Bab 1

13.2K 659 20
                                    

Lari!

Hanya itu yang ada dalam pikiran Ageha. Dia terus memaksa sepasang kakinya bergerak cepat melintasi pepohonan dan semak-semak sepanjang jalannya. Dia harus menyelamatkan diri dari Lucas. Jika lelaki itu menangkapnya, dia yakin bukan hanya pelecehan yang didapatnya nanti.

Merasa sudah jauh dari para pengejarnya, gadis itu berhenti sambil memegang kedua lututnya. Rasa nyeri yang menyerang kewanitaannya membuat gadis itu jatuh terduduk.

“Sial…” desisnya sambil menahan rasa sakit.

Gadis itu memandang langit di atasnya, memperhatikan beludru hitam itu kini dihiasi kerlap-kerlip bintang. Ia berpikir sejenak. Sebenarnya ini semua karena dia nekat. Terlalu nekat hingga tanpa pikir panjang menyamar agar bisa masuk ke kandang singa.

Selama empat hari gadis itu menyamar sebagai waitress di salah satu bar milik Lucas. Demi mencari kebenaran tentang kematian Fatih, pemuda yang melindunginya dari kejaran sang iblis, pemuda yang menyayanginya, pemuda yang disayanginya.

Kekasih? Bukan. Ageha tidak pernah merasa pemuda itu adalah kekasihnya. Pun ketika Fatih menyatakan perasaannya. Ageha merasa dia tidak pantas untuk pemuda itu. Bukan karena rendah diri atau karena pemuda itu lebih muda dua tahun darinya. Ageha merasa pemuda itu akan mendapat gadis yang lebih baik darinya. Bukan gadis yang dikejar-kejar karena sudah dijual dan hendak dijadikan budak.

Ageha sangat berharap bisa melihat Fatih bahagia. Namun harapan itu harus pupus karena kecelakaan yang mereka alami. Fatih tewas seketika, meninggalkannya sendirian dengan rasa bersalah yang menumpuk. Bagaimana tidak? Andaikan Fatih tidak melindungi Ageha dengan menyembunyikannya, Fatih pasti masih hidup sampai detik ini. Melanjutkan kuliah, menjadi patiser dan membuka usaha toko kue, bertemu gadis lain, menikah, punya anak dan meninggal saat rambutnya sudah memutih.

Demi Tuhan! Dia masih kecil… Ageha memeluk kedua lututnya dan membenamkan wajahnya di sana. Tidak seharusnya dia mati. Ini salahku…

“Tuan Lucas yang menyuruh saya.”

Serta merta kalimat itu terngiang lagi di telinga Ageha. Kalimat yang keluar dari mulut salah satu anak buah Lucas. Setelah Ageha menghajar lelaki itu hingga babak belur, lelaki itu baru membuka mulut. Sudah dia duga Lucas dalang dari kecelakaan itu. Lelaki itu berniat membunuhnya. Dia tidak mengerti kenapa iblis itu sangat ingin dia lenyap.

“Tentu saja untuk balas dendam, jalang. Dengan menghancurkanmu, aku telah menghancurkan dua orang yang kubenci.”

Suara lain terngiang lagi. Kali ini suara Lucas saat penyamarannya terbongkar. Dia berniat untuk membunuh iblis itu. Dendam sudah membutakan akal sehatnya untuk menyadari kenyataan, bahwa dia tak lebih dari seorang gadis bagaikan kelinci kecil yang berniat memangsa predator. Hingga akhirnya ia ketahuan hanya dalam waktu empat hari. Menggelikan bukan?

“Dan karena kau sudah berani berniat membunuh sang iblis, kau harus mendapat ganjarannya.”

Kekejaman pun dimulai detik itu juga. Terkurung dalam kamar remang-remang, terikat, tanpa busana apapun. Berkali-kali ia disuntikkan obat perangsang hingga ia selalu menggeliat, mengerang, memohon sentuhan. Jika Lucas merasa sudah memperlakukannya sebagai pelacur jalang, dia berhasil. Tapi jika lelaki iblis itu mengira sudah menghancurkannya dan membuat Ageha terpuruk, dia salah besar. Perlu waktu ribuan tahun untuk bisa menghancurkan Ageha.

Ageha teringat bagaimana ia berhasil kabur. Saat ada yang hendak menyuntiknya lagi, Ageha menggunakan keahliannya menahan nafas selama mungkin. Orang itu mengiranya sudah mati. Begitu ikatan tangan Ageha dilepas, gadis itu langsung memukul orang itu hingga pingsan sebagai ucapan terima kasih. Ia bahkan merebut pakaian orang itu sebelum kabur. Tidak mungkin, kan, kabur dalam keadaan telanjang?

Between Dark And LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang