Internasional Bund Highschool adalah sekolah bertaraf Internasional yang memiliki pembelajaran dan pelayanan kompleks. Seperti contoh untuk bidang olahraga saja sekolah ini mempunyai masing-masing 2 lapangan untuk tiap jenis olahraga. Dibidang kesenian, sekolah ini membangun ruangan yang berbeda-beda untuk tiap cabang seni.
Laboratorium pun setiap tingkatan kelas punya masing-masing satu agar tidak ada jadwal yang bertabrakan. Guru-gurunya mengajar dengan spesifik pembelajaran contohnya guru bahasa indonesia, bahasa jepang, bahasa mandarin, british, guru biologi khusus makhluk hidup atau biologi alam semesta. Dan banyak contoh lainnya.
Hal ini juga berlaku untuk pendidikan konseling. Konseling dipimpin oleh seorang guru yang kemudian dipecah menjadi 3 bagian permasalahan. Sub pertama yaitu kekerasan disekolah, sub kedua yaitu pelanggaran peraturan sedangkan sub ketiga adalah induk dari kedua sub tadi yaitu perbaikan kepribadian. Masing-masing sub diurus oleh murid-murid terbaik yang dipilih oleh seluruh guru dan dewan yayasan.
Urutan penyelesaian masalah dimulai dari sub pertama atau kedua, jika masalah tidak selesai dibagian ini maka masalah akan dialih tugaskan ke sub ketiga. Jika masalahnya terlalu berat untuk sub ketiga maka murid bermasalah itu akan diserahkan kepada kepala konseling. Jika kepala konseling pun tidak mampu untuk menyelesaikan masalah maka pihak sekolah akan memanggil orang tua murid yang bermasalah untuk dihadapkan kepada kepala sekolah dan berakhir ke kepala yayasan.
Saat ini Tania sedang berada diambang pintu sebuah ruangan. Ia mengetok lalu masuk tanpa perduli dengan respon orang yang ada didalamnya. Yang pertama kali Tania lihat disana adalah seorang cowok dengan pakaian seragam lengkap plus rapi menggunakan kacamata sedang duduk rapi seperti sedang menantikan kehadiran seseorang.
"Kamu boleh duduk sekarang" ucap cowok itu menghancurkan lamunan Tania. Tania segera duduk dan langsung menusukkan tatapan mata tajamnya tepat kemata si cowok itu.
Cowok itu pun berusaha menelan saliva nya dengan susah payah. "Saya Ardito Anata, kamu boleh manggil saya Dito. Saya murid kelas 11 ips 1 yang ditugaskan disub satu dengan tugas menangani kasus kekerasan yang terjadi dilingkungan sekolah kita" ucap Dito memperkenalkan diri.
Gunanya guru konseling apa kalo kasus dilimpahin kemurid?
"Terus?" tanya Tania singkat.
Dito hanya tersenyum tipis mendengar reaksi Tania kemudian cowok dengan kacamata yang bertengger dihidungnya itu menatap penampilan Tania yang tidak layak dipanggil perempuan normal.
"Kamu dapat surat tentang peraturan sekolah kan?" tanya Dito yang dibalas dengan kedipan singkat dari Tania.
"Terus kenapa pakaiannya kurang bahan kaya gini? Make tindik lagi, rambut dicat pula" sambungnya.
"Tugas lo nangani kasus kekerasankan terus kenapa lo perlu repot-repot ngurusin penampilan gue?" Seperti itulah seorang Tania. Ngomong super irit, kalaupun panjang pasti pedesnya luar biasa.
Dito malas berdebat dengan gadis yang ada didepan matanya saat ini, ia akan langsung keintinya. "Saya tadi dapat laporan kalau kamu udah membuat kekerasan digerbang siswa, bisa kamu jelaskan?" tanya Dito sopan.
"Lo tanya aja sama orang yang ngelapor tadi, gue rasa lo harus manggil dia bukan gue" jawab Tania dengan nada tidak suka.
Kemudian ia berlalu pergi. Tak lama Tania pergi, Dito merasa kalau wajah Tania itu sangat familiar tapi ia lupa pernah melihat dimana. Sudahlah.Dito beranjak keruang Kepala Konseling untuk memberi sebuah masukan mengenai Tania. "Bu, saya rasa Tania tidak akan bisa berubah jika Ibu menyerahkan kasusnya kesaya ataupun ke Dian. Lebih baik langsung dialihkan ke Bang Panji aja Bu. Saya rasa Ibu bisa menilai semuanya saat pertama kali bertemu dengan Tania, ia tipe murid introvert yang berbahaya Bu"
"Selain itu dari catatan Tania yang saya lihat, ia sudah 3 kali dikeluarkan dari sekolah dan sekolah ini adalah sekolah keempatnya. Rata-rata alasan pengeluarannya itu sama karena poin pelanggaran yang sudah berlebihan dan tindakan dia diluar batas. Jika Ibu menyuruh Bang Panji untuk menyelesaikan kasus ini, saya rasa akan berhasil seperti 4 kasus sebelumnya"
Setelah memberikan berbagai macam fakta dan pendapat yang masuk akal, akhirnya usul Dito diterima oleh Bu Alda.
"Segera keruangan Panji dan katakan kepadanya kalau kamu menyerahkan semua kasus yang berhubungan dengan Tania kepadanya" ucap Bu Alda tegas.
"Baik, Bu"
✳✳✳
"Siapa si cewek itu, sampe sampe lo nyerahin semua kasus yang mungkin dia perbuat kegue?" tanya Panji malas.
Dito kemudian menyerahkan berkas yang berisi tentang riwayat pendidikan Tania ke Panji. "Gue ngeri dia ga mempan sama gue Bang, makanya gue serahin ke lo aja. Liat tuh kasus-kasus dia disekolah lama. Gila ngga? Baru kelas sebelas udah 3 kali dikeluarin dari sekolah. Mana cewek lagi.Gue angkat tangan Bang, suer"
"Jahat lo ya sama gue, Dit" kata Panji dengan nada sedih yang dibuat-buat.
"Doa-doa aja lo moga tu anak ngga buat ulah" ucap Dito kemudian ngacir kembali keruangannya.
Panji kembali membaca kertas yang ada ditangannya sekarang secara perlahan. Tidak ada memuat biodata diri, hanya keterangan dan alasan pengeluaran seorang perempuan bernama Britania Sarah Waldof. Tidak ada foto profil sama sekali jadi Panji tidak tau seperti apa wajah perempuan yang akan menjadi 'klien'nya itu.
Dari namanya, Panji rasa perempuan itu blasteran Inggris. Tapi ia tidak berani berharap takut takut realita tak seindah ekspektasi yang ia ciptakan.
Mari kita lakukan dengan baik ucapnya dalam hati.
Tbc
Tania mah ngga kenal takut😎
Panjii semangat, author selalu mendukungmu haha😂
#AuthorSKSDsamaPanji
See u,
Putri, yang kerjaannya narik ingus mulu ngehehe😅Jambi, juli 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Expectation!
RandomYang Tania tau adalah hidupnya tak seindah semua harapan yang ia bangun dalam dirinya. Betul kata orang ketika realita tak sesuai ekspektasi maka hati yang akan menjadi korbannya. Bagi Panji mendengar kisah orang lain dan dapat mengubah kepribadian...