⚠maklumi typo
Sinar mentari menyambut ketika sepasang netra itu perlahan terbuka, mengerjap-ngerjap dengan erangan nikmat ketika sengaja ia renggangkan otot tubuhnya. Meliuk di atas tempat tidur kemudian kedua tangannya ia biarkan terlentang dengan pandangan terfokus pada langit-langit putih ruang kamarnya. Dadanya masih bergemuruh, masih sama seperti kemarin, ketika ia ingin membebaskan segalanya, namun gelisah masih setia menguntitnya. Menghadirkan sebuah ketakutan yang telah sirna di dalam dirinya.
Awan biru menontonnya lewat jendela kaca yang terbuka, senyuman tipisnya tercipta begitu indah ketika pikirannya berkelana -tunggu dulu, jendela kaca yang terbuka? Hyungjun refleks membangunkan tubuhnya. Duduk di tengah-tengah ranjang dengan pandangan menyipit. Ada yang datang, pikirnya. Lelaki manis itu melangkah turun dari ranjang untuk kemudian keluar dari kamarnya. Tidak perduli pada piyama rilakuma yang masih melekat di tubuhnya, dan juga rambut coklat ikalnya yang terlihat acak-acakan.
"Morning, babe?"
Adalah kalimat pertama yang menyapa telinga Hyungjun. Hyungjun menoleh, mendapati sosok pemuda yang kini sedang duduk di kursi yang berhadapan dengan meja bar dapurnya. Ada sepotong roti di hadapannya tak lupa secangkir kopi hitam yang menjadi sandingannya. Hyungjun memiringkan kepalanya, ia berdecak kesal menghampiri pemuda itu.
"Ini udah siang kak! Kenapa kamu nyapa morning ke aku?"
Lantas orang itu tertawa, "kali aja kamu lupa."
"Nyebelin."
Direntangkannya kedua tangan si dominan untuk menerima tubuh Hyungjun bersandar di dadanya. Menghirup aroma cherry yang menguar dari rambut coklat milik Hyungjun, lelaki tampan tersenyum, rasanya menenangkan. Jika di tanya parfum apa yang ia suka, maka ia akan menjawab parfum yang menguar dari tubuh kekasihnya. Iya, bilang saja ia mesum, faktanya memang seperti itu. Dongpyo bilang, dirinya licin, seperti ular yang tidak kuat ingin segera kawin.
"Kamu gak kerja?"
Lelaki berkulit putih itu menggeleng. "Gak ada jadwal pemotretan, libur sehari boleh lah.."
"Ck, tapi aku lagi gak mau ngeliat kamu."
"Mulai deh,"
Hyungjun tertawa, mendongak menatap kekasihnya. "Dongpyo yang bilang gitu, katanya kalo pacaran jangan sering-sering ketemu. Nanti mual terus muntah-muntah."
Si dominan mendengus, menyentil kening Hyungjun kemudian. "Kamu kebanyakan gaul sama Dongpyo sih, otak dia tuh isinya tai ayam semua, jadi gak ada yang bener omongan dia tuh.."
Hyungjun cemberut, tangannya bergerak mengambil sepotong roti milik kekasihnya yang tersisa di piring kecilnya. Lalu, lelaki manis itu melahapnya.
"Dih, belum cuci muka, belum gosok gigi, makan roti! Jorok ih kamu!"
"Biarin, masih mending lah aku, daripada Dongpyo. Kamu jangan bilang-bilang ya? Aku suka maukin sikat gigi punya Dongpyo ke closet hihi.."
Si tampan ketawa sambil tepok jidat. "Jail banget siihh!" pemuda itu mendesis gemas sambil mencubit pipi kanan Hyungjun.
Hyungjun ketawa kecil, dia kembali menyandarkan dirinya pada tubuh kekasihnya. Posisi si dominan tuh duduk di kursi tinggi, jadi Hyungjun bisa dengan nyaman bersandar pada pemuda yang sejak satu tahun belakangan ini menjadi kekasihnya.
"Hari ini jalan-jalannya jadi 'kan?"
Refleks, Hyungjun berhenti mengunyah roti di dalam mulutnya, moodnya seketika memburuk begitu mendengar pertanyaan tersebut. Hyungjun menaruh kembali potong roti yang tersisa sedikit ke atas piring, Han Seungwoo menghela nafas panjang, sebelum Hyungjun melangkah pergi, pemuda itu lebih dulu menarik tubuh Hyungjun untuk ia dekap begitu erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
polos ; Hyungjun x Yohan [✓]
Fanfiction"Dia itu polos atau bego sih?" Warn; bxb