berkurang. Apalagi semalam aku harus begadang untuk menyelesaikan tugas yang harus diserahkan hari ini melalui aplikasi. Untung saja hari ini pun aku tidak ada kelas, jadi setidaknya bisa bersantai walaupun harus pergi ke rumah pacarku ini.
Kedua tungkaiku akhirnya sampai di depan rumah berpagar kayu jati. Baru saja aku ingin menekan tombol bel, terdengar suara gaduh dari garasi milik keluarga Vernon. Aku pun bergeser untuk memeriksa ruangan itu yang berada di sebelah pagar.
Terlihat di dalam sana kedua orang tua Vernon yang sedang bersiap untuk pergi dengan terburu-buru. Sepertinya mereka terlambat.
"Annyeonghaseyo," salamku kemudian sambil membungkukkan badan.
Mrs. Melody-ibu Vernon-yang menyadari keberadaanku pun terkejut lalu menghampiriku, "Hi sweety! You're here," sapanya dengan aksen Amerikanya kemudian memelukku.
Beruntung sekali kemampuan bahasa inggrisku tidak begitu buruk jadi aku bisa memahaminya tanpa perlu terlihat seperti orang bodoh.
"Are you going somewhere?"
Sedetik kemudian Mr. Simon-ayah Vernon-menghampiriku dengan senyumannya lalu menyapaku, "Hai nak, pagi-pagi sekali kau berkunjung."
Sekali lagi aku memberi salam seraya membungkuk pada ayah Vernon.
"Let me guess, Vernon asked you to come here, right?" tanya Mrs. Melody seraya memakai jaketnya.
"Yeah, he did," jawabku dengan tersenyum kikuk, "where are you going?"
"Oh, I have to go to Ilsan with him," ucap Mrs. Melody menunjuk suaminya dengan sebal.
Mr. Simon pun terkekeh, "Ada acara sekolah yang harus aku hadiri dan aku memintanya untuk menemaniku."
Aku pun hanya mengangguk tanpa mengerti.
"Anyway, it's a good thing that you're here. Vernon is still in his dreamland and Sofia's getting ready for school," ucap Mrs. Melody dengan cepat lalu menyelempang tasnya.
"Kami terlambat, kami harus segera pergi," lanjut Mr. Simon.
Lalu pasangan suami-istri itu dengan terburu-buru memasuki mobilnya. Aku pun bergeser untuk memberi ruang bagi mobilnya untuk keluar dari garasi.
"We'll be back late night so I want you to take care of Vernon and Sofia!" seru Mrs. Melody dengan senyumannya yang ramah.
Aku pun mengangguk dan melambaikan tangan sebelum mobilnya pergi meninggalkan sarangnya.
Sayang sekali, padahal aku membawa kue beras ini untuk mereka.
Aku pun bergegas memasuki rumah ini melalui garasi setelah menutup rolling door. Kulepas sepatu yang kupakai lalu masuk melalui pintu yang menghubungkan garasi dengan dapur.
Disana terlihat Sofia yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya sedang mencuci piring.
"Hey."
