Bagian Enam : SIAPA PANJI? #2

4 3 0
                                    

Panji pun menerobos kerumunan orang yang masih belum mau bubar padahal sebentar lagi jam pelajaran akan berdering.

"Permisi permisi permisi"

Setelah sampai tepat didepan sebuah pengumuman, dengan sangat teliti Panji membaca apa maksud dari teks panjang itu. Sampailah ia dibagian isi dan disana dengan huruf kapital tertulis namanya dan hadiah yang akan diterima.

Tanpa komando, seluruh kerumunan itu terbelah menjadi dua dan memberikan tepuk tangan yang meriah untuk Panji.

Panji merasa oksigennya tersekat dalam beberapa detik kemudian ia sujud syukur dan langsung berlari kearah teman-temannya. "Gue berhasil woiii!" teriaknya sambil memeluk ketiga temannya itu.

Dekan tersenyum bangga sedangkan kedua temannya yang lain menatap bingung "Berhasil apaan cuy?"

"Gue juara lomba psikologi tiga hari yang lalu cuyy!" teriaknya lagi.

Dalam gerakan cepat kedua teman Panji itu memeluknya dengan sangat eratt.
"Gila gilaa, ternyata kepintaran lo ngga ada batasnya ya. Sumpahh salut gue Pan. Bangga jugaa"

"Ehh kan dapat tu 15 Jt, sampe ngga traktiran kelewatan lo Pan" sahut Dekan.

"Amann gilaa, gue traktir steak sepuluh porsi lo pada" lalu mereka bergegas keruang kepala sekolah untuk menanyakan kebenaran akan pengumuman yang ada dimading.

"Itu yang dimading ngga salah kan pak?" tanya Panji masih tak percaya.

"Kalo salah ngapain diumumin Panji. Ada ada aja kamu ya" jawab kepala sekolah sambil tertawa renyah.

"Ohiya, tadi penyelenggara lomba bilang kalau pemenang akan mendapatkan hadiah berupa piala, piagam penghargaan, Tabungan nasional serta uang tunai 15 Jt. Namun pihak sekolah ingin kamu meninggalkan piala itu untuk kenang-kenangan sedangkan hadiah lainnya bisa kamu bawa pulang" lanjut Kepala Sekolah.

"Baik pak. Saya bangga saya bisa meletakkan piala pertama saya disekolah ini. Sekali lagi terimakasih ya pak" Panji menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat.

"Besok kamu bisa ambil hadiah kamu dengan Bu Alda. Bapak ucapin selamat ya atas prestasi kamu. Bapak tunggu piala-piala kamu berikutnya" kata Kepala Sekolah sambil menepuk pelan bahu Panji yang dijawab Panji dengan anggukan dan senyuman yang sangat merekah.

Sekitar 2 bulan kemudian, Panji kembali membuat bangga keluarga dan pihak sekolah. Karena ia meraih juara 1 lomba debat British dan mewakilkan sekolah menuju tingkat Nasional. Namun sayang, ia tak bisa ikut lomba yang diadakan dikota Palembang itu karena ia jatuh sakit dan akhirnya digantikan oleh juara kedua.

Panji merasa sangat sedih kesempatan emas itu terbuang karena ia harus dirawat dirumah sakit. Kata dokter, Panji kelelahan dan kurang makan. Semua dugaan dokter itu tepat sasaran karena 2 bulan sebelum tingkat nasional itu diselenggarakan Panji terlalu memporsirkan diri menghapal dan mempelajari berbagai macam debat dari tahun ketahun.

Namun hal itu tidak membuat Panji patah semangat. Terbukti 2 bulan berikutnya ia meraih juara 2 umum diseluruh angkatan. Yang juara 1 nya diraih oleh seorang perempuan terpintar sesekolahan yang waktu itu sudah duduk dikelas 12.

Ditahun ajaran baru, Panji diusulkan oleh beberapa guru untuk menjadi kandidat sub konseling. Dan waktu rapat diputuskan kalau Panji menjabat diSub ketiga. Alasannya hampir satu sekolahan sudah tahu.

Dari situlah Panji mulai menjadikan ilmu psikologi sebagai salah satu ilmu yang sangat menyenangkan.

Buktinya sudah satu tahun setengah ia menjabat, ia sudah mengubah 4 murid nakal disekolah menjadi anak baik.

Prestasi demi prestasi ia sumbangkan untuk sekolah. Ia sudah meletakkan 3 piala debat british tingkat provinsi dan 1 tingkat nasional. Selain itu, 4 piala lomba ilmu psikologi, 2 lomba sains ilmiah, 2 piala sepak bola, dan 3 piala badminton.

Itu baru ditingkat provinsi keatas, belum lagi yang tingkat kabupaten ataupun lomba antar yayasan. Sudah lebih dari 25 piala yang terpajang diruangannya.

Dari semester kesemester ia selalu meraih juara 1 ataupun 2 umum. Hingga membuat banyak siswa laki-laki yang marah karena siswi perempuan yang mengidolakan Panji.

Yang paling menjadi kebanggan didiri Panji adalah kesetian teman-temannya terhadap dirinya.

Entah emang takdir atau kebetulan, dari kelas sepuluh hingga  kini ia selalu sekelas dengan ketiga teman paling kecenya itu. Padahal tiap tahun selalu ada pengacakan kelas, namun mereka berempat tak pernah terpisahkan layaknya amplop dan prangko. Nempel mulu.

Dari segi percintaan, percaya atau tidak kalau Panji belum punya pacar sama sekali. Setiap perempuan yang dekat ataupun berusaha mendekatinya selalu Panji anggap teman. Ia berusaha semaksimal mungkin agar tidak memberi harapan atau sejenisnya kepada perempuan perempuan itu.

Hidup Panji hanya berotasi diantara keluarga, teman, buku, hobby dan sub konseling. Banyak yang mengatakan kalau hidup Panji membosankan tanpa kehadiran wanita spesial, tapi bagi Panji selagi ia bisa diberi kesempatan untuk merasakan kebahagian ia tak pernah merasa hidup itu membosankan.

Untuk cerita Panji nya aku selesain sampai disini dulu ya. Kepanjangan kan ngebosenin juga.

Kalo mau nanya nanya seputar Panji atau tokoh lainnya boleh dikomen kok. Kalo bisa dijawab pasti aku jawab. Asal jangan mengandung unsur spoiler aja hehe😁

Yang rindu Tania, dipart berikutnya okeeh?😆

See u,
Putri, yang mau memberi online kiss😘

Jambi,agustus 2019

Expectation!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang