00 ; awal

4.2K 518 136
                                    

Hujan.

Hyungjun menatap langit mendung di atas sana yang masih setia menitikkan air dengan begitu derasnya sejak dua jam yang lalu. Ia menghela nafasnya dengan panjang, tidak ada tanda-tanda hujan akan berhenti, juga, sudah tiga bus yang melewati halte tempatnya berteduh. Tetapi, Hyungjun tidak memiliki niatan untuk sampai ke rumah dengan transportasi itu. Hyungjun tetap diam disana, dengan wajah datarnya tanpa ekspresi. Yah meski bagaimanapun faktanya, kental manisnya tidak pernah luntur.

Hyungjun melirik jam tangan, sudah pukul 8 malam. Tetapi tunangannya belum juga sampai disana. Iya, alasan Hyungjun tetap diam, karena tunangannya berjanji mengajaknya pulang bersama dan meminta Hyungjun menunggu di halte bus. Namun, sampai saat ini Ham Wonjin bahkan belum juga menampakan batang hidungnya.

Ponselnya berdenting panjang, menandakan ada satu panggilan masuk. Hyungjun meraih ponselnya, dan ia sudah menduga bahwa Wonjin yang menghubunginya.

"Wonjin? Masih dimana? Aku udah-"

"Sayang, kayaknya kita gak jadi pulang bareng."

Hyungjun diam tidak menjawab. Kali ini, apapagi alasannya?

"Maaf sayang, aku beneran minta maaf. Aku lagi rapat sama anak-anak OSIS, kamu tau kan sejak aku jadi sekretaris OSIS, aku sibuk banget."

Hyungjun menghela nafasnya. Lagi dan lagi.

"Harusnya kan daritadi kamu bisa kabarin aku,Jin"

"Aku baru sempet, maaf. Kamu hubungin ayah aja, bisa?"

Hyungjun memejamkan kedua matanya, dua jam, Wonjin membiarkannya dua jam diam menunggu di halte bus. Di waktu hujan, dan ia tidak mengenakkan jaket.

"Yaudah," Hyungjun tersenyum tipis.

"Maaf,"

"Hm, gak papa." Udah biasa. Hyungjun melanjutkan kalimat itu di dalam hati.

Lalu sambungan terputus, Hyungjun memeluk lengannya sendiri, butuh waktu setengah jam untuk menunggu bus terakhir datang. Tetapi, Hyungjun tidak mungkin bisa bertahan lama. Tubuhnya sudah begitu kedinginan setidaknya ia membutuhkan jaket, tetapi tidak mungkin 'kan jika dirinya meminjam jaket milik orang lain?

Ting!

Hyungjun kembali melirik layar ponselnya, satu pesan dari Dongpyo tetangganya, ia menanyakan tentang kakak sepupunya -Seungwoo. Mendadak Hyungjun mengingat sesuatu, Dongpyo itu anggota OSIS kan?

Dongpyo
Oy cowok imut
Lagi sama bang Seungwoo gak?

Gak pyo
Btw kamu ikutan rapat OSIS gak?


Dongpyo
Hah? Rapat OSIS? Gak ada jadwal rapat sih hari ini
Kenapa?

Hyungjun menahan nafas, lagi-lagi, Wonjin berbohong padanya.

Dadanya terasa sesak, tangannya yang memegang ponsel melemas menyentuh ke atas pangkuannya. Hyungjun berdiri saat hujan sudah mulai mereda, melangkah menjauhi halte bermaksud untuk memanggil taksi. Ia sudah tidak bisa lagi menunggu lama, Hyungjun ingin segera sampai ke rumah dengan cepat. Ia ingin segera mengistirahatkan tubuhnya.

Tetapi, langkah Hyungjun terhenti ketika mendengar suara klakson motor di belakangnya. Berisik sekali sampai membuat Hyungjun menoleh, dan kedua matanya refleks membelalak saat melihat motor sport merah itu berhenti tepat di hadapannya.

Bukan, bukan itu yang membuat Hyungjun terkejut, tetapi orang yang ada di atas motor itu.

Yohan Pranata Putra, kakak kelasnya yang populer yang merupakan mantan ketua OSIS di sekolahnya. Cowok itu menaikan kaca helmnya, saat ini Hyungjun bisa melihat dengan jelas kedua mata milik Yohan.

"Naik."

"Hah?"

Hyungjun mengerjapkan kedua matanya bingung, Yohan berdecak.

"Tuli lo?"

Hyungjun melotot, "apasih?! Dateng-dateng ngatain?!"

Yohan menghela nafas dengan kedua bola mata memutar. "Temen lo nyuruh gue ngejemput lo, nyusahin"

"Temen aku? Siapa?"

"Banyak nanya sih lo? Mau naik gak?"

Hyungjun mendengus, "ya tapi siapa dulu temen akunya?"

Yohan lagi-lagi berdecak sebal, "Dongpyo."

Hyungjun mengangguk dan ber-oh ria.

"Mau gue anterin gak lo? Kebanyakan mikir kayak orang tolol."

Hyungjun lantas mengerucutkan bibirnya, memang sih Yohan terkenal dengan kalimat pedasnya.

Hyungjun akhirnya melangkah mendekati motor Yohan.

"Aku duduknya gimana?"

"Ngangkang."

Hyungjun mendelik kesal.

"Ya lo pikir duduk di motor gimana? Nungging?!"

Oke, Hyungjun akhirnya memegang pinggang Yohan dan naik duduk di atas motor keren milik Yohan. Ini gila, jika ada siswa lain yang melihatnya naik motor Yohan. Sudah pasti mereka akan memulai nyinyiran mengatai Hyungjun ini dan itu.

"Udah belom?!"

Ketus lagi.

"Udah."

Setelahnya Yohan menjalankan motornya dengam kecepatan sedang, Hyungjun mendesah pelan seraya mengeluarkan ponselnya.

Hendak mengirimkan pesan pada Dongpyo.

Makasih udah nolong, tau aja aku lagi butuh ojek.

Dongpyo
Hah? Lo ngomongin apa dah?

Kamu nyuruh kak Yohan jemput aku?

Dongpyo
Jun...
Sejak kapan gua deket sama kak Yohan?

Hyungjun mengerjapkan kedua matanya, bingung.














Yang gak suka, mon maap ya?

Hehehe

polos ; Hyungjun x Yohan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang