Seventh

2.1K 247 3
                                    

Go HyeRi? Apakah itu nama kekasihnya?

Cukup lama kami ada di posisi seperti ini. Hingga akhirnya SeokJin melepaskan pelukannya. Dia menunduk. Sepertinya dia malu menunjukkan wajahnya. Aku yakin wajahnya sudah memerah saat ini.

"Maukah kau menemaniku ke taman yang ada di dekat sini? Temani aku hingga setidaknya suasana hatiku cukup tenang untuk mengemudi," katanya masih menunduk.

"Baiklah, CEO-nim," jawabku.

Kami berdua duduk di bangku taman tanpa ada pembicaraan. Menikmati keheningan yang kami ciptakan.

"Go HyeRi adalah mantan kekasihku," katanya tiba-tiba, aku memalingkan pandanganku untuk menatapnya. Oke, aku siap mendengarkan ceritanya. Tiba-tiba dia terdiam cukup lama. "Maafkan aku. Aku belum siap bercerita tentangnya," ucapnya sendu.

"Tidak masalah, CEO-nim," aku tidak masalah sungguh. Biarlah jika dia belum siap bercerita padaku. Lagipula itu adalah privasinya.

"Terimakasih sudah mengerti. Ah sudah pukul 22.30. Ayo kita pulang. Besok kau dan aku harus berangkat bekerja," katanya seraya berdiri.

Aku mengikutinya berjalan menuju apartemenku dan mobilnya yang diparkir di depan apartemenku.

"Sampai jumpa besok CEO-nim, hati-hati di jalan," ucapku yang dibalas oleh anggukan dan senyumannya.

🌧️

Seminggu berlalu, akhirnya aku terbiasa bekerja disini. Semenjak malam itu, SeokJin tidak menunjukkan perubahan sifat. Tetap seperti biasa, datar dan dingin. Hanya sekali dua kali dia tersenyum. Akupun hanya fokus pada pekerjaanku saja.

Teet.

Ah, SeokJin memanggilku. Aku segera meninggalkan meja kerjaku dan berjalan menuju ke ruangannya.

Tok tok.

"Masuk."

Aku masuk ke ruangannya. Oh iya, sejak hari itu aku juga hanya dua kali masuk ke ruangannya. Hanya untuk menyerahkan berkas-berkas yang perlu ditanda tangani olehnya.

"Ada apa, CEO-nim?" tanyaku.

"Besok malam akan ada acara di Glorious Hotel dalam rangka ulang tahun British Company. Semacam sambutan-sambutan lalu acara makan malam. Kemungkinan ada acara dansa juga. Aku akan menghadiri acara itu bersamamu. Besok pulanglah pukul 15.00 dan bersiaplah. Aku akan menjemputmu pukul 19.00. Pakailah gaun yang anggun," jelasnya panjang lebar.

"Baiklah, CEO-nim," jawabku seraya akan meninggalkan ruangannya.

"Tunggu," ucapannya membuatku menghentikan langkah. "Ayo ikut aku."

Aku menatapnya dengan keheranan sambil berjalan mengikutinya. Dia mengeluarkan mobilnya. Aku duduk di sampingnya. Entah dia akan membawaku kemana. Kurang lebih 15 menit perjalanan, dia berhenti di sebuah butik. International Stylist. Setahuku tempat ini sangat mahal. Aku bahkan tidak pernah bermimpi untuk bisa masuk kemari.

"Pilihlah gaun yang kau suka," katanya sambil melihat-lihat gaun. "Jangan khawatir aku yang akan membayarnya."

"Tapi aku bisa membeli gaun yang murah saja CEO-nim, aku akan merasa membebani anda jika—"

"Apa kau tidak bisa menuruti saja perkataanku?" katanya dengan nada dingin. "Cobalah yang ini," katanya sambil menyodorkan gaun selutut berwarna hitam. Sangat elegan. Dia memiliki selera yang bagus.

Rain [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang