Afterwards

2.9K 225 6
                                    

2 tahun kemudian.

"Lee EunJi! Jangan terlalu lama di kamar mandi! Kau tidak mau membuatnya menunggu terlalu lama kan?" teriak eomma dari luar.

"Ne," jawabku.

Hari ini hari yang aku dan SeokJin tunggu. Seperti yang kalian duga, ini adalah hari pernikahan kami.

Beruntung hari itu aku mengiyakan ajakannya untuk makan malam bersama. Siapa sangka hubungan kami membaik setelah itu, bahkan tanpa diduga keluarganya mau menerimaku sebagai menantu mereka.

Ah, rasanya baru kemarin SeokJin melamarku. Nyatanya itu sudah setahun yang lalu.

🌧️

Aku tegang sekali untuk upacara pemberkatan. Banyak orang datang, bahkan JiMin juga.

Yah, bagaimana tidak? SeokJin adalah CEO dari perusahaan ternama di Korea, kalau dia tidak mengundang koleganya bisa-bisa hubungan bisnis mereka hancur.

Kulihat SeokJin sudah menunggu di altar.

Sial. Dia tampan sekali memakai setelan berwarna hitam.

"Pengantin wanita memasuki ruangan."

Aku berjalan menuju altar digandeng appa. Aku merasa tegang dan takut jatuh walaupun kemarin sudah latihan memakai heels ini.

"Jangan khawatir, appa akan memegang tanganmu kalau kau jatuh."

Aku tersenyum.

Semua orang tersenyum juga melihatku. Terutama SeokJin. Dia menatapku. Tampaknya dia terharu?

Sampai di depan altar, appa menyerahkan tanganku pada SeokJin dan berkata "jaga dia," sambil tersenyum.

SeokJin balas tersenyum. Dia menatapku sejenak. "Kau cantik."

🌧️

"Will you, Kim SeokJin, take Lee EunJi to be your wife, to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, till death us do part?" tanya pendeta.

"I do," jawab SeokJin.

"And will you, Lee EunJi, take Kim SeokJin to be your husband, to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, till death us do part?"

"I do," ucapku.

Semua orang bertepuk tangan. Aku tersenyum dan SeokJin menciumku.

🌧️

"Berhenti memandangiku, aku tidak bisa tidur," ucapku.

Semua rangkaian acara hari ini telah selesai. Kami berdua sudah ada di atas kasur, siap untuk tidur.

"Aku masih tidak percaya kau sudah menjadi istriku."

Aku tersenyum.

"Terimakasih sudah menerima tawaran makan malamku waktu itu. Aku tidak bisa membayangkan kalau kau menolaknya."

"Aku juga bersyukur bahwa aku menerima tawaranmu."

Sret. SeokJin naik ke atasku. "Kurasa kita tidak akan tidur malam ini."

"Oh ya?"

"Iya, omong-omong kau mau punya anak berapa? Kalau aku berapapun tidak masalah. Lebih dari 5 juga boleh," ucapnya.

"Gila. Aku cuma mau 3 anak."

"Ya sudah, ayo kita cicil malam ini," sial, hembusan nafasnya di leherku membuat bulu kudukku berdiri.

Aku tersenyum. "Silahkan lakukan Tuan Kim."

Dia tersenyum dan mulai menciumiku. Entah kami akan mengalami berapa malam seperti ini, tapi yang pasti aku tidak akan pernah kehilangan perasaanku padanya.

Sampai kapanpun.

Sampai kapanpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~END~

Rain [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang