"Yun hayukk Starbucks! Let's go.." ujar sill begitu keluar kelas sambil merangkul Yuna.
"Sabar dulu lah, si dua kunyuk itu ikut kita enggak sih. Bentar gue kirimin pesan" kata Yuna.
"Buruan"
"Ahra sama Yoana enggak ikut" ujar Yuna.
"Kenapa? Masih ada kelas?"
Yuna hanya mengangguk sebagai jawaban. Mereka berdua jalan berdampingan menuju mobil Yuna. Starbucks memang tidak terlalu jauh dari kampus mereka, itu menyebabkan banyak anak muda pulang ngampus langsung nongkrong disana.
"Lo kemarin jadi tempat taeyong? Gimana udah sembuh dia?" tanya yuna, lalu ia menjalankan mobilnya.
"Jadi. Kemaren pas gue pulang ya dia udah agak mendingan. Asli Yun muka dia pas sakit kaya mayat hidup tau, pucat banget! Mau nangis gue liatnya" balas sill.
"Dih lebay! Dasar bucin" saut Yuna ketawa, anyink memang.
Setelah sampai, Sill langsung di bagian nyari kursi kosong, sedangkan Yuna yang pesan makanan.
"Lo mau apa?"
"Kaya biasanya lah"
"Ya udah sabar"
"Hmm" .
Sill memainkan ponselnya sambil menunggu Yuna. Cuaca agak mendung mau hujan, menyebabkan suasana juga terlihat lebih gelap.
Taeyong 💚 is calling..
"Halo, kenapa Tae?"
"Dimana?"
"Starbucks Kenapa?"
"Sama siapa?"
"Sama Yuna. Kenapa emang?"
"Oh ya udah . Gapapa, coba lihat arah jarum jam 9"
Sill mengikuti perintah taeyong. Ia langsung melihat arah jarum jam 9, dan mendapati taeyong yang sedang menelpon nya yang menunduk terus senyum.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*Jadoh saya memang ganteng*
Sill tersenyum melihat taeyong. Kapan sih taeyong jelek? Walaupun gaya nya kaya preman saat ini tapi tetap aja ganteng.
"Ganti warna rambut lagi? Ck kebiasaan!"
"Bosan warna itam terus"
"Padahal menurut aku gantengan warna itam loh Tae. Ganteng banget malah" ujar sill
walaupun jarak dekat tetapi tetap saja mereka melanjutkan pembicaraan dari telpon
"Gamau ah, nanti tambah banyak yang naksir"
Sill tertawa pelan mendengar nya.
" engga juga, buktinya dari dulu memang banyak yang suka. Malah lebih cantik lagi, kamu aja matanya rabun. Bisa bisanya milih aku"