Bagian Tiga Belas: TEPATIN OMONGAN

6 1 0
                                    

Tania keluar dari mobil dan berjalan santai menuju kelasnya. Tetap sama semua yang ada ditubuh Tania, tak ada yang berubah satu apapun. Ia tetap mengerikan jika dianggap sebagai seorang perempuan.

Para murid perempuan yang berpapasan atau berada dibelakangnya selalu saja membisikkan hal buruk tentang Tania. Tania tentu saja mendengar semuanya, tapi ia malas menanggapi karena yang mereka bahas masih seputar keanehan penampilannya.Gadis yang menggunakan earphone baru itu tetap jalan seolah-olah telinganya tidak berfungsi.

Dua kelas dari tempat ia berdiri saat ini tampak segerombolan siswi yang sedang duduk-duduk sambil bercengkrama ria. Salah satu diantara mereka terlihat sangat familiar dimata Tania. Kemampuan mengingat wajah yang buruk yang dimiliki Tania membuatnya mengumpat kesal.

Udah ah, peduli bodo!

Tepat ketika Tania melewati gerombolan itu, tiba-tiba ada sebuah cewek yang dengan sengaja melutuskan kakinya hingga membuat Tania tersandung. Sontak mereka semua tertawa secara serentak. Tania yang dalam keadaan kakinya terlipat menggeram marah . Berani-beraninya cewek-cewek alay itu mengganggu ketenangan hidupnya.

"Eh sorry, ngga sengaja" sahut cewek yang kakinya membuat Tania jatuh.

Mereka kembali tertawa terbahak-bahak. Senyum evil milik Tania akhirnya keluar. Dengan kaki yang terkilir, Tania bangkit dan langsung menghantamkan kepalan tangannya kewajah cewek itu kemudian bergilir kecewek lain yang ikut menertawakannya. Mereka mengaduh kesakitan. Lalu Tania mencengkram tulang pipi dan menarik cewek itu tegak secara kasar yang membuatnya meneteskan air mata. Tak terima diperlakukan seperti itu dengan Tania, cewek yang bernametag Jeslyn Maritasia itu membalasnya dengan menjambak rambut panjang Tania.

Bukan Tania namanya kalau kalah hanya karena rambutnya dijambak, kemudian ia menggenggam lengan Jeslyn dan memutarnya hingga membuat Jeslyn kembali meringis kesakitan. Setelah menahan 10 detik dalam posisi itu Tania lalu menghempas Jeslyn keras kearah tembok kokoh yang ada didepannya.

Pertahanan Jeslyn runtuh. Ia terkulai jatuh dilantai dengan darah yang mengalir dari dahi kirinya. Melihat hal itu seluruh penonton yang sejak tadi mengerumuni pertandingan panas itupun menyerngit ngeri.

Tania yang awalnya dalam keadaan berdiri lalu jongkok melihat keadaan Jeslyn. Ia menyingkirkan rambut yang terkena darah kebelakang telinga Jeslyn sambil berkata "Kan udah gue bilang jangan ganggu gue, lo tuli sih. Gue tepatin nih omongan gue ke lo waktu itu" lalu Tania berteriak dengan lantangnya "Eh sorry, ga sengaja!".
Kemudian ia tertawa puas dan segera meninggalkan kerumunan orang yang menatapnya dengan berbagai arti.

Petugas UKS segera datang menghampiri Jeslyn dan teman-temannya yang terluka akibat pukulan Tania. Mereka dibawa keruang UKS segera. Untung saja tadi salah satu teman sekelasnya Jeslyn cepat memanggil petugas UKS, kalau tidak mungkin saja Jeslyn sudah kehilangan banyak darah.

Teman-teman Jeslyn hanya luka ringan dan diurus oleh UKS sedangkan Jeslyn sendiri harus dilarikan kerumah sakit karena UKS sekolah tidak menyediakan cukup perlengkapan dan obat-obatan yang dibutuhkan Jeslyn sekaligus waktu pihak sekolah menelepon orang tua Jeslyn, mereka ingin anaknya dibawa kerumah sakit segera dan akan menuntut Tania jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Berita Jeslyn dilarikan ke rumah sakit akibat Tania menyebar bagaikan bunga dandelion yang ditiup angin, sangat cepat. Dari murid, guru, pekerja TU, hingga satpam pun tau.

Berita heboh itu juga terdengar ditelinga Panji. Dari tadi Dekan tak berhenti mengoceh mengenai kejadian pagi ini. Awalnya Panji tak perduli namun saat nama Tania disebutkan ia langsung dengan cepat menajamkan telinga untuk mendengarkan cerita Dekan.

Saat Dekan sedang menceritakan rinci kejadian demi kejadian kepada ketiga temannya, tiba-tiba suara pintu yang dibuka serta deru napas seseorang mengalihkan perhatikan keempat manusia itu.

"Kelas lo kenapa harus dilantai atas sih Bang? Kan capek gue lari-lari kaya orang dikejar anjing". Keluhan itu ternyata keluar dari mulut Dito, adik kelas sekaligus rekan konselingnya Panji.

"Eh buset nih bocah kalo masuk ngga pake salam ya langsung ngeluhin kelas mewah kita lagi" sahut Risky tak terima.

"Kenapa? Ada masalah? Sampe lo harus lari-lari kekelas gue" tanya Panji menanyakan tujuan Dito.

"Itu si Tania, kasus yang dua hari lalu gue kasih ke lo Bang. Tadi pagi dia buat masalah yang lebih besar lagi terus sekarang si doi lagi diruangan Bu Alda. Daripada lo kena marah sama tu guru killer, mending lo kesana sesegera mungkin". Tak sampai 3 detik Dito menyelesaikan ucapannya, Panji langsung berlari keluar meninggalkan ketiga temannya disusul Dito yang juga berlari mengejar Panji.

Sambil berlari Panji berpikir lagi beberapa kemungkinan yang bisa saja terjadi. Mungkin tidak kalau Tania ini adalah Tania si gadis mabuk kemarin? Mungkin tidak dunia sesempit itu? Jika iya Tania si gadis mabuk kemarin, mungkin tidak Panji bisa melunakkannya? Jika bukan Tania yang kemarin, jenis manusia seperti apa Tania yang ini?

Tbc

Abang Panji banyak tanya ih:*

See u,
Putri, si author baik hati:v

Expectation!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang