Twelfth

2.1K 231 7
                                    

JiMin?

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku sembari berdiri.

"Tadinya aku sedang menuju ke rumahmu," aku mengerutkan alis. "Aku sudah mengirimimu pesan. Ternyata kau sedang sibuk berpacaran," katanya menatap SeokJin.

Aku buru-buru mengecek ponselku. Ternyata benar. Ada pesan dari JiMin yang rata-rata mengatakan bahwa hari ini dia akan mampir ke rumahku untuk mengatakan sesuatu. Aku menatapnya "baiklah, karena kita sudah bertemu disini, apa yang ingin kau katakan?" tanyaku padanya.

"Aku ragu akan mengatakannya di depan pacarmu," ujarnya membuatku semakin penasaran.

"Katakan saja, tidak masalah," kata SeokJin datar sambil menatap JiMin.

JiMin tersenyum. "Sudah kuduga. Sejak pertemuan terakhir kita, dia memang menyukaimu," pertemuan terakhir? Itu enam bulan yang lalu. "Tapi setelah kupikir-pikir aku tidak jadi mengatakannya sekarang. Kapan-kapan saja kita bertemu berdua." Katanya sembari pergi meninggalkan kami berdua.

"Apa dia gila? Berbicara seperti itu di depan orang yang sudah memiliki kekasih," kata SeokJin sedikit kesal.

"Seingatku kau tidak pernah memintaku untuk menjadi kekasihmu, apa aku benar?" tanyaku.

Hari itu dia hanya mengatakan bahwa dia mencintaiku kan?

SeokJin mendengus pelan. "Apakah aku harus mengajakmu berpacaran secara terang-terangan?"

Aku tertawa. Sepertinya dia bukan tipe orang yang secara gamblang mengajak orang berpacaran.

"Oh iya, apa yang dikatakannya benar? Kau menyukaiku sejak enam bulan lalu?" tanyaku lagi.

SeokJin menatapku sebentar. "Ayo pulang," ucapnya mengabaikan pertanyaanku. Sepertinya dia enggan untuk menjawabnya.

🌧️

Aku sudah terbaring di tempat tidurku siap untuk tidur. Namun, tiba-tiba ada notifikasi pesan masuk. Aku segera mengecek ponselku, siapa tahu ini pesan yang penting.

Kadang aku masih tidak percaya dengan sikap terlalu percaya dirinya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kadang aku masih tidak percaya dengan sikap terlalu percaya dirinya itu. Aku suka sekali dengan foto profilnya. Aku mengambilnya ketika kami sedang bertugas di Busan. Tentu saja ini sebelum kami berpacaran, SeokJin langsung memasangnya setelah aku mengirimkan fotonya.

Aku langsung tertidur setelah mematikan ponselku. Hari ini cukup melelahkan.

🌧️

Pukul 12.00 aku sudah siap di depan ruangannya. Akupun tidak tahu apa yang akan diperbuatnya, kuharap bukan hal-hal yang aneh.

"Sudah siap?" tanya SeokJin yang sudah ada di depanku.

Aku cukup terkejut, karena sedari tadi aku melamun. "Ah, sudah. Kita mau kemana?"

Rain [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang