BAB 12

29 3 1
                                    

"Iya kebenarannya adalah gue..."ucap Devan terpotong oleh datangnya Andin

"Ehh, ada Alsa, ngapain?, lo sakit muka lo pucet banget Al."ucap Andin

Devin yang melihat kedatangan Andin hanya tersenyum

Alsa mengalihkan pandangannya yang semula mengahadap Devan ke Andin.
"Ohh, iyaa gue cuma mau lihat lo berdua aja, enggak gue cuma mabok tadi hahaaha."bohong Alsa

"ohh, ya udah lo istirahat aja, masih ada 8menit lagi untuk lo istirahat Al."balas Andin
"okee, gue kesana dulu ya Din, Dev."ucap Alsa sebelum pergi meninggalkan Andin dan Devan

Disisi lain Andra sudah menahan emosinya sejak di perjalanannya, yang Andra rasakan sekarang tidak terima dengan perlakuan Devan ke Alsa sejak di perjalanan tadi, namun Andra harus tetap diam, karna ia telah berjanji bahwa ia akan menjauh, kalo Alsa sendiri yang memintannya.

Setelah gue nyamperin Devan gue ngelihat Andra duduk dengan earphone ditelinganya, gue rindu banget sama kejahilan Andra, gue gak bisa gini, akhirnya gue samperin Andra, gue kehilangan sosok sahabat gue, Andra salah satu alasan gue bisa kuat kayak sekarang setelah Devan.

Andra melihat Alsa mendekat padanya, namun Andra berpura-pura tak melihat kehadiran Alsa.

"Ndra."panggil Alsa
Yang dipanggil tidak mengalihkan pandangannya ke Alsa
"Lo masih marah sama gue?"tanya Alsa lagi
Andra pun mengalihkan pandangannya.

"gue?marah?"Andra tersenyum miris
"Bukannya elo yamg nyuruh gue jauhi lo Al."sambung Andra

Alsa hanya diam beberapa detik.
"iya gue yang nyuruh lo, tapi gue kehilangan sosok sahabat gue, gue rindu kejahilan lo, gue butuh lo Ndra, lo sahabat terbaik gue."ucap Alsa

"kalo lo butuh gue Al, kasih gue kesempatan buat ada dihati lo."jawab Andra

Alsa mengenggam tangan Andra.
"Ndra, lo tau alasan gue gak bisa kasih hati gue ke elo, karna gue gak siap bakalan kehilangan sosok lo dalam hidup gue, coba lo bayangin kalo kita jadian, terus muncul suatu masalah yang ngebuat kita jauh, terus kita putus, gue bukan aja kehilangan sosok pacar, gue juga kehilangan sosok sahabat, dan gue gak siap itu, gue sayang sama lo Ndra, gue udah anggap lo kayak kakak gue sendiri, gue gak siap kehilangan lo kalo kita jadian."ucap Alsa panjang lebar

Andra mencerna setiap perkataan Alsa, jujur hati Andra sakit mendengar pengakuan dari Alsa namun, ia juga tidak bisa memaksakan perasaan Alsa, dan Andra berpikir ada benarnya juga yang dikatakan Alsa.

"Jadi gue mohon Ndra berhenti jauhi gue, kalo awalnya gue yang minta lo jauhi gue, sekarang gue yang minta lo kembali jadi sahabat gue, jadi monyet gue, gue pengen lo beliin gue es krim lagi, gue kehilangan sosok lo Ndra."ucap Alsa

Tanpa babibu, Andra memeluk Alsa yang dibalas oleh Alsa, setelah melepaskan pelukannya.
"gue pernah bilangkan sama lo Al, gue akan ngejauh kalo lo yang minta, kalo gitu ayo kita sahabatan, gue akan pendam rasa cinta gue ke elo, benar kata lo kalo kita jadian bisa-bisa lo minta traktiran eskrim tiap hari, abis deh uang jajan gue sebulan."ucap Andra tertawa
Yang dibalas pukulan di kepala Andra oleh Alsa.
Merekapun tertawa bersama seperti biasanya.
-------------------------------------

Hari mulai gelap, semua murid sedang bernyanyi bersama sambil beberapa memasak untuk makan malam.

Alsa sedang duduk menikmati kopi dan suasana alam.
Sampai ia merasa ada seseorang duduk disebelahnya.

Alsa menoleh dan mendapati Devan sedang duduk disampingnya menatap langit dan secangkir kopi ditangannya.
"lo ngapain ke sini Dev?"tanya Alsa

Devan refleks menoleh ke Alsa
"emang kenapa, bukannya seharusnya lo senang ya."jawab Devan seadanya lalu kembali menatap langit.
Alsa hanya terkekeh mendengar kalimat Devan.

Devan [About Him](COMPLETE✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang