"Hei bagaimana jika aku jatuh hati padamu?"
Uhuk. Aku tersedak cappuccino yang sedang kuminum. SeokJin tampak terkejut lalu mengambilkan aku air putih. Setelah meminum air putih, aku menatapnya dengan keheranan.
"Kau lucu sekali. Aku hanya bercanda sungguh," dia tertawa cukup keras.
Ternyata dia hanya bercanda. Namun entah kenapa hatiku berdenyut. Akupun ikut tertawa bersamanya.
"Jadi kau kembali pada JiMin? Maksudku, kau berpacaran lagi dengannya?" tanyanya padaku.
"Tidak, kami hanya sebatas teman," jawabku sambil menatapnya.
"Baguslah," gumamnya. Hm? "Ah, ayo kita pulang. Akan kuantar kau ke apartemenmu sebagai upahmu hari ini," ucapnya seraya mengajakku.
Aku menurutinya dan mengikuti ke bawah. Namun ketika kami berjalan melewati lobi dimana mobilnya telah disiapkan, tiba-tiba hujan sangat deras. Dasar hujan sialan. Kami memutuskan untuk menunggu sebentar dengan duduk di lobi karena sangat tidak memungkinkan untuk bisa mengendarai mobil di cuaca seperti ini.
"Aku benci hujan," kataku tiba-tiba. Entah kenapa kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutku
"Aku juga," katanya.
"CEO-nim juga? Benar sekali. Kalau saja hari itu tidak hujan maka aku tidak akan dipecat dari Park Company. Dan JiMin tidak akan memutuskanku. Hari itu juga setelah aku melakukan wawancara di sini, aku melihat JiMin bersama tunangannya, saat itu hujan turun juga. Aku sangat membenci hujan," jelasku tanpa sadar.
"Kau lucu juga. Tapi setidaknya kau sekarang berada di posisi yang lebih baik kan? Kita juga dipertemukan oleh hujan. Dan kurasa itu momen yang cukup baik," ucap SeokJin.
"Bisa jadi. Bagaimana denganmu CEO-nim? Kenapa kau membenci hujan?" tanyaku padanya.
"Aku? Hm, kurasa karena hujan merenggut nyawa orang yang kukasihi." Aku terdiam. Sepertinya aku bertanya pertanyaan yang salah. "Tidak usah merasa bersalah. Akhir-akhir ini aku merasa lebih baik karena kehadiranmu. Go HyeRi adalah kekasihku. Dia tewas karena kecelakaan mobil yang parah tepat di hari kami akan bertunangan. Hari itu hujan cukup deras. Hal pertama yang kuingat setelah aku mendengar berita kematiannya adalah hujan deras. Kurasa sejak saat itulah aku jadi setengah membenci hujan. Karena hujan mengingatkanku pada Go HyeRi."
"Aku turut berdukacita," ucapku prihatin. Pasti dia sedih sekali.
"Terima kasih. Sejak orang tuaku tahu HyeRi tewas, mereka berusaha menjodohkanku dengan Jang MyoRi. Yah, sejak awal mereka memang sedikit tidak menyukai HyeRi. Di hari kita bertemu itulah mereka memberitahuku bahwa aku akan dijodohkan dengan MyoRi. Hah, akhirnya aku bisa menceritakan semua ini pada orang lain," ucapnya sembari menatapku.
"Terimakasih karena sudah mau bercerita. Anda hebat bisa bertahan dari hal yang berat seperti itu. Tapi bolehkan aku bertanya satu hal?" tanyaku.
"Apa itu?"
"Kenapa anda memutuskan untuk menerimaku di perusahaan ini?"
SeokJin terdiam cukup lama. Hingga akhirnya, "karena kau mengingatkanku pada HyeRi. Aku pernah berkata padamu kan? Dari caramu berbicara, kesukaanmu, gaya berpakaianmu, bahkan senyummu juga. Kau sedikit mirip dengannya."
"Hanya karena itu?" entah kenapa hatiku sedikit berdenyut mendengar jawabannya itu.
"Hm, tidak juga. Selain itu kau adalah teman dari Min YoonGi. Partner perusahaanku. Bagaimana aku bisa menolakmu? Lagipula kau cukup berbakat dalam berbagai hal," katanya mantap.
Aku tersenyum. "Terima kasih," ucapku. Entah kenapa dia terlihat sedikit kikuk.
"Ah, hujannya sudah berhenti. Ayo pulang," ajaknya.
🌧️
Dua bulan berlalu. Hari ke hari semakin baik. Kini aku sangat mencintai pekerjaanku. Semua orang di Kim Corporation mengapresiasiku. Mereka berkata bahwa usahaku perlu diacungi jempol.
Bahkan kurasa Direktur Utama Kim, ayah SeokJin, mulai menyukaiku. Dia tidak lagi menatapku dengan sinis.
Namun aku dan SeokJin masih membenci hujan. Hanya terkadang kami merasa lebih baik karena kehadiran satu sama lain. Walau disisi lain aku yakin kami cukup bersyukur karena hujanlah yang mempertemukan kami.
🌧️
Hari ini tepat enam bulan sudah aku bekerja di Kim Corporation. SeokJin mengajakku makan malam di restoran. Tapi aku menolak dan mengatakan bahwa lebih baik kita makan ayam dan minum soju saja. Tak kusangka dia menyetujuinya.
Di apartemennya kami sudah memesan ayam dan soju. Kami langsung memakannya. Sambil minum, kami berdua bercakap-cakap.
"Kau sangat mirip dengan HyeRi saat ini," katanya.
Nyut. Aku tahu aku mirip dengannya tapi jika dia sudah berkata seperti itu rasanya hatiku sedikit sakit. Kurasa aku menyimpan sedikit rasa padanya. "Haha, benarkah?"
Dia tersenyum. Ah kurasa tanpa minum soju sebanyak 5 botolpun aku sudah mabuk karena senyumannya.
"Ehm aku mau ke toilet sebentar," aku mencuci tanganku. Aku menatap wajahku di cermin.
Semirip itukah aku dengan Go HyeRi hingga kau tidak bisa melihat Lee EunJi?
Saat aku keluar dari kamar mandi, SeokJin ada di depan pintu. "Maaf aku terlalu lama di toilet," kataku sembari menyingkir.
Brak. SeokJin menekanku ke pintu yang tertutup. Dia mendekatkan wajahnya padaku. Dia pasti sedang teringat pada HyeRi saat ini. Kami sudah biasa seperti ini. Biasanya dia menatapku dari dekat karena sedang merindukan HyeRi. "Kau merindukannya lagi?" tanyaku sendu.
"Hei, Lee EunJi," ucapnya membuatku terkejut. Dia tidak pernah menatapku sambil menyebut namaku seperti ini.
"Aku melihatmu sebagai Lee EunJi saat ini. Bukan Go HyeRi."
🌧️
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain [✓]
FanfictionKisah dua orang yang sama-sama membenci hujan karena alasannya masing-masing. Namun pada akhirnya mereka dipertemukan dan dipisahkan oleh hujan. "Hai tuan, perkenalkan namaku Lee EunJi. Namamu siapa?" "Apa urusanmu, nona?" [Kim Seokjin X OC]