Thirteenth

2.1K 230 6
                                    

"Apapun yang terjadi kedepannya, kumohon jangan ragukan cintaku," ucapnya. Nadanya terdengar sedikit sendu.

Aku terdiam. Sebenarnya, aku tidak meragukan cintanya. Tapi aku meragukan apakah kau bisa bertahan atau berakhir seperti JiMin?

SeokJin melepas pelukannya dan menatapku. Aku balas menatap matanya. Dia mengecup bibirku sebentar, lalu berkata "ayo kembali ke perusahaan."

🌧️

Ketika berjalan di lobi, semua karyawan menatap kami berdua. Aku bisa mendengar bisik-bisik mereka. Persis sekali dengan dulu. Ada yang mengataiku 'jalang', 'murahan', dan berbagai macam umpatan lainnya. Aku sudah tahu resikonya akan begini jika ketahuan.

Sampai di lift SeokJin menatapku dan berkata "apa kau baik-baik saja?" Sorot matanya terlihat khawatir.

Aku mengangguk perlahan. Sebenarnya aku juga tidak yakin aku baik-baik saja. "Hari ini masih banyak laporan yang harus kukerjakan. Jadi maafkan aku kalau tidak bisa keruanganmu atau membalas telepon dan pesanmu," kataku.

"Baiklah."

Ting! Kami berdua bergegas keluar dari lift dan menuju ruangan kami masing-masing. Aku mengerjakan laporan yang nantinya harus kuserahkan pada Co-CEO, Kim NamJoon.

Setelah laporannya selesai, aku menuju ke ruangan Co-CEO yang berada di lantai 9. Sampai di ruangannya aku segera menyerahkan laporan. NamJoon mengecek laporan yang kubuat. Cukup lama dia meneliti laporanku, sampai akhirnya NamJoon meletakkannya.

"Laporanmu sudah bagus. Tidak ada yang perlu kau revisi. Besok akan kuserahkan pada Direktur Utama," ucapnya sambil menatapku.

"Baiklah, terima kasih, Co-CEO-nim, saya pergi dulu—"

"Tunggu," ucapannya menghentikan gerakanku. "Jadi, kau berpacaran dengan SeokJin?"

"Iya," jawabku singkat.

"Kuharap dia tidak salah memilih orang. Dengar. Kalau ada yang mengganggumu, katakan saja padaku. Aku pasti akan menolongmu," ucapnya mantap.

"Kenapa anda melakukan itu?" tanyaku keheranan.

"Karena SeokJin adalah sahabatku. Pacar dari sahabatku juga harus kujaga, hehe. Sekarang kembalilah ke mejamu," ucapnya menjelaskan.

Aku mengangguk dan pergi dari ruangannya. Aku sedikit lega dengan respon positif NamJoon. Kukira dia akan memberikan respon negatif, terutama setelah perdebatan mereka di ruang rapat dulu.

Saat aku berjalan menuju lift, aku bisa mendengar orang-orang berbicara tentangku. Samar-samar aku mendengar kata 'penjilat', 'jalang', 'gila'. Yang paling parah ada yang mengatakan bahwa aku masuk kemari karena 'koneksi' dengan CEO, aku yang tidak punya bakat, sampai ada yang mengatakan bahwa akulah penyebab batalnya pertunangan SeokJin.

Yah, harus kuakui yang terakhir itu memang benar. Tapi itu kan permintaan SeokJin sendiri? Aku hanya menuruti keinginannya, sampai akhirnya kami berdua jatuh cinta.

Sampai di mejaku, aku terduduk lemas. Kakiku rasanya berat sekali. Oh ayolah, aku sudah pernah mengalami hal seperti ini. Aku hanya harus bertahan sedikit lagi kan?

🌧️

Seminggu pun berlalu, gosip sedikit mereda. Tidak kusangka akan mereda secepat ini. Dulu di Park Company, walaupun sudah seminggu berlalu gosip masih tetap panas, maka dari itu JiMin akhirnya memutuskanku.

Rain [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang