Fourteenth

2.1K 228 11
                                    

Pagi harinya saat aku terbangun, aku disuguhkan oleh pemandangan yang sangat indah.

Pagi harinya saat aku terbangun, aku disuguhkan oleh pemandangan yang sangat indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahkan saat tidurpun dia terlihat sangat tampan.

Tadi malam kami sempat bertengkar saat menentukan siapa yang tidur di sofa dan di kasur. Akhirnya aku keceplosan mengatakan 'ya sudah kita tidur bersama saja'. Siapa sangka, ide gilaku itu disambut dengan bahagia olehnya. Sebelum tidur, aku membatasi antara SeokJin dan aku dengan gulingku. Tapi lihat saja, pagi ini saat aku terbangun, aku sudah ada di pelukannya.

Aku segera bangun dan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahku. Saat aku keluar dari kamar mandi, SeokJin sudah ada di dapur. Akupun berjalan menghampirinya.

"Selamat pagi. Kau mau memasak sarapan?" kataku padanya yang sedang berada di depan kulkas.

"Selamat pagi. Iya. Apa tidurmu nyenyak?" ucap SeokJin sambil mengusap rambutku.

"Iya. Tapi kenapa aku bisa ada di pelukanmu?"

Dia terdiam sesaat. "Apa tidak boleh?" tanyanya sambil menatapku. Aku balas menatapnya tidak percaya. Bukannya tidak boleh, tapi rasanya aneh saja. Dia tertawa melihat ekspresiku sekarang.

"Kau mau memasak apa?" tanyaku akhirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau mau memasak apa?" tanyaku akhirnya.

"Makanan yang sehat pastinya. Kau pasti sering makan ramyeon akhir-akhir ini," katanya sambil melirik ke arah tempatku menyimpan ramyeon. Aku meringis. "Kau tidak menyimpan bahan makanan apapun?"

"Kalau aku menyimpan bahan makanan yang sehat aku pasti sudah memasak dan memakannya," jawabku.

Dia tampak terdiam. "Lalu kau sarapan dengan apa?"

"Kalau sedang punya uang aku akan membeli sandwich, kalau tidak punya uang aku membeli kimbap di minimarket atau sekedar minum cappuccino saja," jelasku padanya.

Dia mengerutkan keningnya. "Itu sangat tidak sehat. Kenapa kau tidak pernah bilang padaku?"

"Kau tidak pernah bertanya."

Rain [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang