Bab 26

6.9K 401 16
                                    

'Maaf aku tidak membangunkanmu. Kau tidur terlalu nyenyak. Dan tidak perlu menyuruh tim SAR mencariku. Aku pergi karena ada urusan dengan Yuan. Urusan khusus cewek.

Oh ya, Shirou-Nii telepon. Katanya dia menunggu laporan darimu. Aku sudah buatkan nasi goreng untuk sarapan dan jangan lupa bawa bekalnya. Awas kalo tidak dibawa!

P.S : Tolong upload ceritaku di blog, ya. Lupa tadi.'

Desna mengernyit membaca surat yang dilihatnya saat pertama kali membuka matanya pagi ini. Padahal yang diharapkannya saat terbangun adalah wajah Ageha, bukan surat ini. Tapi melihat kalimat 'urusan khusus cewek', Desna memaklumi. Yah, pasti gadis itu masih terkejut dengan kejadian semalam dan merasa belum siap bertatap wajah dengannya.

Tapi, batin Desna menatap surat itu, sempat-sempatnya dia minta tolong upload cerita di blog padaku.

Desna menyanggupi permintaan itu. Dia membuka akun blog Ageha dengan email dan password yang tertulis di belakang surat. Setelahnya, Desna pun membersihkan diri di kamar mandi lalu beranjak ke dapur. Ada sepiring nasi goreng tersaji di meja makan. Sudah agak dingin, tapi rasanya masih tetap nikmat. Mata Desna melirik kotak bekal di dekatnya, kotak bekal biru lucu dengan gambar teddy bear dan sebuah botol air. Seperti sebuah bekal milik anak SD, batinnya.

Ia membuka tutup bekal itu, di dalamnya berisi nasi dengan orak arik telur yang dicampur sayur dan jamur serta tambahan ikan goreng beraroma rempah yang dibalut tepung renyah. Itu baru kotak pertama. Kotak kedua ternyata berisi klappertart dengan sebuah kartu kecil.

‘Orang yang sakit maag kronis tidak boleh telat makan. Kalo merasa laper, makan. Itu kata kak Damian’

“Kalau saja kau mengucapkannya langsung padaku, aku pasti akan menggodamu dengan senang hati supaya bisa membuatmu merona malu, Seroja,” gumam Desna tersenyum geli.

Dengan rasa senang yang membuncah, Desna berangkat menuju kantor Shirou sambil bersenandung. Pria itu tak peduli pada cekikikan dan pandangan bingung para staff yang menatapnya menenteng bekal. Malah ia menyapa mereka, termasuk pegawai rendah seperti cleaning service, dengan senyum ramahnya. Hal yang sangat jarang sekali dilakukan Desna.

“Kurasa sebentar lagi akan turun hujan.”

Ucapan Shirou membuat Desna yang baru saja masuk ke ruangan sang CEO itu bingung. “Apa maksudmu?”

“Aku dengar dari sekertarisku kalau hari ini kau… berbeda.”

Desna meletakkan laporannya di meja Shirou. “Beda bagaimana?”

“Tersenyum pada semua orang. Padahal biasanya kau selalu masuk ke ruanganmu tanpa melirik ke kanan kiri. Sekertarisku sampai mengusap-usap perutnya supaya tidak melahirkan mendadak.”

“Hanya merasa sedikit lega saja.”

Shirou melihat pandangan mata Desna terlihat lebih bercahaya. Ada kebahagian kecil di sana, meski terlihat juga kecemasan. “Kudengar, kau membawa bekal…”

Ucapan Shirou terhenti saat Desna menatapnya sengit. “Jangan harap aku mau membaginya.”

*_*_*

Hawa bekerja sama dengan Nadeshiko, mempelajari semua data yang telah dimiliki Nadeshiko tentang acara dan keamanan bangunan yang tak lain adalah sebuah hotel. Ia melontarkan pertanyaan dan Nadeshiko balas melontarkan jawaban.

Grianta Tower memang milik nona muda itu, meski atas nama anak perusahaannya. Bangunan yang tak lain adalah hotel itu terdiri dari empat puluh lantai yang dilengkapi 996 kamar tamu, restoran, bar, kolam renang dengan bar di tepinya, klub malam dan ballroom.

Between Dark And LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang