#3

85 12 5
                                    

Emma meninggalkan Ita sendiri dan pergi untuk mengikuti Ninda.Ninda yang merasa seperti di'ikuti menghiraukannya dan menganggap hanya hewan dan suara tiupan angin yang mengenai pohon dibelakangnya.

"Akhirnya sampai.."gumam Emma."lumayan kotor."batinnya dan masih setia mengikuti Ninda.tak lama kemudian Ninda menghilang ditelan keramaian orang desa.

Emma yang kehilangan Ninda hanya bisa diam.ia melihat keramaian desa yang ia datangi."ini sangat ramai,tidak seperti ditempat asalku"batinnya.

Ia memberanikan diri memasuki desa tersebut.Entah kenapa saat Emma sudah memasuki desa banyak orang yang menatapnya dengan tatapan aneh."apakah sayapku keluar?"ucapnya pelan yang hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri.Dengan cepat ia menoleh ke belakang melihat punggungnya.tetapi sayapnya tidakk keluar.lalu apa yang membuat mereka menatap Emma dengan tatapan aneh?.

Tanpa sengaja Emma menemukan pasar yang sangat ramai.ia berjalan menghampiri berbagai pakaian yang dipamerkan didepan.Emma mengusap lembut pakaian yang ia suka.

"Apakah anda suka pakaian ini?"tanya wanita yang ternyata penjual pakaian tersebut.

Emma langsung menoleh kearah wanita yang ada disampingnya."ya,aku akan ambil ini".balasnya dengan wajah datar.

"Berikan dulu uangnya baru bisa diambil nona?"ucap wanita itu dengan sabar.

"Uang?aku tak punya."balas Emma yang membuat penjual pakaian tersebut agak kecewa.

"Tapi aku punya ini,bisakah ini menggantikan uang dan membeli pakaian ini."ucap Emma sambil menunjukkan empat batu kecil yang menyilau.

"A..apa itu batu emas n...nona?"tanya wanita penjual pakaian itu dengan tekejut.

"Yah"jawab singkat dari Emma yang masih setia menampilkan wajah datarnya.

"k..kalo boleh tanya d..dari mana nona mendapatkan batu emas itu?"tanya wanita itu dengan gagap.

"Dari tempat asalku"balas Emma sambil memberikan empat batu emas yang ukurannya lumayan besar.

"Pakaian apa saja yang ingin nona beli?"tanya wanita penjual tersebut.

"Hanya ini"Emma mengambil pakaian yang ia pilih.

"Hanya itu?tapi ini terlalu banyak"terkejut wanita itu.

"Yah.."kesal Emma yang terus menjawab pertanyaan dari wanita didepannya."dah..."ucap Emma sambil melesat pergi meninggalkan wanita penjual pakaian.

"Eh..loh kemana gadis tadi?"tanya wanita itu kepada dirinya sendiri dan masih tidak percaya seorang gadis tiba-tiba menghilang hanya dalam satu kedipan mata.

"Hmm empat batu emas hanya untuk satu pakaian sederhana"gumam wanita penjual pakaian.

~~~°-°~~~

"Ita ayo kesana..disanalah tempat penjual perhiasan cantik itu berada."ucap Ninda sambil menarik lengan kanan Ita.

"Iya-iya..."jawab Ita dengan nada selembut mungkin.

"Waw....pilihlah salah satu!aku akan memilih yang itu."kagum Ninda sambil menunjuk kalung berwarna silver dengan gantungan batu berwarna hijau tua.

"Baiklah aku akan memilih"balas Ita sambil tersenyum miring.

Karena terlalu lama menunggu Ita memilih,Ninda berbalik dan tanpa sengaja tangannya terbentur punggung orang lain yang membuat batu kalungnya retak karena terjatuh.Mata ninda mencari seseorang yang berbenturan dengannya tadi.tetapi tidak mungkin Ninda menemukannya di tengah keramaian lagipula ia juga tidak tau siapa orang yang berbenturan dengannya tadi.

"Batunya retak"ucap Ninda sambil bedecak kesal.

"Ayo Ninda!aku sudah memilih apa yang aku suka."semangat Ita sambil menunjukkan cincin indah pada jari tangannya."kenapa?"lanjutnya.

"Batu kalungku retak"jawab Ninda yang masih setia menatap kalungnya."padahal beberapa detik yang lalu aku baru saja membelinya"lanjutnya.

~~~°-°~~~

Setelah melesat pergi Emma berjalan menelusuri pasar.ia melihat sekitarnya banyak sekali penjual dan pembeli."dibumi begitu ramai mengapa dilangit tidak seramai disini"batin Emma.

"Padahal beberapa detik yang lalu aku baru saja membelinya"Emma mendengar seseorang yang berada tidak jauh darinya.ia merasa mengenal suara itu.Emma berjalan menghampiri pemilik suara tersebut.

"Kanapa?"tanya Emma yang berada di samping Nandi.

"Eh.."Ninda dan Ita tersentak kaget saat mendengar suara seorang gadis disampingnya.

"Kenapa?"Emma mengulang ucapannya dengan wajah datar dan dingin.

"Tuh wajahnya kayak lantai kandang kuda milik Ninda"pikir Ita.Emma yang membaca pikiran Ita hanya bisa bedehem.

"aku baru beli kalung ini tetapi batunya retak karena terjatuh"jawab Ninda dengan kikuk.

"Lihat"pinta Emma.

"Hah?i..iya."balas Ninda sambil menunjukkan kalungnya.tak butuh waktu lama jari Emma menyentuh bagian yang retak dan seketika retaknya menghilang kembali seperti baru hanya saja warna batu gantungan kalungnya berubah agak bercahaya.

"Loh..kok bisa?"teriak Ita.

"Namaku Emma,aku pergi dah..."
Ucap Emma acuh dan pergi menjauh dari dua manusia didepannya.

Ninda dan Ita masih melongo menatap punggung Emma yang semakin menjauh dan hilang ditengah keramaian.

Emma berjalan kembali menuju tempat yang penuh dengan bunga yaitu tempat dimana ia pertama kali melihat Ninda dan Ita.ia mencari pohon besar.ia memandangi satu persatu pohon dan tersenyum.

Emma mengulurkan tangannya kearah pohon yang besar dan lumayan tinggi.perlahan-lahan pohon itu menunduk,Emma hanya membuat pohonnya menjadi rindang dan mudah untuk ia naiki.

Setelah menaiki pohonnya secara perlahan pohon itu meninggi dan menutupi tubuh Emma dengan daun disekeliling Emma.Emma menghela nafas sambil memetik buah anggur yang tumbuh dari telapak tangannya sendiri dan memakannya.

Langit semakin gelap,kunang kunang berdatangan mengelilingi Emma untuk memberikan penerangan.Emma tidur dengan tenang menghiraukan hujan yang turun karena daun dari pohonnya sangat lebat dan tak dapat ditembus oleh air hujan.















~~~~~~~~~~°-°~~~~~~~~~~

#(lain kali agak di panjangin ceritanya...tenang aja hehehe-Author)

THIS IS ME.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang