5. Seungkwan

239 21 0
                                    

Hari ini sungguh melelahkan. Kegiatan kampus sungguh menyita waktu istirahatku bahkan di hari sabtu dimana seharusnya libur. Belum lagi karena aku adalah ketua pelaksana dari acara yang diadakan di kampusku membuatku harus bekerja keras sekaligus mengawasi acara agar berjalan dengan lancar. Inilah resiko yang harus kuhadapi jika mengikuti kegiatan mahasiswa. Dan syukurlah aku menjalaninya dengan senang hati.

Di saat seperti ini entah kenapa aku selalu ingin makan es krim rasa vanilla. Andai saja lelahku tidak begitu besar pasti sekarang aku akan pergi ke mini market dan membeli es krim sebanyak yang kuinginkan. Well, setidaknya aku masih sempat mandi dan mencuci rambutku yang belum dicuci sejak 4 hari yang lalu.

Kuraih ponselku lalu duduk di kursi meja belajar seraya mengeringkan rambutku menggunakan handuk. Hair dryer membuat rambutku rusak jadi aku menggunakan handuk saja.

Terdapat beberapa pesan masuk dari teman-teman juga beberapa grup percakapan. Sungguh, grup percakapan untuk kegiatan kampus sudah menampung bahkan hingga lebih dari 200 pesan. Aku terlalu malas untuk membacanya sehingga kubiarkan saja.

Tiba-tiba nada dering tanda pesan masuk berdering sebanyak 3 kali. Aku tersenyum senang setelah mengetahui si pengirim pesan tersebut.

From : Seungkwan

안자고 뭐해?

(Sedang apa?)

너네 앞이야

(Aku di depan rumahmu)

잠깐 나올래?

(Maukah keluar sebentar?)

Dia di depan rumahku katanya? Aku segera memeriksanya lewat jendela kamarku dan benar saja. Seungkwan sedang berdiri di depan pagar rumahku seraya melambaikan tangannya yang membawa kantung plastik yang entah isinya.

Aku pun memberinya isyarat untuk menunggu. Kutaruh handukku ke sembarang tempat dan segera menghampirinya. Masa bodoh dengan piyama kebesaranku dan rambut yang masih setengah basah dan berantakan.

"Apa yang kau lakukan disini?" omelku setelah membuka pagar, berpura-pura protes meskipun sebenarnya aku sangat senang akan kedatangannya.

"Aigo...kau pasti sibuk sekali sampai mandi di malam hari."

Aku hanya memasang wajah memelas. Memang benar. Akhir-akhir ini aku mandi malam karena pulang ke rumah terlalu larut.

"Duduklah," katanya lalu menarik tanganku untuk duduk di bangku panjang depan rumahku.

"Apa yang kau bawa?" Pusat perhatianku tertuju pada kantung plastik yang ia bawa. Aku berharap itu sesuatu yang bisa dimakan.

"Es krim," jawabnya singkat lalu memberikan es krim cone padaku. Mataku berbinar ketika melihat bahwa itu adalah es krim vanilla.

"Waaah...Aku ingin sekali makan ini," Dengan sigap kubuka bungkusnya.

"Terima kasih. Kau benar-benar memahamiku, Seungkwan-ah."

Kulihat ia tersenyum bangga seperti seorang ayah yang habis memberi mainan robot ke anaknya, "Makanlah."

Dengan senang, kujilati es krim yang ada di tanganku. Sungguh lelahku hilang setelah rasa manisnya es krim vanilla ini menyentuh lidahku.

"Bagaimana acaramu? Lancarkah?"

Aku menangguk, "Lumayan. Ada sedikit masalah di bagian waktu tapi semuanya lancar."

Imagine with SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang